Berita Viral

Belum Lama Disindir Menkeu Purbaya, Kilang Minyak di Dumai Terbakar Lagi hingga Picu Protes Warga

Belum lama disindir Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa soal kebakaran kilang minyak, terulang lagi kejadiannya. 

Editor: Musahadah
kolase TV Parlemen/tribun pekanbaru
KEBAKARAN - Foto kanan: Api membumbung tinggi saat kebakaran di kilang minyak di Dumai pada Rabu (1/10/2025). Foto kiri: Menkeu Purbaya saat menyinggung soal kebakaran kilang minyak dalam rapat kerja dengan DPR pada Selasa (30/9/2025). 

SURYA.co.id - Belum lama disindir Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa soal kebakaran kilang minyak, terulang lagi kejadiannya. 

Kali ini kebakaran terjadi di kilang minyak Pertamina di Dumai, Riau, pada Rabu (1/10/2025) sekira pukul 21.00 WIB.

Suara dentuman memecah keheningan kawasan Dumai Timur, diikuti kobaran api besar dari dalam kilang.

Getaran pun terasa hingga ke permukiman.

Kebakaran kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) itu akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 23.20 WIB.

Baca juga: 4 Kritikan Keras Menkeu Purbaya ke Pertamina hingga Ucap Malas-malasan dan Ancam Pangkas Anggaran

Kilang minyak adalah fasilitas industri yang kompleks tempat minyak mentah diolah dan dimurnikan menjadi berbagai produk bernilai tinggi yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat atau menjadi bahan baku industri lain.

Kebakaran ini memantik kemarahan warga setempat.

Ratusan orang berdesakan di Jalan Putri Tujuh untuk menyampaikan protes, tepat di depan gerbang kilang.

Mereka meluapkan kemarahan atas insiden yang mereka anggap berulang kali mengancam keselamatan.

“Siapa bertanggung jawab? Seharusnya tingkatkan pengawasan, jika meledak semuanya gimana,” teriak Edi, salah seorang warga, di hadapan petugas Pertamina yang berjaga, dikutip dari TribunPekan.com, Kamis (2/10/2025).

Mereka menolak kembali ke rumah sebelum mendapat penjelasan jelas mengenai penyebab kebakaran. 

“Kami sudah muak dengan kejadian seperti ini,” seru warga lain yang emosinya memuncak.

Pada 1 April 2023, kilang Dumai juga meledak dan terbakar.

Ledakan itu menyebabkan sembilan pegawai terluka karena terkena pecahan kaca di lokasi kejadian.

Akibat kejadian tersebut, sebagian kilang berhenti berproduksi.

Rumah warga terdekat juga banyak yang mengalami rusak ringan dengan kaca pecah dan sebagian plafon roboh.

Selain itu, fasilitas rumah ibadah dan sekolah juga mengalami kerusakan.

Kala itu, Kilang Dumai baru mulai berfungsi kembali secara bertahap pada 13 April 2025.

Berdasarkan situs PT Kilang Pertamina Internasional, Kilang Dumai terdiri dari 2 unit kilang, yaitu Kilang yang beroperasi di Dumai, Riau, dan di Sungai Pakning, Riau.

Kilang yang pertama dibangun adalah Kilang Sungai Pakning yang dimulai konstruksinya pada 1969.

Kemudian, disusul oleh Kilang Dumai yang dimulai konstruksinya pada 1981.

Kilang Dumai merupakan Kilang Pengolahan Minyak terbesar ketiga di Indonesia dengan tingkat kompleksitas / NCI 7.5.

Kilang ini memiliki kapasitas total sebesar 170 MBPOD dengan output produk yaitu Solar, Avtur, Pertalite, Pertadex, MFO-LS, LSFO,  UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG dan Green Coke.

Kilang Dumai diklaim memasok 16 persen kebutuhan energi nasional, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan sebagian wilayah Kalimantan.

Sindiran Menkeu Purbaya

KRITIK - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik keras Pertamina hingga menyebut malas-malasan dan ancam pangkas anggaran.
KRITIK - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik keras Pertamina hingga menyebut malas-malasan dan ancam pangkas anggaran. (kolase TV Parlemen/tribunnews)

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, pada Selasa (30/9/2025), Purbaya sempat menyindir soal kebakaran kilang minyak. 

Awalnya Purbaya meminta DPR sebagai fungsi legislatif, ikut mendesak Pertamina agar segera membangun kilang minyak baru supaya APBN tidak jebol. 

"Dari saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol (Pertamina), karena kita rugi besar. karena kita impor dari mana dari Singapura.

"Mereka bilang iya tapi ke depan akan jadi, sampai sekarang enggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan," ucap Purbaya mengungkit soal beberapa insiden kebakaran di kilang Pertamina beberapa waktu terakhir. 

Dalam rapat kerja itu, Purbaya juga menyinggung soal rencana pembangunan kilang minyak yang tidak kunjung direalisasikan Pertamina.

Baca juga: Sosok Manik Marganamahendra yang Kritik Aksi Koboi Menkeu Purbaya Batalkan Kenaikan Cukai Rokok

Purbaya menilai hal itu karena Pertamina bermalas-malasan. 

"Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuman pertaminanya malas-malesan saja," kata Purbaya dikutip dari siaran TV Parlemen, Rabu (1/10/2025).

Dijelaskan Purbaya, pembangunan kilang minyak baru dibutuhkan untuk mengangkat produksi BBM dalam negeri, sehingga bisa mengurangi ketergantungan impor BBM yang membebani APBN.

Karena tidak ada kilang minyak baru sehingga berdampak pada besarnya impor. 

Dan ini mengakibatkan subsidi BBM terus membengkak karena volume impor BBM terus naik dari tahun ke tahun. 

Tingginya impor BBM juga berdampak buruk pada neraca perdagangan Indonesia.

"Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun, BBM tuh solar, diesel, kita banyak impornya sampai puluhan miliar dollar setahun," beber Purbaya. 

Yang bikin dirinya tidak habis pikir, kondisi ini seolah dibiarkan bertahun-tahun. APBN pun tersedot untuk menyubsidi BBM impor yang terkadang harganya melonjak tinggi.

"Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut sudah puluhan tahun kan. Kita pernah bangun kilang baru enggak, enggak pernah," ucap Purbaya.

Purbaya lalu mengungkit soal janji Pertamina untuk membangun 7 kilang baru dalam 5 tahun pada 2018 silam, namun hingga sampai sekarang sudah 7 tahun berlalu, tak satu pun kilang dibangun.

Pada 2018, Purbaya saat itu menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di bawah Luhut Binsar Pandjaitan, sehingga tugasnya kerap bersinggungan dengan Pertamina.

Padahal saat itu, kata Purbaya, terdapat investor asal China yang menawarkan diri untuk membangun kilang baru di Indonesia, dengan tawaran Pertamina harus membeli produk mereka.

Investor China tersebut juga menjanjikan ke Pertamina, bahwa bila sudah beroperasi selama 30 tahun, maka kilang minyak tersebut bisa diambil alih Pertamina secara cuma-cuma.

Kendati demikian, tawaran investor China itu ditolak oleh Pertamina.

Saat itu, Pertamina berdalih, mereka sudah merencanakan pembangunan 7 kilang baru, sehingga bila menyetujui proposal dari China, bisa berpotensi mengakibatkan kelebihan kapasitas.

"Mereka (Pertamina) akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu 5 tahun. sampai sekarang kan enggak ada satu pun, jadi bapak tolong kontrol mereka juga," kata Purbaya.

Dalam rapat kerja itu, Purbaya juga melontarkan peringatan keras kepada Pertamina. 

Purbaya menegaskan tak segan memangkas anggaran Pertamina jika terus bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM). 

Dengan posisinya sebagai Menteri Keuangan, ia mengaku akan tegas dalam mengambil langkah. 

“Kalau enggak kita potong saja uangnya, Pak. Saya kan pengawas, kita copot saja Dirutnya,” ujarnya. 

Sebagai informasi, pada APBN 2025 pemerintah mengganggarkan subsidi dan kompensasi untuk tahun 2025 sebesar Rp 498,8 triliun dengan realisasi hingga Agustus mencapai Rp 218 triliun atau sekitar 43,7 persen dari pagu tersebut.

Perlu diketahui pula, realisasi subsidi dan kompensasi energi dipengaruhi oleh fluktuasi ICP, depresiasi nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume barang bersubsidi.

Data per akhir Agustus 2025 juga menunjukkan adanya peningkatan konsumsi berbagai barang bersubsidi hingga Agustus 2025 dimana konsumsi BBM tumbuh sekitar 3,5 persen, LPG 3 kg tumbuh 3,6 persen, pelanggan listrik bersubsidi tumbuh 3,8 persen, dan pupuk mengalami peningkatan sebesar 12,1 persen.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Warga Protes Kilang Minyak Pertamina di Dumai Sering Kebakaran: Jika Meledak Semua Gimana?

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved