Produksi Garam PT Garam di Sampang Anjlok Akibat Cuaca Ekstrem, Target 150 Ribu Ton Terancam Meleset
Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Madura sejak awal Oktober 2025 membuat produksi garam milik PT Garam (Persero) terpuruk.
Ringkasan Berita:
- Hujan deras sejak Okt 2025 di Madura membuat produksi garam PT Garam terpuruk.
- Dari target 150 ribu ton, realisasi produksi hingga kini baru mencapai 81 ribu ton (54 persen) karena cuaca yang tidak bersahabat.
- Hasil produksi timpang di 4 lokasi Madura, dengan Sumenep & Pamekasan sebagai penyumbang terbesar, sedangkan Sampang hanya 7,8 ribu ton.
- PT Garam berharap cuaca membaik agar sisa lahan bisa dioptimalkan, dan berupaya menyusun mitigasi untuk mencegah kerugian.
Laporan Wartawan Grup SURYA.co.id, Hanggara Pratama
SURYA.co.id, SAMPANG - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Madura sejak awal Oktober 2025 membuat produksi garam milik PT Garam (Persero) terpuruk.
Meski kondisi cuaca tak bersahabat, PT Garam masih berusaha mempertahankan produksi di sejumlah lokasi.
"Tahun ini hasilnya memang tidak sebaik tahun lalu. Kami tetap berproduksi, tetapi intensitas hujan tinggi membuat kristalisasi garam terganggu," kata Humas PT Garam, Miftahol Arifin, Minggu (26/10/2025).
Menurut Miftahol, dari target produksi sebesar 150 ribu ton, hingga kini baru terealisasi sekitar 81 ribu ton.
Angka tersebut bahkan belum mencapai 60 persen dari total target tahunan.
"Dengan curah hujan seperti ini, proses penguapan di tambak hampir tidak bisa maksimal, air asin tidak sempat mengering menjadi kristal," terangnya.
Berdasarkan data PT Garam, empat lokasi pegaraman di Madura menghasilkan produksi yang timpang.
Ada dua wilayah di Kabupaten Sumenep hanya mampu menyumbang 34,5 ribu ton, Pamekasan sekitar 38,6 ribu ton, dan Sampang hanya 7,8 ribu ton.
Kondisi ini membuat perusahaan pelat merah tersebut harus melakukan penyesuaian strategi produksi dan menyusun langkah mitigasi untuk mencegah kerugian lebih besar.
"Kami berharap cuaca segera membaik agar sisa lahan yang masih bisa digunakan dapat dioptimalkan. Kalau hujan terus turun, produksi otomatis berhenti total," tuturnya.
Selain berdampak pada hasil produksi nasional, penurunan ini juga dikhawatirkan memengaruhi pasokan garam konsumsi dan industri dalam negeri, mengingat Madura selama ini menjadi salah satu pusat produksi terbesar di Indonesia.
"Kami berharap cuaca berpihak agar produksi bisa kembali stabil," pungkasnya.
| 4 Aturan Baru Bikin Tenda Hajatan Di Surabaya, Denda Rp 50 Juta Menanti |
|
|---|
| 2 Ancaman Menkeu Purbaya ke Importir Pakaian Bekas dalam Karung, Ditangkap hingga Blacklist |
|
|---|
| Rezeki Nomplok Bu Vina Tetangga yang Bantu Safitri saat Diceraikan Suami PPPK, Nangis Diajak Umroh |
|
|---|
| Rekam Jejak Heru Pambudi, Sekjen Kemenkeu Jadi Sorotan Disindir Purbaya Gara Gara Ponselnya |
|
|---|
| Bawa Hattrick Kemenangan, Ragil Sudirman Bicara Sosok Pelatih Baru Persela Lamongan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.