Berita Viral

Imbas Budi Arie-Projo Tinggalkan Jokowi, Politisi PDIP Singgung Kasus Judol, Pengamat: Kurang Pas

Inilah imbas sikap politik Projo dan Budi Arie yang kini menarik dukungan mereka terhadap Jokowi. Benarkah terkait kasus judi online?

Kompas.com
TINGGALKAN JOKOWI - Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025). 

“Karena kita tahu, bicara tentang Projo adalah relawan yang paling identik dengan Jokowi. Dulu kita sangat sering mendengarkan Projo selalu mengatakan, merah kata Jokowi merah kata Projo, putih kata Jokowi putih kata Projo, wajar kalau kemudian, ketika Budi Arie bicara … mengubah logo mereka … itu dimaknai sebagai manuver politik,” jelasnya.

Ferdinand Hutahaean, yang sebelumnya aktif di partai lain, menyampaikan bahwa Jokowi saat ini mulai ditinggalkan oleh para kawan-kawannya setelah masa jabatannya berakhir.

“Kita menyaksikan bagaimana teman-temannya Jokowi kini meninggalkan Jokowi. Sebentar lagi Jokowi akan sendirian,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa beberapa yang mundur bukan semata karena politik tetapi karena persoalan hukum:

“Kita melihat seperti Noel loyalis Jokowi yang sudah hilang karena terjerat perkara hukum.”

Salah satu figur yang dimaksud ialah Immanuel Ebenezer (Noel), mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang ditangkap oleh KPK dalam kasus dugaan suap.

Kemudian muncul figur Budi Arie yang kini tersangkut status dan membuat lompatan ke Gerindra.

“Orang-orang oportunis yang meninggalkan Jokowi banyak sekali dan saya tidak bisa sebutkan satu per satu,” tegas Ferdinand.

Pengamat Nilai Kurang Pas

Di sisi lain, pengamat politik dari Trias Politika, Agung Baskoro, mengomentari bahwa langkah Budi Arie yang akan bergabung ke Partai Gerindra seharusnya tidak dilakukan jika Projo ingin mempertahankan identitasnya mendukung Jokowi.

“Harapan saya, sebenarnya konsisten saja bersama Pak Jokowi dan keluarga. Kemudian partainya PSI semacam itu. Projo, Pro Jokowi ya sudah memang seperti itu,” tutur Agung dalam acara On Focus yang tayang di YouTube Tribunnews, Senin (3/11/2025).

Menurut Agung, bila Projo tetap berada di lingkaran Jokowi dan keluarganya, maka posisi mereka akan tetap strategis.

Publik akan melihat bahwa Projo adalah relawan yang tetap berpegang pada nilai.

“Pun dengan demikian … publik akan melihat bagaimana komitmen dan konsistensi Projo sebagai kelompok relawan yang punya value … Apa value-nya itu? Ya jokowisme itu,” ujarnya.

Namun ia mengingatkan bahwa bila nilai ini berubah secara drastis demi kekuasaan atau kepentingan politik lain, maka publik bisa kecewa karena relawan diharapkan menjadi contoh konsistensi dari awal hingga akhir.

Oleh karena itu, jika akhirnya Projo dan Budi Arie benar-benar bergabung dengan Gerindra, maka keputusan tersebut dipandang kurang tepat, terutama bila mereka menghapus semua jejak “Jokowi” dari logo dan identitas mereka.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved