Surabaya Darurat Kekurangan Guru
Program 'Surabaya Mengajar' Jadi Solusi Jangka Pendek Dindik Surabaya Atasi Kekurangan Guru
Pemkot Surabaya menyiapkan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan sekitar 1.900 guru di sekolah negeri.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Pemkot Surabaya menghadapi kekurangan sekitar 1.900 guru di sekolah negeri akibat tingginya angka pensiun tahunan.
- Solusi Jangka Pendek: Memperkuat kolaborasi dengan kampus melalui program Surabaya Mengajar.
- Solusi Jangka Panjang: Pemkot telah mengusulkan formasi guru baru ke pemerintah pusat untuk pemenuhan bertahap hingga tahun depan.
- Dindik Surabaya memastikan tidak ada pergeseran jam mengajar antar guru; sekolah diminta melakukan penataan internal sambil menunggu ketersediaan guru baru.
SURYA.co.id | SURABAYA — Pemkot Surabaya menyiapkan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan sekitar 1.900 guru di sekolah negeri.
Sebagai solusi jangka pendek, Pemkot Surabaya memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi melalui program Surabaya Mengajar.
Baca juga: Ketua Komisi D dr Akmarawita Kadir: Surabaya Defisit Guru Padahal sedang Bangun 3 SMPN Baru
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, Yusuf Masruh, menjelaskan bahwa kebutuhan guru yang besar tidak terlepas dari tingginya angka pensiun setiap tahun.
Kondisi ini menyebabkan sejumlah sekolah kekurangan guru kelas maupun guru mata pelajaran, baik SD maupun SMP.
"Soal kekurangan tenaga guru, itu karena pensiunnya yang terus berjalan," kata Yusuf ketika dikonfirmasi di Surabaya beberapa waktu lalu.
Yusuf mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Surabaya.
Kolaborasi dengan Kampus
Pemkot mengusulkan tambahan rekrutmen pengajar.
"Untuk mengantisipasi, kita sudah koordinasi dengan perguruan tinggi. Ada program Surabaya Mengajar dan juga sudah koordinasi dengan pusat. Mudah-mudahan formasinya segera bisa tersedia,” kata Yusuf.
Program Surabaya Mengajar menjadi salah satu upaya cepat yang kini dijalankan Dindik.
Program ini melibatkan mahasiswa tingkat akhir serta peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari berbagai kampus, seperti Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jawa Timur, Universitas Surabaya, hingga beberapa kampus lain di Kota Pahlawan.
Mahasiswa ditugaskan di sekolah untuk membantu proses belajar mengajar.
“Surabaya Mengajar itu dari teman-teman perguruan tinggi, mahasiswa akhir dan mahasiswa PPG. Mereka bantu di sekolah untuk mengisi kekurangan guru sementara,” jelas Yusuf.
Ia menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa yang diterjunkan bisa mencapai 1.000 orang per semester.
Jumlah ini mengikuti perhitungan beban SKS kampus masing-masing.
Kehadiran mahasiswa ini dinilai mampu meringankan beban sekolah, terutama guru kelas yang memiliki jam mengajar 24 jam dalam satu kelas.
“Guru kelas ini kan rawan karena jam mengajarnya include dengan satu kelas, beda dengan guru bidang studi yang bisa menambah jam mengajar dari kelas lain Kalau guru kelas sampai kurang, akan terjadi double shift. Karenanya, keberadaan mahasiswa sangat membantu,” jelas Yusuf.
Kolaborasi dengan kampus tersebut menjadi solusi jangka pendek di samping pihaknya terus berkoordinasi dengan pusat.
Saat ini, Pemkot Surabaya telah mengajukan formasi guru baru ke Kementerian.
Usulan tersebut termasuk formasi ASN, PPPK, serta guru pendamping khusus (GPK) untuk sekolah inklusi.
"Sebenarnya kita sudah menyampaikan ke kementerian. Harapannya nanti bisa di ASN atau PPPK, kita mengikuti ketentuan dari sana,"' ucap Yusuf.
Pada proses pengangkatan terakhir Oktober lalu, sebanyak 230 guru PPPK segera mendapat SK.
"Selain itu, kebutuhan GPK (untuk sekolah inklusi) juga sudah kami usulkan, kemarin sekitar 200 orang,” terang Yusuf.
Dengan kombinasi penambahan formasi baru dan penguatan kolaborasi dengan perguruan tinggi, Pemkot menargetkan kebutuhan guru dapat dipenuhi secara bertahap hingga tahun depan.
"Harapannya tahun depan bisa terisi semuanya. Tapi hitungannya tetap kita koordinasikan dengan pusat," ujar Yusuf.
Yusuf memastikan tidak ada wacana pergeseran jam mengajar antar guru untuk menutup kekurangan.
Menurutnya, ketentuan jam efektif belajar telah diatur dari pemerintah pusat dan tidak bisa diubah.
Namun, ia meminta sekolah untuk melakukan penataan internal agar pembelajaran tetap berjalan optimal sambil menunggu tambahan tenaga pendidik.
"Kalau pergeseran jam, tidak. Strukturnya sudah dihitung dan ketentuannya sudah ada dari provinsi maupun pusat. Jam efektif dalam satu semester juga sudah ada aturannya,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa guru adalah profesi yang memiliki peran penting dan langsung bersinggungan dengan peserta didik sehingga pemenuhannya menjadi prioritas Pemkot.
“Guru itu tugas langsung (menghadapi) ke anak-anak. Contohnya, guru [dengan jumlah] lengkap saja, [hendak] izin sebentar bisa bingung. Maka, ini jadi perhatian kami,” tuturnya.
Yusuf berharap program Surabaya Mengajar dapat berjalan optimal dan menjadi jembatan hingga formasi baru diterima.
"Mudah-mudahan mahasiswa yang bergabung dalam Surabaya Mengajar bisa maksimal membantu kekosongan guru tahun ini," katanya.
Surabaya saat ini berpotensi kekurangan guru.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir, menyebut bahwa jumlah kekurangan guru untuk jenjang SMP di Surabaya saat ini mencapai 800 orang, selebihnya adalah kekurangan guru untuk jenjang SD.
"Bisa guru mata pelajaran atau guru kelas. Jika kondisi tidak segera dicarikan solusi bisa berdampak pada proses belajar mengajar pendidikan dasar di Surabaya," kata dr Akmarawita, Senin (16/11/2025).
liputan khusus
Running News
TribunBreakingNews
Surabaya
kekurangan guru
kekurangan guru di Surabaya
Pemkot Surabaya
Dindik Surabaya
Yusuf Masruh
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Meaningful
Multiangle
Eksklusif
Program Surabaya Mengajar
| Ketua Komisi D dr Akmarawita Kadir: Surabaya Defisit Guru Padahal sedang Bangun 3 SMPN Baru |
|
|---|
| Eri Cahyadi Siapkan Solusi Atasi Potensi Kekurangan Guru di Surabaya, Libatkan Banyak Pihak |
|
|---|
| Kekurangan Guru Kelas dan PJOK, SDN Pacarkeling V Surabaya Terpaksa Lakukan Penyesuaian Pembelajaran |
|
|---|
| Surabaya Darurat Kekurangan Guru SD–SMP Negeri, Dindik: Setiap Tahun 360 Guru Pensiun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/SURABAYA-MENGAJAR-Kepala-Dinas-Pendidikan-Surabaya-Yusuf-Ma.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.