Gandeng UTM, Bank Neo Commerce Ajak Mahasiswa Waspada Penipuan Digital

Bank Neo Commerce (BNC) menggelar kegiatan literasi keuangan dengan menggandeng FEB Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

|
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
BNC
LITERASI KEUANGAN - Mahasiswa Berprestasi UTM Tahun 2025 & Awardee Bank Indonesia Scholarship, Laurentin Carolin Tiara bersama Head of Fraud Operations PT Bank Neo Commerce Tbk, Vicky Valentino Frickel, dengan moderator, M Boy Singgih Gitayuda SE MM, saat kegiatan literasi keuangan dengan FEB UTM. Dalam kegiatan itu, mereka membahas tantangan mengelola keuangan dan juga waspada terhadap tindak kejahatan di era digital. 

Ringkasan Berita:
  • Bank Neo Commerce (BNC) & FEB Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berkolaborasi gelar literasi keuangan tatap muka/daring untuk mahasiswa.
  • Edukasi fokus pada tantangan era digital: waspada pinjol ilegal, paylater tak bertanggung jawab, & judi online.
  • BNC tekankan pentingnya literasi bagi generasi muda sebagai fondasi kemandirian finansial.
  • Kegiatan dukung program GENCARKAN 2025 & Bulan Inklusi Keuangan OJK.

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menggelar kegiatan literasi keuangan dengan menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Pada kegiatan literasi keuangan yang menyasar mahasiswa sebagai perwakilan generasi muda ini dilakukan secara tatap muka dan daring.

Membahas tantangan mengelola keuangan dan juga waspada terhadap tindak kejahatan di era digital.

Head of Public Relations & Communications PT Bank Neo Commerce Tbk atau BNC, Puji Agung Budiman, mengatakan bahwa ini adalah perdana BNC hadir di Madura untuk membagikan literasi keuangan.

“Era digital saat ini memang sangat memudahkan bagi kita dalam melakukan transaksi sehari-hari dan juga mengelola keuangan. Namun, seperti dua sisi mata uang, ada saja hal negatif yang muncul dari era digital ini," kata Puji, dalam rilisnya Kamis (30/10/2025).

Hal-hal negatif tersebut di antaranya fenomena terkait pinjaman online ilegal, penggunaan paylater yang tidak bertanggung jawab, dan juga maraknya judi online di tengah-tengah masyarakat yang tidak bisa dihindarkan.

"Namun tentunya bisa kami mitigasi,” ujar Puji.

Pengguna Pinjol

Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023, sekitar 78 persen pengguna pinjaman daring memiliki pendapatan sekitar 1-5 juta rupiah.

Berdasarkan survei terbaru tahun 2025, APJII mencatat, 45,15 persen milenial mengaku menggunakan pinjaman online, lebih tinggi dibandingkan 41,44 persen Gen Z.

Sementara itu, Generasi X berada di posisi ketiga dengan 11,75 persen, dan Baby Boomers hanya 1,65 persen.

Fakta ini menunjukkan bahwa utang pinjaman daring bukan hanya masalah individual, tetapi juga fenomena yang telah merata di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda dan dewasa.

Head of Fraud Operations BNC Tbk, Vicky Valentino Frickel, dalam sesi talkshow mengatakan, BNC sebagai salah satu pelaku usaha jasa keuangan selalu berperan aktif dalam mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.

"BNC menaruh perhatian besar terhadap edukasi keuangan khususnya bagi kalangan generasi muda, karena kami percaya bahwa literasi keuangan, terutama di era digital saat ini merupakan fondasi kemandirian finansial bagi generasi muda," tambah Vicky.

Kalangan generasi muda, termasuk  tentunya mahasiswa merupakan kelompok yang paling aktif dalam melakukan transaksi digital, maka dari itu penting bagi mereka untuk memahami risiko yang ada dan menerapkan cara pengelolaan keuangan yang bijak.

Sebagai perwakilan mahasiswa, Laurentin Carolin Tiara, yang akrab disapa Laurent mengatakan, fenomena pinjaman online memang terjadi juga di kalangan mahasiswa, ada teman Laurent yang memang mengajukan pinjaman karena memang kepepet uangnya sudah habis sama sekali.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved