Erupsi Gunung Semeru

Uang Rp 10 Juta Ikut Hilang Saat Erupsi, Warga Lumajang Nekat Gali Material Di Reruntuhan Rumahnya

Dengan tangan kosong dan alat seadanya, warga Sumbersari tersebut menggali puing-puing rumah yang sudah tidak berbentuk. 

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Deddy Humana
surya/erwin wicaksono (erwin)
TERPUKUL - Toha, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tampak termenung menetap reruntuhan rumahnya setelah erupsi Semeru membuatnya kehilangan uang Rp 10 juta, Minggu (23/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Erupsi Gunung Semeru pekan lalu membuat permukiman warga Lumajang terdampak dan mengalami kerusakan parah.
  • Salah satu warga mengaku kehilangan uang tunai Rp 10 juta dalam jaket yang tertinggal saat mengungsi. 
  • Akibat guguran awan panas Semeru itu kawasan Pronojiwo Lumajang masuk wilayah rawan.

 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Erupsi Gunung Semeru meninggalkan jejak bencana pilu pada warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Begitu pun dirasakan M Toha, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, yang kehilangan uang tunai Rp 10 juta yang tertinggal dalam jaketnya saat kejadian pekan lalu.

Minggu (23/11/2025), Toha terlihat berupaya menggali sisa-sisa rumahnya yang tertimbun material vulkanik demi mencari uangnya.

Toha yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, kehilangan hampir seluruh hasil panennya setelah awan panas menerjang wilayahnya pada Rabu lalu. 

Rumahnya luluh lantak dan tertutup lapisan pasir vulkanik yang masih menyisakan panas. Rumah tersebut ditinggali Toha bersama 3 anggota keluarganya.

Toha mengatakan, rumah yang berada di zona rawan bencana tersebut merupakan warisan peninggalan orangtuanya.

Sabtu (22/11/2025) sore, ia kembali ke lokasi, ditemani saudaranya, Suryanto beserta kerabatnya untuk mencari uang yang menjadi harapannya untuk menjalani hidup

Dengan tangan kosong dan alat seadanya, warga Sumbersari tersebut menggali puing-puing rumah yang sudah tidak berbentuk. 

Asap tipis masih mengepul dari material vulkanik, namun ia terus meraba-raba kemungkinan jaket itu berada di bawah tumpukan pasir.

Hasil Panen Salak Tertimbun

Meski tampak letih, Toha bersama Suryanto berhenti sambil menatap kosong ke arah bekas rumahnya. Menurut penuturan warga lain, sejak peristiwa itu terjadi Toha terlihat linglung dan tidak banyak bicara.

“Saya habis panen sekitar tiga kuintal salak semua tertimbun. Uang Rp 10 juta itu saya simpan di jaket semoga masih ada,” ucap Toha saat ditemui dengan suara pelahan. 

Sebagai petani salak, Rp 10,5 juta itu adalah hasil kerja kerasnya selama beberapa bulan.  Toha mengaku tak sempat menyelamatkan apa pun saat erupsi.

Ia dan keluarganya harus segera mengungsi begitu alarm suara peringatan erupsi dibunyikan pada Rabu lalu. 

Sementara sang adik, Suryanto, tetap berusaha membantu mengangkat lapisan pasir setinggi lutut yang menimbun sebagian besar bangunan.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved