Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Sosok Haikal, Korban Ponpes Al Khoziny Asal Lamongan yang Bercita-Cita jadi Ulama

Korban bernama Ghifari Haikal Nur (17) asal Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan telah dikebumikan

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Hanif Manshuri
DIMAKAMKAN DI LAMONGAN - Ghifari Haikal Nur (17) dikebumikan di desa kelahirannya, Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Lamongan, Rabu (8/10/2025) pagi. Haikal merupakan satu di antara puluhan korban tewas ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Satu di antara puluhan santri Ponpes Al Khoziny yang menjadi korban ambruknya musala ponpes tersebut merupakan warga Kabupaten Lamongan.

Korban bernama Ghifari Haikal Nur (17) asal Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan telah dikebumikan di pemakaman desa, Rabu (8/10/2025) pagi.

Ia dimakamkan berdampingan sang ayah yang meninggal empat tahun lalu.

Santri yang bercita-cita menjadi ulama ini diserahkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara kepada keluarga pada Rabu (8/10/2025) dan tak lama langsung dimakamkan.

Baca juga: 5 Jenazah Santri Korban Musala Al Khoziny Teridentifikasi Asal Bangkalan, Ada yang Kakak Beradik

Meski tetap sedih, ibu korban Sundari tetap tegar. Menurut Sundari, Haikal merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara.

Haikal duduk di kelas tiga Aliyah di Pondok Pesantren Al khoziny Sidoarjo. Haikal adalah anak pendiam yang bercita-cita ingin menjadi ulama besar.

Bahkan, setelah lulus Madrasah Aliyah,  Haikal berencana akan tetap bertahan menuntut ilmu melanjutkan kuliah di Pondok Pesantren Al Khoziny.

"Cita-citanya jadi ulama," ungkap Sundari, Rabu (8/10/2025).

Baca juga: Nama17 Santri Al Khoziny Sidoarjo Yang Kembali Teridentifikasi, Salah Satunya Dari Kalimantan Barat

Sundari mengaku bisa menerima takdir anaknya yang mendahuluinya akibat musibah ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.

Ia menceritakan, sebelum kejadian,  Sundari mengaku tak ada firasat apapun. 

Bahkan ia masih sempat komunikasi sebelum insiden, jika Haikal ingin agar bisa segera liburan sekolah.

Obrolan dengan putranya pun bukan menjadi lambang atau firasat apapun. Percakapannya sebagai hal yang wajar dan biasa-biasa saja.

"Jadi tidak ada firasat apa-apa," katanya.

Baca juga: Meski Keluarga Santri Tewas di Ponpes Al Khoziny Ikhlas dan Tolak Santunan, Polisi Tetap Selidiki

Namun tragedi itu terjadi, keluarga korban baru mendapat informasi terkait keadaan Haikal pada Selasa (7/10/2025) malam. 

Dan Haikal cocok dengan DNA ibunya yang sudah diambil sampelnya pada hari ke lima pasca kejadian.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved