Gunung Semeru Erupsi

Kisah Haru Hanik Korban Erupsi Gunung Semeru di Lumajang: Rumah Ludes, Harta Ratusan Juta Hilang

Seorang Pengungsi terdampak Erupsi Gunung Semeru Semeru kehilangan dua rumah sekaligus saat awan panas menerjang. Simak kisahnya.

youtube SURYA.co.id
HARTA LUDES - Hanik, Korban Erupsi Gunung Semeru di Lumajang saat menceritakn kisahnya menyelamatkan diri dari awan panas. 
Ringkasan Berita:
  • Hanik Agustin (25), warga Sumbersari, kehilangan dua rumah akibat erupsi Gunung Semeru.
  • Warga berlari setelah sirine berbunyi terus-menerus; banyak yang hanya membawa pakaian di badan.
  • Harta benda, motor, hingga lahan cabai dan sengon milik keluarga ikut hancur.

 

SURYA.co.id - Para warga terdampak erupsi Gunung Semeru kembali memadati balai Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, yang kini difungsikan sebagai pos pengungsian.

Salah satu pengungsi yang selamat, Hanik Agustin (25), menceritakan detik-detik kepanikan saat material awan panas dan banjir lahar menerjang permukiman mereka di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang.

Hanik mengatakan rumah keluarganya kini rata dengan tanah.

“Habis sudah, wis nggak ada. Dua rumah, rumah saya sama rumah Mbah, habis semua,” ungkapnya saat ditemui di lokasi pengungsian, melansir dari tayangan youtube SURYA.co.id.

Ia mengaku sempat menyiapkan pakaian jauh sebelum erupsi besar terjadi karena sudah ada tanda-tanda aktivitas meningkat.

“Kemarin pas ada bunyi sirinenya langsung lari. Baju sudah siap-siap dari seminggu sebelumnya, tapi yang kemarin nggak sempat bawa banyak,” ujarnya.

Ketika suara gemuruh terdengar, ia langsung membawa anak-anak dan orang tuanya.

“Dengar suara, langsung lari. Nggak tahu lagi apa yang terjadi di belakang. Bawa anak-anak sama orang tua naik motor,” kata Hanik.

Sirine disebut sudah berbunyi, namun awalnya tidak berlangsung lama sehingga warga sempat mengabaikannya.

“Pertama bunyi, cuma sebentar, jadi dihiraukan. Tapi begitu bunyinya terus, langsung lari wis,” jelasnya.

Kerugian Capai Ratusan Juta

Selain dua rumah, harta benda lainnya juga hilang.

“Sepeda motor tiga hilang, TV, kulkas, semuanya habis. Baju cuma bawa satu setel,” ucapnya.

Baca juga: Detik-detik Daniyal Warga Lumajang Selamatkan Diri saat Erupsi Gunung Semeru: Dulu Tak Separah Ini

Ia memperkirakan total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

“Kalau 200-an juta ya ada,” katanya.

Lahan pertanian milik keluarganya ikut rusak. Mereka menanam cabai dan sengon yang baru berusia 2–3 tahun.

“Taninya habis. Cabai umur dua bulan, sengon juga ada umur tiga tahun. Semua tertimbun,” tutur Hanik.

Pemerintah sebelumnya telah menyiapkan hunian tetap (huntap) di wilayah utara Kabupaten Lumajang untuk warga yang tinggal di zona rawan Semeru.

Namun Hanik dan keluarga belum bisa menempatinya.

“Sudah dapat huntap, tapi belum ditempati karena kerja saya di sini. Kerjanya sopir, jauh kalau pindah ke sana,” jelasnya.

Untuk saat ini, ia dan delapan anggota keluarga memilih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu kondisi lebih aman.

“Masih belum ngerti kapan pindah. Nunggu aman dulu, ikut yang lain,” ujarnya.

Sejumlah pengungsi lain juga terlihat membawa barang seadanya. Banyak yang hanya membawa pakaian yang melekat di tubuh saat melarikan diri.

Kondisi cuaca saat kejadian dilaporkan mendung dan disertai hujan, memperparah banjir lahar yang turun dari puncak Semeru.

Petugas masih terus memantau aktivitas vulkanik serta mengevakuasi warga dari zona rawan. Proses asesmen kerusakan dan pendataan kerugian warga kini juga sedang berjalan.

Baca juga: Akibat Trauma, Lansia Bertahan di Pengungsian Meski Rumahnya Selamat dari Erupsi Gunung Semeru

Pengungsi di Desa Penanggal Lumajang Pulang Lebih Awal

Tempat pengungsian Gunung Semeru Erupsi di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, sudah sepi, Kamis (20/11/2025).

Sebanyak 40 orang pengungsi yang singgah di kantor desa ini telah pulang sejak, Rabu (19/11/2025) pukul 21.30 WIB, setelah Gunung Semeru Erupsi berhenti.

Kepala Desa Pananggal Cik Ono mengatakan, puluhan pengungsi di kantor desanya itu ada 25 orang dewasa, diantarnya 10 orang laki-laki dan 15 perempuan.

"Ada 11 anak dan empat balita, yang datang mengungsi," ujarnya.

Menurutnya, mereka tiba di kantornya dari Dusun Kajarkuning, Gunung Sawoh Desa Sumberwuluh.

Pengungsi ini tiba pada Rabu sore (19/11/2025) pukul 17.00 WIB ketika erupsi berlangsung.

"Mereka datang hingga malam hari, lalu pukul 21.00 WIB pengungsi ini sudah pada pulang setalah keadaaan dirasa sudah aman," ungkap Cik Ono.

Cik Ono mengungkapan, semua pengungsi ini bukan warga Desa Pananggal, mereka datang dari wilayah lain.

"Karena desa kami tidak terdampak langsung. Kondisi pengungsi kemarin saat datang baik-baik saja, tidak terkena apa-apa," imbuhnya.

Rata-rata mereka terpaksa mengungsi, karena trauma dan takut.

Sebab desanya terancam dampak Gunung Semeru Erupsi.

"Mereka merasa daerahnya terancam, akhirnya mengungsi kesini," imbuh Cik Ono.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved