Berita Viral

Kronologi Lengkap Penculikan Bos Bank Plat Merah, Eras Sempat Tolak Kesepakatan dengan Kopda F

Terungkap kronologi lengkap penculikan berujung pembunuhan terhadap bos bank plat merah, Mohamad Ilham Pradita. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase kompas TV
KRONOLOGI - (kiri) Para tersangka penculik bos bank plat merah, Mohamad Ilham Pradita (kiri) Tangkap layar penculikan Ilham di parkiran supermarket kawasan Jakarta 

SURYA.CO.ID - Terungkap kronologi lengkap penculikan berujung pembunuhan terhadap bos bank plat merah, Mohamad Ilham Pradita

Penculikan Ilham melibatkan oknum TNI inisial Kopral Dua (Kopda) FH, yang kini sudah berstatus tersangka. 

“Terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com

Kopda F berperan sebagai perantara dengan mencari orang untuk menculik Ilham.

“(Tetapi) saat kejadian tersebut statusnya (Kopda FH) sedang dicari oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin dinas,” ungkap Donny.

Bagaimana kronologi penculikan Ilham?

Kuasa hukum dari seorang tersangka bernama Eras, Adrianus Agal, menjelaskan bahwa kasus ini bermula ketika kliennya mendapat telepon dari Kopda F, Senin (18/8/2025).

Kopda F mengajak Eras bertemu di sebuah kantin wilayah Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025).

Ia kemudian menawarkan pekerjaan.

“Eras sudah kenal sama F jauh sebelum kejadian dan F ini oknum aparat,” kata Agal saat dihubungi, Jumat (12/9/2025).

Pukul 09.00 WIB, Kopda F bertemu Eras dan teman-temannya, kemudian menawarkan pekerjaan.

“Bahwa oknum F menjelaskan kepada Eras terkait pekerjaan yang dimaksud tersebut adalah untuk menjemput paksa (menculik) korban,” ungkap Agal.

Baca juga: 5 Peran Oknum TNI Kopda F di Penculikan Bos Bank Plat Merah, Arahkan hingga Potong Bayaran Penculik

Eksekusi

Pada Rabu (20/8/2025), hari eksekusi penculikan Ilham, Eras bersama kawan-kawan kembali bertemu dengan FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB.

Saat pertemuan, FH menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham.

Jika rencana itu berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai “tangan kanan bos”.

“Dan nanti korban akan diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, dan oknum F menjelaskan ada tim lain yang sedang mengikuti korban,” ucap Agal.

Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, F disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan Ilham di supermarket wilayah Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Oleh karena itu, FH memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi. Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekira pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.

Sekira pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya.

Saat Ilham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menariknya lalu memaksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban.

Kesepakatan Berubah

Setelah menculik Ilham, para pelaku keluar dari area parkir supermarket.

“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum F mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” jelas dia.

Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ia pun bertolak ke Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB."

"Bahwa sekitar pukul 19.00 WIB, korban dibawa oleh tangan kanan bos,” ucap Agal.

 

Eras dan kawan-kawan serta FH bergerak menuju sebuah sport center di Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih.

Setiba di sana, F menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan. Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal.

Dalam kesempatan ini, Agal membantah Eras hendak melarikan diri ke kampung halamannya saat ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025). Eras disebut meninggalkan Jakarta karena hendak mengikuti acara adat.

“Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukkan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ungkap dia.

“Pada saat itu juga Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum F, dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal."

"Berulang kali Eras menelepon, namun tidak tersambung,” tambah dia.

Namun, kronologi ini belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Polda Metro Jaya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved