Berita Viral

Sepak Terjang Bjorka dan Aktivitasnya di Dark Web, Tak Cuma Bobol 4,9 Juta Data Nasabah Bank Swasta

Pemuda 22 tahun berinisial WFT ditangkap usai mengaku Bjorka dan meretas jutaan data nasabah bank. Inilah sepak terjangnya.

Kolase Kompas.com
HACKER BJORKA - Kolase foto pemilik akun X Bjorka dengan username @bjorkanesiaaa, WFT (22), yang ditangkap terkait kasus dugaan pembobolan 4,9 juta data nasabah salah satu bank swasta di Indonesia. 

Apakah WFT Adalah Bjorka?

Satu pertanyaan besar masih menggantung: apakah WFT benar-benar sosok Bjorka yang sempat membuat heboh Indonesia beberapa tahun lalu?

“Mungkin, jawabannya saya bisa jawab, mungkin. Apakah Bjorka 2020? Mungkin. Apakah dia Opposite 6890 yang dicari-cari? Mungkin,” kata Fian.

Ia menekankan, di dunia siber ada istilah everybody can be anybody. Polisi masih terus mendalami bukti digital untuk memastikan identitas asli pelaku.

“Kami perlu pendalaman lebih dalam lagi terkait dengan bukti-bukti yang kami temukan, baik itu data-datanya, jejak digitalnya, sehingga itu bisa kita formulasikan. Saya belum bisa menjawab 90 persen, tetapi kalau anda tanya sekarang, saya bisa jawab, mungkin,” pungkasnya.

Kasus penangkapan WFT ini kembali mengingatkan kita bahwa keamanan data pribadi di era digital tidak bisa dianggap remeh. Fakta bahwa seorang pemuda tanpa latar belakang pendidikan IT formal bisa mengakses, memperjualbelikan, bahkan mencoba memeras dengan jutaan data sensitif, menunjukkan adanya celah besar dalam sistem keamanan siber di Indonesia.

Fenomena ini juga menegaskan bahwa literasi digital masyarakat masih perlu ditingkatkan. Banyak orang mungkin belum menyadari bahwa data yang mereka berikan dengan mudah di aplikasi atau platform digital bisa saja berpindah tangan ke pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dari sisi lain, kasus ini menjadi alarm bagi sektor perbankan dan perusahaan swasta untuk lebih serius berinvestasi pada sistem keamanan siber. Tidak cukup hanya mengandalkan regulasi, tetapi juga harus ada kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga masyarakat, agar kejahatan digital seperti ini tidak terus berulang.

Sebagai penulis, saya melihat bahwa kasus WFT hanyalah satu contoh kecil dari betapa rentannya keamanan data di dunia maya. Dunia digital memang memberi peluang, tetapi sekaligus membuka pintu bagi ancaman yang tidak boleh diremehkan.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved