APTI Jombang Ungkap Harga Tembakau Turun Meski Pemda Sebut Stabil, Petani Tertekan Di Tengah
“Secara umum harga masih bagus. Hanya saja memang kualitas daun menurun akibat curah hujan di musim kemarau ini,” jelas Rony.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Harga jual tembakau di Kabupaten Jombang mengalami fluktuasi seiring munculnya fenomena kemarau basah yang berdampak pada mutu daun dan hasil panen.
Ketidakpastian harga itu karena ada perbedaan pandangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang.
Dinas Pertanian menyebut kondisi pasar masih dalam kategori stabil meski faktanya penurunan harga dirasakan langsung oleh petani.
Namun data APTI Jombang, harga tembakau kering yang sebelumnya Rp 40.000 per KG, kini menjadi Rp 37.000 per KG. Sementara harga tembakau basah turun dari Rp 4.000 menjadi Rp 2.800 per KG.
Ketua DPC APTI Jombang, Lasiman, membenarkan trend penurunan tersebut. Ia menyebut curah hujan yang masih tinggi meski sudah memasuki musim kemarau menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas daun tembakau.
“Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat kadar air di daun meningkat, sehingga mempengaruhi kualitas dan harga jual,” kata Lasiman, Jumat (10/10/2025).
Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony. Ia menilai harga tembakau masih cukup baik, terutama untuk daun basah yang menurutnya masih di kisaran Rp 5.000 per KG.
“Secara umum harga masih bagus. Hanya saja memang kualitas daun menurun akibat curah hujan di musim kemarau ini,” jelas Rony.
Rony juga menyinggung belum adanya skema asuransi pertanian untuk komoditas tembakau, yang hingga kini belum diatur pemerintah pusat. Ia menyebut, asuransi pertanian yang ada baru mencakup tanaman padi.
“Kewenangan itu ada di pemerintah pusat. Saat ini, asuransi pertanian baru berlaku untuk padi, belum untuk tembakau,” ungkapnya.
Menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu, Dinas Pertanian telah meminta penyuluh lapangan untuk mengimbau para petani agar mulai menyesuaikan pola tanam.
Salah satu saran yang diberikan adalah menanam palawija sebagai alternatif saat musim kemarau basah.
Selain itu, petani juga diminta memperbaiki sistem drainase dengan menggali parit lebih dalam, antara 40 hingga 50 centimeter, agar air tidak menggenangi lahan.
Sebagai tindak lanjut, pada Maret 2026 nanti Pemkab Jombang bersama APTI akan menggelar kegiatan tanam perdana tembakau di Desa Wadung, Kecamatan Kabuh.
Dalam kegiatan tersebut, rencananya Kepala BMKG Malang akan hadir memberikan penjelasan mengenai fenomena kemarau basah dan dampaknya pada pertanian.
tembakau
harga tembakau turun
APTI Jombang
Dinas Pertanian (Dispertan)
kemarau basah
harga tembakau tak menentu
Jombang
SURYA.co.id
Doa Allahumma Inni As'aluka Ilman Nafi'an, Amalan Sunnah Setelah Sholat Subuh |
![]() |
---|
Rekam Jejak Andi Amran Sulaiman, dari Pengusaha Tiran Group hingga Kepala Bapanas |
![]() |
---|
Momen Bersejarah, Ponpes As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Jombang Miliki SOP Anti Kekerasan Seksual Anak |
![]() |
---|
Lirik Ya Robba Makkah Arab, Latin Lengkap dengan Terjemahab |
![]() |
---|
Lilypop Pakai Batik Di Ajang Bigo Live Turkiye Mid Year Gala 2025 Di Istanbul, Tuai Pujian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.