Sumpah Pemuda 2025, Alazka Clic Ajak Siswa SDI Al-Azhar KG Surabaya Perkuat Literasi Budaya

Ringkasan Berita:

• SDI Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya gelar acara ALAZKA CLIC (Culture & Literacy Internation) untuk meriahkan Sumpah Pemuda & Hari Bahasa 2025.
• Acara mendatangkan tamu BIPA UNESA dari berbagai negara (Myanmar, India, Tanzania, dll.) untuk belajar ragam kebudayaan dunia.
• Tanamkan semangat literasi, kolaborasi global; siswa antusias belajar tradisi, makanan, dan pakaian khas negara lain.
• Dorong siswa menjadi warga global, menumbuhkan rasa percaya diri, dan membangun persahabatan antar negara.

SURYA.co.id, SURABAYA - SDI Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya belajar ragam kebudayaan dari tamu-tamu luar negeri melalui acara bertajuk Alazka Clic (Culture and Literacy Internation).

Acara ini mendatangkan tamu BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan tujuan untuk memeriahkan Hari Sumpah Pemuda 2025 serta Hari Bahasa dan Sastra 2025.

Kepala Sekolah SDI Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya, Zuanita Shofia Ade Kurnia MPd, menyampaikan bahwa melalui acara tersebut, sekolah ingin menanamkan semangat literasi dan kolaborasi global sejak dini kepada peserta didik.

Diharapkan para siswa dapa belajar untuk saling menghargai budaya.

Dengan mendatangkan tamu asing, juga bisa memperluas wawasan dunia.

Belajar mengenai budaya, bahasa, kesenian, maupun lagu berbagai negara.

“Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri sebagai generasi muslim yang berakhlak dan berwawasan internasional,” kata Zuanita, Rabu (29/10/2025).

Acara ALAZKA CLIC ini juga bertujuan untuk mengenal keragaman budaya yang ada di dunia serta bisa menjalin persatuan manusia.

“Kami juga berharap para murid dapat menjadi generasi yang lebih terbuka, toleran, dan peduli terhadap keragaman budaya dunia,” ucapnya.

Acara ini mengundang beberapa tamu BIPA Unesa dari berbagai negara, seperti Lu dari Myanmar, Emilie dari Vietnam, Rajab dari Tanzania, Roda dari India, Daphne dari Botswana, dan Gabi dari Ekuador.

“Para peserta didik antusias mendengarkan cerita tentang tradisi dan adat istiadat dari masing-masing negara, juga mengenal makanan dan pakaian khas mereka,” ucap Zuanita.

‎Salah satu narasumber, Rajab dari Tanzania, memberikan kesannya terhadap kegiatan tersebut.

Selain sambutan yang ramah, ia terkesan dengan antusias para siswa yang ingin tahu dan belajar banyak hal tentang kebudayaan negara yang berbeda.

“Senyum dan sambutan hangat mereka membuat saya merasa seperti di rumah, meskipun saya jauh dari negara saya,” ujarnya diterjemahkan.

‎Rajab menikai kegiatan Literasi Budaya Internasional ini adalah program yang bermakna.