Lepas Gurami Dan Lele Karena Pakan Mahal, Warga Tulungagung Tangkap Permintaan Lobster Air Tawar

Saat ini permintaan pasar lobster air tawar sangat terbuka, namun jumlah pembudidaya terbatas sehingga produksi jauh dari permintaan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
RAMAH PAKAN - Budi Tri Satyo memamerkan salah satu lobster air tawar besar hasil budidayanya di Desa Doroampel, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Rabu (5/11/2025). Budi beralih dari pembudidaya gurami dan lele karena pakannya mahal, dan memilih lobster air tawar karena biaya pakannya hampir nol. 

Dan lobster air tawar memang tidak bisa mencapai ukuran lobster laut. Untuk bisa diserap pasar, ukuran rata-rata 1 KG berisi 10 ekor.

“Masalahnya permintaan lobster untuk indukan sekarang meningkat. Banyak yang menjual sebelum mencapai ukuran pasar,” jelas Budi.

Saat ini Budi menggandeng sejumlah mitra, namun yang benar-benar besar ada 4 pembudidaya. Yang lain masih banyak yang menjual lobster kepada para pembudidaya baru sebagai indukan, dengan ukuran yang lebih kecil.

Penjualan kepada sesama pembudidaya ini sudah memberi keuntungan kepada para mitra. Budi sebenarnya punya pembeli dengan permintaan 3 kali kirim selama 2 minggu sebesar 250 KG. 

Namun dengan keterbatasan mitra dan produksi dengan ukuran pasar, permintaan ini belum bisa dipenuhi. Biasanya Budi membeli lobster mitra dari grade kecil Rp 150.000 per KG, sampai grade A Rp 200.000 per KG.

“Kalau dari segi harga jauh sangat menguntungkan dari gurami. Sementara permintaan pasar yang bisa dipenuhi masih sedikit,” jelasnya.

Ia mengakui, ada anggapan bahwa lobster air tawar ini susah dijual dan diserap pasar. Namun Budi menegaskan, anggapan ini keliru karena ikan sepat di sungai pun bisa dijual dan punya harga, apalagi lobster yang lebih punya nilai ekonomis.

Sementara saat ini banyak kolam ikan yang dikeringkan karena harga patin atau gurami yang terlalu murah.

Budi membayangkan, jika kolam-kolam itu dipakai untuk memelihara lobster tentu hasilnya akan lebih menguntungkan. Ia bahkan menawarkan untuk memberikan benih, dengan sistem bagi hasil.

“Jika bisa memenuhi permintaan pasar secara reguler, lobster air tawar akan jadi menu yang familiar,” tandasnya. ****

 

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved