Berita Viral

Beber Fakta Baru Kematian Prada Lucky yang Dianiaya Senior, Ini Sosok Dokter Gde Rastu Adi Mahartha

Terungkap fakta baru dalam sidang kasus tewasnya Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, NTT, Selasa (4/11/2025)

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase PosKupang/Kompas.com Sigiranus Marutho Bere
FAKTA - (kiri ke kanan) Para saksi dihadirkan secara virtual dalam sidang kasus kematian Prada Lucky, di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (4/11/2025). Orang tua Prada Lucky memberikan keterangan dengan latar belakang 17 terdakwa kasus kematian putranya 

Ringkasan Berita:
  • Fakta baru terungkap dalam sidang kasus tewasnya Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/11/2025).
  • Dokter Gde Rastu Adi Mahartha, adalah sosok yang mengungkap fakta tersebut

SURYA.CO.ID - Ada fakta baru yang terungkap dalam sidang kasus tewasnya Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/11/2025).

Fakta tersebut diungkap Gde Rastu Adi Mahartha, dokter spesialis bedah RSUD Aeramo, sekaligus penanggung jawab ketika Prada Lucky datang ke RSUD Aeramo, pada 2 Agustus 2025 lalu.

Dokter Gede Rastu menyebut, pihak RSUD Aeramo mendapat laporan awal bahwa Prada Lucky terjatuh.

"Dilaporkan jatuh dari bukit dengan ketinggian sehingga kita fokus pemeriksaan pada daerah dadanya. Memang sejak awal masuk sudah lakukan rontgen di dada," ungkap Gede, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Ia menjelaskan hal tersebut ketika ditanya Oditur Militer mengenai napas Prada Lucky yang tak normal saat menjalani perawatan medis di RSUD Aeramo.

Saat menerima Prada Lucky, dia diberitahu bahwa kondisinya stabil dengan foto penunjang bagian tubuh almarhum. 

"Saya menganalisa apakah ada tukang yang patah, baik foto dada maupun perut. Saya sendiri juga melihat luka, melalui foto," katanya

Dia mengatakan, pasien diberi obat-obatan seperti infus hingga arahan untuk transfusi darah.

Gede Restu mengaku dirinya sempat berbicara dengan pasien. 

Almarhum sempat mengeluh dengan sistem pernapasan. 

"Nafasnya memang nampak lebih cepat namun masih bisa berkomunikasi dengan baik menyampaikan keluhannya," katanya. 

Seorang dewasa normal, kata dia, per menit bisa 16-20 kali bernafas. Sementara almarhum, mengalami pernafasan lebih cepat dari 22 hingga 26 kali.

Gede berkata, banyak hal yang mempengaruhi itu. 

"Saat itu tidak nampak kelainan di daerah dada. Namun namanya proses sakit itu kan bisa panjang dan bisa mengalami perubahan," kata dia. 

Gede menyebut sempat memeriksa lagi almarhum karena ada nyeri. Dia meminta petugas untuk melakukan observasi karena keluhan sesak nafas bertambah. 

Baca juga: Kelakuan Lettu Ahmad Faisal di Sidang Tewasnya Prada Lucky Bikin Keluarga Kesal: Rasa Tak Bersalah

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved