Berita Viral

Beda Makna Pidato Prabowo Subianto dan Trump di Sidang Umum PBB, Pakar: Seperti Pro dan Kontra

Pakar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana membeberkan perbedaan makna pidato Prabowo Subianto dan Donald Trump di Sidang Umum PBB.

Kolase Facebook The White House - Setpres RI
PIDATO PRABOWO - Kolase foto Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto. 

SURYA.co.id - Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana membeberkan perbedaan makna pidato Prabowo Subianto dan Donald Trump di Sidang Umum PBB.

Menurut Hikmahanto, pidato Prabowo dan Trump seperti pro dan kontra.

Ia menilai kontras tersebut mencerminkan dua sudut pandang berbeda dalam memandang peran PBB hingga isu global lainnya.

Soal Peran PBB

Trump secara terang-terangan mempertanyakan efektivitas PBB dalam meredam konflik dunia. Ia bahkan menekankan bahwa Amerika Serikatlah yang justru berperan menyelesaikan sejumlah konflik internasional, mulai dari Israel–Iran, Kamboja–Thailand, hingga Armenia–Azerbaijan.

Di sisi lain, Prabowo menegaskan bahwa PBB tetap memiliki fungsi vital sebagai penjaga perdamaian dan stabilitas global.

"Bila di-kontra dengan pidato Trump, ini seperti pro dan kontra. Karena Trump menyebut PBB tidak berguna, namun sebaliknya Prabowo," ujar Hikmahanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
Isu Perubahan Iklim.

Perspektif yang berbeda juga muncul dalam isu perubahan iklim.

Trump menyebut krisis iklim tidak lebih dari “penipuan terbesar sepanjang sejarah” atau "greatest con job ever perpetrated on the world".

Sementara itu, Prabowo dalam pidatonya menegaskan bahwa perubahan iklim nyata adanya.

Ia mencontohkan, Indonesia termasuk salah satu negara yang langsung merasakan dampak dari fenomena global tersebut.

Konflik Israel–Palestina

Perbedaan paling tegas tampak dalam isu Palestina. Trump menggunakan forum PBB untuk mengkritik negara-negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Prabowo justru menegaskan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan mengusung solusi dua negara (two state solution).

"Namun Presiden menyampaikan bahwa Israel akan diakui apabila Palestina diakui terlebih dahulu, ini masih in line dengan two state solution," jelas Hikmahanto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved