Siswa Diduga Keracunan MBG

Penyebab Keracunan Siswa Bojonegoro Terkuak, Bakteri E Coli Ditemukan di Makanan MBG

Misteri keracunan massal siswa di Bojonegoro, Jatim, terkuak. Hasil lab temukan bakteri E Coli di MBG. Puluhan dapur SPPG tak punya SLHS

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Misbahul Munir
SIDAK - Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, Jawa Timur, saat sidak memeriksa kondisi sanitasi di dapur SPPG Drokilo dan SPPG Sidorejom, serta mengambil sampel air untuk di uji di labkesda. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Penyebab keracunan massal yang menyerang ratusan siswa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), kini mulai terkuak. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro mengumumkan hasil uji laboratorium terbaru, bahwa adanya bakteri berbahaya Escherichia coli (E Coli) pada sampel makanan dan air dari dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)

SPPG ini, merupakan penyedia layanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk wilayah Kecamatan Kedungadem.

Kepala Dinkes Bojonegoro, Ninik Susmiati, secara resmi menyampaikan hasil pemeriksaan Labkesda tersebut. 

"Hasil uji Labkesda Bojonegoro menunjukkan sampel MBG dan air dari SPPG Sidorejo dan SPPG Drokilo (Kedungadem) mengandung bakteri E Coli," ungkap Ninik, Selasa (7/10/2025), mengindikasikan temuan ini menjadi pemicu dugaan keracunan massal.

Baca juga: BREAKING NEWS - Puluhan Siswa di Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG : Mual hingga Lemas

Baca juga: Ratusan Siswa di Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG, Dinkes Sidak 2 Dapur SPPG

Infeksi bakteri E Coli umumnya menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, mual hingga demam. 

Bakteri E Coli dapat dengan mudah menyebar melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, memperkuat dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari menu MBG yang didistribusikan.

66 Dapur SPPG Bojonegoro Beroperasi Tanpa Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Fakta yang lebih mengkhawatirkan, adalah pengungkapan Dinkes Bojonegoro bahwa seluruh SPPG yang telah beroperasi untuk mendukung program MBG di daerah tersebut, belum ada satu pun yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Yang operasional ada 66 SPPG. Belum ada yang punya SLHS," tegas Ninik. 

Padahal, dapur-dapur ini setiap hari memproduksi dan mendistribusikan ribuan porsi MBG ke berbagai sekolah, melayani ratusan hingga ribuan siswa.

Baca juga: Dugaan Keracunan MBG di Bojonegoro, Ini Kesaksian Siswa SDN Tumbrasanom

Baca juga: Bupati Bojonegoro Murka Akibat Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG : Jangan Rusak Rakyat Saya

SLHS adalah dokumen krusial dan syarat wajib bagi setiap usaha di bidang pangan, termasuk katering dan penyedia layanan makanan massal. 

SLHS berfungsi sebagai bukti, bahwa penyedia jasa telah memenuhi standar kebersihan dan sanitasi sesuai regulasi, menjamin mutu dan keamanan pangan bagi konsumen. 

Tanpa SLHS, risiko kontaminasi dan bahaya kesehatan seperti kasus keracunan ini menjadi sangat tinggi.

Temuan bakteri E Coli dan fakta bahwa puluhan dapur beroperasi tanpa SLHS, menyoroti kelalaian serius dalam pengawasan dan pelaksanaan program MBG di Bojonegoro

Situasi tersebut, menuntut peninjauan ulang menyeluruh dan tindakan tegas untuk memastikan keamanan pangan bagi seluruh siswa penerima MBG.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved