Pemkab Mojokerto Rampungkan Normalisasi Irigasi dan Waduk Sepanjang 24,3 Kilometer di 33 Desa

Pemkab Mojokerto, Jatim, tuntaskan normalisasi irigasi dan waduk 24,3 km untuk tingkatkan produktivitas pertanian dan cegah banjir.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Mohammad Romadoni
NORMALISASI IRIGASI DAN SUNGAI - Aktivitas pengerjaan normalisasi di saluran irigasi dan sungai untuk mengoptimalkan layanan irigasi untuk lahan pertanian dan memanimalisir banjir. Total normalisasi yang sudah rampung mencapai 24,3 KM di 33 desa, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 
Ringkasan Berita:
  • Pemkab Mojokerto, Jatim, merampungkan normalisasi irigasi dan waduk 24,3 km di 33 desa untuk meningkatkan suplai air dan produktivitas pertanian.
  • Normalisasi berlanjut hingga 2025 dengan target 26,3 km, melibatkan BBWS Brantas, PUSDA Jatim, Perum Jasa Tirta, dan Pemdes.
  • Program ini meminimalisir potensi banjir dan menyelamatkan 210 ha lahan pertanian, dirasakan langsung manfaatnya oleh warga Desa Tempuran.

 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), merampungkan normalisasi sungai, irigasi dan waduk sepanjang 24,3 kilometer (km) yang tersebar di 33 desa. 

Pengerjaan masih akan berlanjut hingga akhir tahun, dengan target normalisasi tahun 2025 mencapai 26,3 km di 35 desa.

Program ini, menjadi upaya Pemkab Mojokerto untuk meningkatkan produktivitas pertanian, dan mendukung swasembada pangan nasional melalui perbaikan sistem pengairan.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Mojokerto, Anik Mutammima Kurniawati, menyampaikan bahwa pihaknya menggandeng berbagai instansi seperti BBWS Brantas, PUSDA Jatim, Perum Jasa Tirta serta pemerintah desa dalam normalisasi sungai, irigasi dan waduk.

“Normalisasi ini tujuannya agar suplai irigasi pertanian lebih maksimal. Saluran yang sebelumnya tersumbat sedimen kini sudah lancar sehingga dapat dinikmati petani. Dampak lainnya juga meminimalisir potensi banjir, terutama di wilayah rawan bencana,” ujar Anik, Rabu (19/11/2025).

Lokasi Normalisasi yang Sudah Tuntas

Beberapa titik yang telah selesai dinormalisasi antara lain:

  • Irigasi D.I Mrican, Desa Tempuran sepanjang 1,5 km
  • Normalisasi sungai di Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro pada Sungai Polaman dan Sungai Curah Gadung sepanjang 1 km
  • Saluran irigasi Pekuwon, Desa Pakuwon, Bangsal sepanjang 1,6 km
  • Irigasi D.I Dakon, Desa Watukenongo, Pungging sepanjang 3,2 km
  • Irigasi D.I Menturus, Desa Jerukseger, Gedeg sepanjang 1,5 km

Selain itu, normalisasi juga dilakukan pada tiga waduk, yakni Waduk Dawarblandong, Waduk Banyulegi, dan Waduk Magersari di Desa Temuireng.

Proyek yang Masih Berjalan

Normalisasi masih berlangsung di dua titik:

  • Desa Sidoharjo
  • Desa Bandung, Kecamatan Gedeg (irigasi D.I Menturus)

Anik menegaskan, bahwa program ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Daerah sesuai visi-misi Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra (Gus Barra) dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Program ini, juga sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat terkait ketahanan pangan.

Ia berharap masyarakat turut menjaga lingkungan pasca normalisasi.

“Masyarakat diharapkan lebih peka dan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai,” imbuhnya.

Menggunakan 8 Ekskavator Bergiliran

Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Mojokerto, Rois Arif Budiman, menambahkan bahwa pengerjaan normalisasi menggunakan delapan unit ekskavator yang digunakan secara bergiliran. Estimasi pengerjaan setiap titik sekitar 1,5 bulan.

Menurut Rois, sasaran normalisasi berdasarkan hasil pemetaan DPUPR dan usulan pemerintah desa, yang diajukan kepada Bupati Mojokerto.

“Lebar saluran irigasi rata-rata tiga meter dengan kedalaman 1–2 meter. Sementara lebar sungai 3–6 meter dengan kedalaman 3–4 meter,” jelasnya.

Meski begitu, pengerjaan sempat terkendala akses jalan yang sulit dilalui alat berat, sehingga perlu koordinasi dengan pemerintah desa dalam sosialisasi kepada masyarakat.

“Kami mengembalikan kondisi saluran irigasi dan sungai seperti semula agar layanan irigasi lebih maksimal dan meminimalisir banjir,” tegas Rois.

Dampak Langsung: 210 Hektare Lahan Pertanian Terselamatkan

Kepala Desa Tempuran, Slamet, merasakan langsung manfaat normalisasi di wilayahnya. 

Desa Tempuran yang dikelilingi dua sungai, afvour Jombok dan Watudakon, kini lebih aman dari ancaman banjir.

“Setiap hujan deras, air cepat surut dan tidak sampai meluap. Normalisasi ini menyelamatkan sekitar 210 hektare lahan pertanian di Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran,” ujarnya.

Menurut Slamet, kelancaran aliran sungai hingga Dam Sipon, membuat desanya lebih siap menghadapi potensi kiriman banjir dari wilayah Jombang.

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved