Liputan Khusus

Mobil Listrik Sudah Dilengkapi Radar Pengaman dan Teknologi Canggih

Mobil listrik justru terbukti aman digunakan di tengah hujan deras. Insinyur pabrikan mobil listrik sudah  memikirkan teknologi canggih

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Fatkhul Alami
tony hermawan/surya.co.id
MOBIL LISTRIK AMAN - Tri Yudiarti, seorang pengacara di Surabaya menunjukkan mobil listrik miliknya. Ia menyebut mobil listrik miliknya tetap aman dan nyaman dipakai saat hujan deras. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Meski listrik identik bahaya saat bertemu air. Mobil listrik justru terbukti aman digunakan di tengah hujan deras. Insinyur pabrikan mobil listrik sudah  memikirkan teknologi canggih untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca ekstrem, termasuk genangan air di musim penghujan.

Hal itu juga dirasakan Tri Yudiarti, pengguna mobil listrik asal Surabaya. Ia biasa menggunakan mobil tanpa emisi untuk aktivitas harian atau ke kantor. Sama sekali tak ada rasa khawatir meski digunakan di tengah hujan deras.

"Saya sudah pakai mobil listrik sejak 2023. Sama sekali saat hujan tidak mogok. Kalau musim hujan seperti ini, umumnya seperti merawat mobil saja, gak ada yang berbeda sama merawat mobil konvensional," ungkap Tri Yudiarti.

Teknologi mobil milik wanita pengacara itu sangat canggih. Semua komponen kelistrikan penting di mobilnya  seperti baterai, inverter tersimpan dalam  tertutup kedap air. Saat hujan, wiper depan bisa menyala otomatis saat mendeteksi air di kaca. Sensornya menyesuaikan kecepatan wiper sesuai intensitas hujan.  Sehingga pengemudi tidak perlu repot mengatur manual.

Untuk meminimalisir kecelakaan, mobilnya juga sudah dilengkapi sensor radar di bumper belakang untuk mendeteksi kendaraan di titik buta atau blind spot. Bahkan tiap sisi vital mobil dilengkapi kamera 360 derajat yang tampilannya bisa terhubung ke dashboard. Sehingga malah membantu saat hujan.

"Mobil saya Hyundai Ioniq 5. Itu kalau di depan atau belakang ada halangan sensor nyala sendiri. Kecepatannya otomatis bisa melambat, sebagai pengemudi saya biasanya mengurangi pijakan pedal gas," ulasnya.

Wanita kelahiran Kediri itu mengaku, lebih suka menggunakan mobil listriknya seharga Rp 900 jutaan itu ketimbang mobil konvensional bergaya off-road yang dimilikinya. Sekali pun saat musim hujan.

Kelebihan mobil listrik, selain pajak tahunan yang tak sampai Rp 200 ribu, adalah kabin yang senyap sehingga lebih nyaman, serta tenaga mobil listrik juga tak kalah ngewes untuk perjalanan luar kota.

Dari segi biaya, ongkos yang dikeluarkan mobil listrik terbilang ekonomis. Mobil miliknya dengan baterai lithium itu kapasitas 84 kWh itu bisa digunakan untuk jarak tempuh sekitar 451 kilometer ke atas. Harga sekali isi daya di  Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tak sampai Rp 100 ribu. Sangat ekonomis jika dibandingkan dengan bahan bakar mobil konvensional.

Hal itu membuatnya merasa aman meski berkendara hujan-hujanan. Hanya satu hal yang masih menjadi kendala. Yaitu pengisian daya.  “SPKLU belum begitu banyak. Sebenarnya hampir di setiap SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ada,
cuma sayangnya fasilitasnya kadang error,” ungkapnya.

 Tri Yudiarti, tidak merasa khawatir mengemudikan mobil listrik miliknya di musim hujan. Ia  sering menempuh perjalanan Surabaya–Malang hingga Yogyakarta. Ada sensasi tersendiri yang membuatnya nyaman mengemudi mobil listrik, seperti kabin yang senyap, getaran yang minim, dan tarikan tenaga yang halus.

Ia juga tidak memiliki persiapan khusus menghadapi musim hujan, selain memastikan kendaraan rutin diservis di bengkel resmi. Selama digunakan dengan benar, mobil listrik tetap aman dan bisa diandalkan di segala kondisi jalan.

“Sama aja kayak mobil biasa. Yang penting gak nekat nerobos banjir tinggi,” ujarnya.

Selain nyaman, biaya operasional mobil listrik juga lebih ringan. Sekali pengisian penuh, mobilnya mampu menempuh jarak hingga 400 kilometer dengan biaya pengecasan sekitar Rp 150 ribu.

Secara tenaga, menurutnya mobil listrik juga tidak kalah dibandingkan mobil konvensional. Bahkan, ia mengatakan, di beberapa aspek mobil listrik miliknya lebih unggul. Karena tak ada suara mesin, sensasinya berkendara jadi lebih anteng. "Enaknya lagi pajak tahunanan juga kecil cuman Rp 200.000, kalau mobil konvensional ya lebih mahal kan," ulasnya.

Sumber: Surya Cetak
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved