Bersama Sprix Lihat Pembelajaran Siswa SD di Jepang, Lamongan Pelopori Metode Sansu di Indonesia

Seperti yang telah dilakukan Sprix dengan Kementerian Pendidikan Mesir dan beberapa negara Arab lainnya.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
istimewa
PERCONTOHAN - Dinas Pendidikan Lamongan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU)dengan SPRIX, Inc Jepang untuk peningkatan kompetensi numerasi guru dan siswa, khususnya Matematika dasar. Menjadikan Dindik Lamongan pilot project pembelajaran Sansu di Indonesia, Senin (6/10/2025). 

SURYA.CO.ID LAMONGAN - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lamongan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan SPRIX Inc untuk peningkatan kompetensi numerasi guru dan siswa, khususnya di bidang Matematika dasar. 

Kerjasama pendidikan ini menjadi sejarah baru bagi Dindik Lamongan, karena kualitas pendidikan di Jepang termasuk yang paling diperhitungkan di dunia.

"Penandatanganan dilakukan langsung oleh Shinya Sayu, Head of Global Division dari Sprix Inc," kata Sekretaris Dindik Lamongan, Chusnu Yuli Setyo, Jumat (10/9/2025).

Dikatakan, penandatanganan dilaksanakan di kantor Sprix di Metropolitan Plaza Building kawasan Shibuya Tokyo, Senin (6/10/2025) lalu.

Selama berada di Tokyo, selain penandatangan kerjasama, Dindik Lamongan juga melakukan presentasi dan dialog tentang pelaksanaan program-program TOFAS, Sprix Learning, pelatihan Sansu untuk guru SD dan SMP yang telah dilaksanakan sejak 2023 sampai 2025.

Khusnu merasa sangat beruntung karena ada kesempatan mengamati pembelajaran matematika secara langsung di SD Higashikanamichi Tokyo. "Saya merasa beruntung berkunjung ke SD terbesar dengan sarana IT yang sangat lengkap," tuturnya.

Dan kelengkapan sarana IT itu mendasari pembelajaran sekolah di Indonesia dibantu Chromebook era Menteri Nadiem Makarim dan sekarang lewat Interactive Flat Panel pada kepemimpinan Mendikdasmen Abdul Mu'thi.

Khusnu melihat sendiri bagaimana siswa kelas l di Jepang belajar penjumlahan dengan menggunakan platform (aplikasi) di tablet dan terkoneksi dengan IFP.

Satu siswa satu tablet sudah diterapkan di Tokyo sejak pandemi Covid-19 tahun 2020. Materi di aplikasi diperjelas dalam buku paket dan diperjelas konsepnya oleh guru lewat tatap muka di papan tulis. "Dan uniknya, papan tulisnya tetap memakai kapur," ungkap Chusnu. 

Pembelajaran di sekolah yang jumlah siswanya mencapai 700 orang itu, lanjutnya, juga sudah menerapkan Deep Learning. 

"Pengalaman dan pengamatan ini yang saya bawa ke Indonesia untuk dishare ke guru-guru. Praktik baik pembelajaran Sansu (Matematika) ini harus bisa diterapkan di Indonesia. Lihat hasil PISA (Program for International Student Assessment) para siswa di Jepang," ungkapnya.

Mengutip apa yang disampaikan Direktur Sprix Indonesia, Kojin Ueda, MoU itu bertujuan menguatkan komitmen Sprix dalam membantu meningkatkan kemampuan Matematika dasar bagi siswa dan guru di Lamongan dan Indonesia.

Sementara Head of Global Division dari Sprix Inc, Shinya Sayu, mengakui banyak potensi pengembangan Sprix di Indonesia, selain peluang kerjasama dengan Dikdasmen untuk peningkatan kemampuan Matematika siswa.

Seperti yang telah dilakukan Sprix dengan Kementerian Pendidikan Mesir dan beberapa negara Arab lainnya.

Sebelumnya, Sprix pernah membantu memetakan kemampuan 33.000 siswa SD dan SMP di Lamongan dengan tes matematika TOFAS secara online di awal tahun 2024. Kemudian memberi pelatihan Sansu pada guru SD dan SMP. 

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved