Berita Viral

Kejahatan Lain Sindikat Pembobol Rekening Dormant Dwi Hartono Cs Dibongkar Pengacara Ilham Pradipta

Terbongkarnya sindikat pembobolan rekening dormant yang digawangi Dwi Hartono Cs memunculkan fakta-fakta baru. 

Editor: Musahadah
kolase youtube Metro TV
PEMBOBOL BANK - Dwi Hartono dan C alias Ken, tersangka pembobolan rekening dormant ratusan miliar di bank plat merah dan tersangka penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Foto kiri: kuasa hukum Ilham Pradipta, Boyamin Saiman. 

“(Mereka) juga terlibat dalam kasus penculikan terhadap kepala cabang yang saat ini ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro,” imbuh dia.

Peran Ganda Dwi Hartono dan C alias Ken

KEJAHATAN KERAH PUTIH - C alias Ken (kiri) dan Dwi Hartono (tengah) tak hanya terlibat penculikan dan pembunuhan bos bank plat merah Mohamad Ilham Pradipta. Keduanya juga terlibat pembobolan rekening dormant Rp 204 miliar.
KEJAHATAN KERAH PUTIH - C alias Ken (kiri) dan Dwi Hartono (tengah) tak hanya terlibat penculikan dan pembunuhan bos bank plat merah Mohamad Ilham Pradipta. Keduanya juga terlibat pembobolan rekening dormant Rp 204 miliar. (kolase tribun jakarta/kompas.com)

Dalam jaringan pembobolan rekening, Candy alias C alias Ken berperan sebagai mastermind.

Ia mengklaim kelompoknya merupakan bagian dari Satuan Tugas Perampasan Aset untuk menipu korban.

Sementara itu, Dwi Hartono bertugas membuka blokir rekening dan memindahkan dana yang dibekukan.

“Sejak awal Juni 2025, sindikat ini melakukan pertemuan dengan kepala cabang pembantu salah satu Bank BNI di Jawa Barat untuk merencanakan pemindahan dana pada rekening dormant,” ungkap Helfi.

Selain keduanya, polisi juga menetapkan tujuh tersangka lain dengan peran berlapis:

AP (50), kepala cabang pembantu bank, memberi akses ke aplikasi core banking system.

GRH (43), consumer relations manager, jadi penghubung antara sindikat dan pihak internal bank.

DR (44), konsultan hukum, merancang strategi eksekusi sekaligus memberi perlindungan.

NAT (36), mantan pegawai bank, melakukan akses ilegal dan transfer dana ke rekening penampungan.

R (51), mediator sekaligus penerima aliran dana.

TT (38), fasilitator keuangan ilegal dan pengelola hasil kejahatan.

IS (60), penyedia rekening penampungan hasil pembobolan. 

Keterlibatan Candy dan Dwi Hartono tak hanya berhenti di kasus perbankan.

Mereka juga disebut sebagai dalang penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta, kepala KCP bank BUMN.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menegaskan, motif penculikan berkaitan dengan rencana pemindahan dana dari rekening dormant.

“Para pelaku berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan. Namun untuk itu, mereka memerlukan otoritas dari kepala bank,” jelasnya.

Pertemuan antara Candy dan Dwi pada Juni 2025 menjadi titik awal rencana penculikan.

Dengan bantuan tim IT dan sejumlah eksekutor, mereka menargetkan Ilham agar bisa melancarkan akses ke sistem bank.

Polda Metro Jaya mencatat, ada 18 orang yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Ilham, yakni 15 warga sipil dan 2 prajurit Kopassus, sementara 1 orang sipil masih buron.

Adapun struktur jaringan penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta, yakni:

Dalang (mastermind): Candy alias Ken, Dwi Hartono, AAM alias A (38), dan JP (40).

Eksekutor penculikan: Erasmus Wawo (27), REH (23), JRS (35), AT (29), dan EWB (43).

Militer terlibat: Kopda FH (32) menyediakan tim penculik, Serka N (48) merekrut eksekutor atas perintah Dwi Hartono.

Eksekutor penganiayaan: JP, MU (44), dan DSD (44).

Kelompok surveillance: Wiranto (38), Eka Wahyu (20), Rohmat Sukur (40), dan AS (25), yang bertugas membuntuti korban sebelum dieksekusi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peran Ganda Dwi Hartono: Dalang Penculikan Kacab Bank BUMN dan Pembobol Rekening Dormant"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved