PWI LS Sumenep Ungkap Dugaan Pemalsuan Makam Kuno Bhuju Lanceng

PWI LS Sumenep ungkap dugaan pemalsuan makam kuno Bhuju' Lanceng menjadi Habib Abdurrahman. Luruskan sejarah di Pragaan, Madura, Jatim.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Ali Hafidz Syahbana
PEMALSUAN MAKAM - Organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, turun tangan mengagalkan pemalsuan makam kuno di Kecamatan Pragaan, Kamis (9/10/2025). Makam yang selama ini dikenal masyarakat sebagai Makam Bhuju Lanceng, disebut-sebut sempat diganti namanya menjadi Habib Abdurrahman.  

SURYA.CO.ID, SUMENEP - Dugaan pemalsuan makam tokoh agama kembali mencuat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim).

Kali ini, organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Sumenep turun tangan, setelah menemukan indikasi perubahan identitas makam kuno di Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan.

Makam yang selama ini dikenal masyarakat sebagai Makam Bhuju Lanceng, disebut-sebut sempat diganti namanya menjadi Habib Abdurrahman

Bahkan, sejumlah makam di sekitar lokasi juga ikut diberi identitas baru dengan nama bermarga habib.

Ketua PWI LS Sumenep, KH Akhmad Jamaluddin, mengungkapkan bahwa dugaan pemalsuan makam di Kecamatan Pragaan bukan hal sepele. 

Menurutnya, praktik tersebut sudah berjalan kurang lebih 3 tahun terakhir.

"Awalnya makam kuno yang dikenal warga sebagai Bhuju Lanceng, tiba-tiba berganti nama. Padahal tidak ada bukti sejarah maupun silsilah yang menguatkan perubahan itu," tegas Kiai Jamaluddin, Kamis (9/10/2025).

Fenomena ini menimbulkan kecurigaan banyak pihak, termasuk masyarakat, tokoh agama dan ulama setempat. 

Dari pantauan di sejumlah daerah lain, lanjutnya, dugaan pemalsuan makam tidak berdiri sendiri. Modusnya beragam, mulai dari membuat kuburan keramat tanpa jasad hingga "mem-branding" makam kuno sebagai tokoh tertentu yang dianggap keramat.

"Kalau dilihat dari polanya, praktik ini terstruktur, sistematis dan masif. Mayoritas makam yang diubah, selalu dikaitkan dengan habib tertentu," terang Kiai Jamaluddin.

Untuk mengantisipasi masalah di masa depan serta meluruskan sejarah, PWI LS Sumenep akhirnya mengambil langkah tegas. 

Yakni mengembalikan nama makam kuno tersebut sesuai asal-usulnya, termasuk makam-makam di sekitar Bhuju Lanceng yang terlanjur berganti nama.

"Kami tidak ingin generasi mendatang menerima sejarah yang keliru. Penetapan identitas makam harus berdasarkan fakta, dan bukan klaim sepihak," tegasnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved