Penyekapan di Pondok Aren
Cerita Dramatis Korban Penyekapan di Pondok Aren, Niat Beli Mobil Berujung Disiksa Habis-habisan
Empat orang menjadi korban penyekapan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (11/10/2025). Begini kisah dramatis mereka.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Empat orang terdiri dari tiga pria bernama Indra, Nurul alias Ibenk, Ajit Abdul Majid; dan seorang wanita, Dessi, justru menjadi korban penyekapan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (11/10/2025).
Kejadian ini bermula ketika empat korban hendak bertemu NN di sebuah angkringan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025) pukul 22.30 WIB.
“Apa maksud tujuan pertemuan mereka? Adalah jual beli Mobil, sebuah mobil ya tahun 2021."
"Kemudian korban Itu membayar DP (Down Payment) Rp 49 juta dengan cara transfer ke rekening tersangka N,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi,
Saat memesan makanan, NN datang bersama pelaku lainnya.
Mereka tiba-tiba merampas ponsel dan tas milik para korban.
“Tersangka N dan beberapa tersangka lainnya berteriak, ‘kooperatif! kooperatif!”, sambil langsung memasukkan keempat korban ke dalam mobil,” ujar dia.
Dalam hal ini, Ade Ary tidak menjelaskan apakah transfer tersebut dilakukan saat pertemuan atau sebelumnya.
Ia juga tidak mengungkapkan alasan para pelaku tiba-tiba menculik korban.
Saat berada di dalam mobil menuju rumah di Pondok Aren, mata para korban ditutup dengan kain hitam.
Baca juga: Pro Kontra Kasek Tampar Murid Merokok: Rocky Gerung dan Bro Ron Setuju Copot, Ustad Hadiahkan Umroh
“Setibanya di sana, dibuka tutup matanya oleh para pelaku, kemudian dimasukan ke kamar di lantai dua,” ucap dia.
Dari situ lah, penyiksaan dimulai.
Berikut pengakuan para korban, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunJakarta.
Dessi Diminta Keluar Kamar
Dessi bercerita, dirinya diminta keluar dari kamar penyekapan.
Dari luar kamar, ia mendengar rintihan suaminya yang seperti sedang dicambuk oleh para pelaku.
Indra mengaku tidak tahu bagaimana nasibnya jika polisi tidak datang menyelamatkannya.
“Terima kasih Resmob Polda Metro Jaya yang menemukan keberadaan kami, meskipun kami sudah dipindahkan tempat, langsung mereka tidak lama, cepat menemukan kami,” kata Indra kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).
“Kalau tidak ditemukan Resmob Polda Metro Jaya, tidak tahu nasib kami seperti apa,” lanjut dia.
Disiksa Habis-habisan
Baca juga: Sosok Ustaz Lancip yang Beri Umroh Gratis ke Dini Fitria Kasek Penampar Siswa Merokok di Banten
Selama disekap, mereka mengalami siksaan tanpa henti dari para pelaku, termasuk cambukan yang menyebabkan luka gores dan memar di punggung korban.
“Kaki, paha juga, semua, bibir, kepala pada benjol. Kayak membabi buta,” ucap Indra.
“Karena dipukul, karena dicambuki,” ujar Ajit menimpali.
Menurut Indra, para pelaku menyiksa mereka secara bergantian dengan berbagai macam alat.
“Ada yang pakai selang, ada yang pakai kabel, terus gantungan baju, hanger,” kata Indra.
“Paki hanger yang kawat itu, dipukuli, dicambuk-cambuk semuanya badan yang belakang, pakai rokok gitu kan (disundut),” tambah dia.
Dalam kesempatan ini, Nurul mengatakan, pelaku tidak mempunyai rasa kemanusiaan kepada para korban.
“Kayak bukan manusia, Bang. Saya kayak bukan manusia yang enggak dihargai, kayak hewan, saya ditendang,” ujar Nurul sambil menangis.
Sementara itu, Ajid mengungkapkan penyiksaan berlangsung selama berjam-jam mulai sejak tiba pada malam hari di rumah penyekapan hingga pagi hari.
Para korban hanya diberikan waktu istirahat selama satu hingga dua jam.
"Jam 11 (malam) ya, sampai ke rumah penyekapan. Disiksa sampai subuh itu kan, istirahat sejam, dua jam, disiksa lagi. Pokoknya sebentar-sebentar disiksa pokoknya mah. Sangat kejam sekali itu," ungkap Ajid.
Ada Mobil Berplat Polisi dan Seragam
Di lokasi penyekapan dan penculikan terdapat mobil berpelat dinas Polri.
Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pelat dinas Polri yang terpasang di mobil tersebut merupakan pelat palsu.
"Berdasarkan info dari penyidik, maka pelat nomor yang ditemukan itu adalah palsu," kata Ade Ary, Jumat (17/10/2025).
Selain pelat dinas Polri, terdapat seragam kepolisian di rumah yang menjadi tempat penyekapan.
"Kemudian ini masih dilakukan pendalaman milik siapa seragam tersebut," ujar Kabid Humas.
Ia mengungkapkan, penyidik telah menyita senjata airsoft gun yang diduga digunakan pelaku saat menculik korban.
"Ada juga ditemukan benda yang mirip senjata api, ini airsoft gun yang ditemukan di lokasi penyekapan. Ini juga masih dilakukan pendalaman," ungkap Ade Ary.
Berhasil Kabur
Dessi menceritakan kisahnya saat berhasil dari pelaku.
Keempat korban disekap sejak Sabtu (11/10/2025) malam.
Dua hari berselang sekitar pukul 04.50 WIB, Dessi berhasil melarikan diri.
Ia memanfaatkan situasi ketika para pelaku yang berjaga di rumah penyekapan sedang tertidur pulas.
"Saya waktu Subuh hari Senin jam 4.50 mendapati penjaga sudah pada tidur. Ada empat orang, cewek satu, laki-laki ada tiga, sudah terlelap tidur," kata Dessi dalam video yang diterima, Jumat (17/10/2025).
Dessi mencoba mengendap-endap keluar dari rumah tersebut.
Pintu rumah pun dalam kondisi tidak terkunci.
Ia lalu berusaha membuka gerbang rumah, namun tidak berhasil.
Tak kehabisan akal, Dessi bergerak ke pagar besi yang berada di samping gerbang.
Setelahnya, ia nekat memanjat pagar hingga membuat celananya robek.
"Kebetulan pintu rumah tidak terkunci, saya keluar secara perlahan-lahan, mau buka pintu gerbang susah dibuka," katanya.
"Saya pindah lagi ke samping rumahnya yang pagar besi, saya naik dari situ nekat, lompat, sampai celana saya robek," ungkap Dessi.
Ketika sudah berada di luar rumah penyekapan, Dessi berlari sekencang-kencangnya hingga bertemu seorang kakek yang tengah melintas.
Tak lama kemudian, Dessi bertemu sopir taksi yang membantunya mengantar ke rumah ibu mertuanya di wilayah Cibubur.
"Saya bertemu kakek tua yang jadi penolong saya buat ke jalan Raya, saya sempet tanya 'Ini daerah Pak?' katanya Pondok Aren, Tangerang Selatan," kata Dessi.
"Dari situ saya ketemu Bapak taksi yang baik hati, saya diantar ke Cibubur, terima kasih kepada Bapak Taksi," imbuhnya.
Sesampainya di rumah ibu mertua, Dessi langsung menghubungi sejumlah anggota keluarganya yang berada di Bandung.
Ia pun disarankan untuk segera melapor ke Polda Metro Jaya agar tiga korban lainnya dapat diselamatkan.
"Ya sudah saya nurut omongan kakak saya, saya didampingi ke Polda Metro Jaya buat laporan, sampai secepatnya ditindaklanjuti juga dari SPKT dioper ke Resmob, langsung saya diantar ke TKP. Alhamdulillah semua lancar, berjalan dengan sangat cepat," ujar Dessi.
Korban Menangis Diselamatkan
Berdasarkan video yang diterima, sejumlah anggota polisi berpakaian preman terlihat mendatangi rumah yang menjadi lokasi penyekapan.
Polisi sempat bertanya tentang keberadaan korban kepada beberapa orang yang sedang berkumpul di depan rumah.
Setelahnya, polisi membuka pintu kamar di lantai satu dan menemukan satu korban.
Di kamar lainnya yang berada di lantai dua, polisi kembali menemukan dua korban. Polisi meminta keduanya berbalik badan dan membuka pakaian.
Punggung kedua korban terlihat penuh luka yang diduga akibat disiksa oleh para pelaku.
Ketiga korban tampak terharu dan tak kuasa menahan tangis ketika berhasil diselamatkan oleh polisi.
"Saya dipukulin pakai cambuk, bang," kata salah satu korban sambil menangis.
"Saya dipukulin kepala belakang habis, pakai kabel, pakai selang. Diinjak, dipukul, sampai patah gigi juga," ungkap korban lainnya.
Peranan Para Pelaku
Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, MAM berperan sebagai koordinator lapangan, perencana, eksekutor, penyedia mobil, dan memeras korban.
“Saudari NN itu perannya sebagai koordinator lapangan, kemudian memancing agar korban mau ikut, kemudian memeras korban,” ujar Ade Ary saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (16/10/2025).
Ketiga, VS memerintahkan salah satu tersangka untuk merekam kejadian tersebut, yang videonya kini viral di berbagai akun media sosial.
Selain itu, VS juga bertugas menjaga korban agar tidak melarikan diri serta menyediakan rumah sebagai tempat penyekapan.
“Kemudian tersangka yang keempat adalah HJE, 25 tahun. Perannya itu ikut menyiksa korban. Kelima, tersangka S, 35 tahun, sebagai eksekutor, menyiksa korban dan juga menyediakan rumah,” ungkap Ade Ary
Keenam, APN sebagai tersangka yang merekam video dan turut membawa empat korban dari wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ketujuh, Z berperan menyiksa korban.
Sementara I sebagai eksekutor, koordinator lapangan, menyediakan mobil, dan juga menyiksa korban.
“Kemudian yang kesembilan, saudara MA ini usianya 39 tahun. Perannya menyediakan rumah,” kata dia.
Sejauh ini penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih memeriksa para tersangka secara intensif terkait hubungan hingga motif tindak pidana.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
penyekapan di Pondok Aren
Meaningful
kasus penyekapan
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Polda Metro Jaya
| Rezeki Nomplok Bu Vina Tetangga yang Bantu Safitri saat Diceraikan Suami PPPK, Nangis Diajak Umroh | :format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Rezeki-Nomplok-Bu-Vina-Tetangga-yang-Bantu-Safitri-saat-Diceraikan-Suami-PPPK-Nangis-Diajak-Umroh.jpg)  | 
|---|
| Rekam Jejak Heru Pambudi, Sekjen Kemenkeu Jadi Sorotan Disindir Purbaya Gara Gara Ponselnya | :format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/heru-pambudi-sekjen-menkeu.jpg)  | 
|---|
| Bawa Hattrick Kemenangan, Ragil Sudirman Bicara Sosok Pelatih Baru Persela Lamongan | :format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/PSS-Sleman-di-Stadion-Surajaya-Lamongan-Sabtu-25102025-Laga-berakhir-2-1-untuk-Persela.jpg)  | 
|---|
| Rekam Jejak Mayor Chk Subiyatno Hakim Sidang Kasus Prada Lucky, Prajurit yang Tewas Dianiaya Senior | :format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Mayor-Chk-Subiyatno-hakim-yang-menyidangkan-kasus-prada-lucky.jpg)  | 
|---|
| Sosok Penyanyi Muda Shanun Rahmani Asal Surabaya : Belajar dan Berkarya Bisa Jalan Bareng | :format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Shanun-menegaskan-posisinya-sebagai-wajah-baru-musik-pop-remaja-Indonesia.jpg)  | 
|---|

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Cerita-Dramatis-Korban-Penyekapan-di-Pondok-Aren-Niat-Beli-Mobil-Berujung-Disiksa-Habis-habisan.jpg)
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/labah-labah-merah-film.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Rekam-Jejak-Erwin-Wakil-Walikota-Bandung-yang-Diperiksa-Kejaksaan-Terkait-Kasus-Dugaan-Korupsi.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kapolda-Jambi-Irjen-Pol-Krisno-H-Siregar.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Purbaya-dan-Jaksa-Agung-ST-Burhanuddin.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Usai-Sidak-Aqua-hingga-Heboh-Dugaan-Sumber-Airnya-Dedi-Mulyadi-Kini-Sarankan-Pindah-Kantor-Pusat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Sosok-Muhidin-Gubernur-Kalsel-yang-Sindir-Menkeu-Purbaya-Koboi-Salah-Tembak-Soal-Dana-Triliunan.jpg) 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.