Mengatasi Banjir di Sidoarjo

Antisipasi Banjir di Kabupaten Sidoarjo, Normalisasi Sungai Menjadi Kunci

Predikat sebagai Kota Delta disematkan untuk Sidoarjo karena secara gegrafis diapit dua aliran sungai besar

Penulis: M Taufik | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/M Taufik
SAMPAH – Banyaknya sampah yang menumpuk di sejumlah sungai menjadi tugas berat bagi pemerintah untuk membersihkannya. Saking banyaknya sampah, petugas harus mengerahkan alat berat untuk mengeruk sampah di beberapa sungai di Sidoarjo. 

Dia juga memantau sejumlah alat berat yang sedang bekerja melakukan pengerukan dalam program normalisasi oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo. 

Alat berat bergerak membersihkan lumpur yang mengendap di bawah sungai, serta mengangkat tumbuhan liar yang memenuhi permukaan sungai.

"Kita berusaha terus gerak cepat, ini sudah 1,8 kilometer selesai dilaksanakan normalisasi. Jika kurang maksimal, kita akan tambah alat berat," kata Subandi. 

Baca juga: Pj Gubernur: Banjir Sidoarjo di Candi Awet karena Kontur Tanah Rendah dan Pendangkalan Sungai

Sekarang ini, ada sembilan alat berat yang sudah beroperasi melakukan pembersihan sungai.

Jika alat berat tersebut dirasa kurang maksimal, Subandi mengaku akan menyewa  lagi untuk menambah alat berat.

Daerah Prioritas Normalisasi Karena Rawan Banjir

Bupati menegaskan bahwa daerah yang rawan terjadi banjir seperti di Kecamatan Tanggulangin, Taman, Candi dan Porong menjadi prioritas normalisasi. Diharapkan normalisasi bisa tuntas dalam satu bulan ke depan. 

Ya, Sungai Mbah Gepuk kerap menjadi penyebab banjir di kawasan Balonggabus dan Balongdowo, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Utamanya saat musim hujan, sungai yang mengalami pendangkalan tidak mampu menampung air sehingga meluber ke permukiman penduduk.  

Ketika banjir terjadi, rumah-rumah warga dan jalan kampung di sana tergenang.

“Pernah banjirnya sampai seminggu baru kering,” kata M Khoiruman, ketua RT di Desa Balongdowo.

Menurutnya, banjir di sana akibat air sungai meluber. Karena sungai itu posisinya lebih tinggi dari kampung, potensi air meluber sangat tinggi mengakibatkan banjir.  

Pihaknya berharap, pemerintah terus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi banjir di sana. Seperti normalisasi sungai dan sebagainya, supaya banjir tidak terjadi. 

“Atau setidaknya banjirnya tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu lama menggenang di permukiman warga,” harapnya. 

Dalam upaya normalisasi sungai di berbagai lokasi itu, Bupati Subandi mengintruksikan Dinas PUBMSDA dan camat untuk terus berkoordinasi memantau wilayah masing-masing.

Ketika ada persoalan seperti banjir dan sebagainya, supaya bisa cepat disikapi dan dicari solusinya. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved