Warga Dibuat Nostalgia saat Parade Kareta Livery Vintage 2025 Melintas di Stasiun Mojokerto

Warga antusias melihat rangkaian Kereta Api dalam 'Parade Kereta Penumpang Livery Vintage Terbanyak dari Masa ke Masa' yang melewati Stasiun Mojokerto

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
mohammad romadoni/surya.co.id
KERETA KLASIK - Warga antusias menyambut kedatangan rangkaian Kereta Api dalam 'Parade Kereta Penumpang Livery Vintage Terbanyak dari Masa ke Masa' yang melewati rute Stasiun Mojokerto, pada Minggu (28/9/2025). Mereka berjubel memenuhi sepanjang jalan dekat rel Stasiun Mojokerto, untuk mengabadikan momen rangkaian KA bernuansa klasik menggunakan ponselnya sembari bernostalgia. 

SURYA.co.id | MOJOKERTO - Sebanyak ratusan warga antusias menyambut kedatangan rangkaian Kereta Api dalam 'Parade Kereta Penumpang Livery Vintage Terbanyak dari Masa ke Masa' yang melewati rute Stasiun Mojokerto, pada Minggu (28/9/2025).

Mereka berjubel memenuhi sepanjang jalan dekat rel Stasiun Mojokerto, untuk mengabadikan momen rangkaian KA bernuansa klasik menggunakan ponselnya sembari bernostalgia.

Terlihat dua lokomotif jadul tipe, CC2018348 (Merah-biru, era 1991-2008) berada di depan, dan CC2030203 (putih bergaris biru, era 1995-2011) menarik rangkaian 14 gerbong kereta dari era 1980-2008.

Tak hanya masyarakat Mojokerto Raya, warga luar daerah dari Yogyakarta rela menempuh perjalanan jauh demi melihat Parade Kereta Livery Vintage dalam rangka Hari Kereta Api Nasional ke-80, di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya.

Salah satunya adalah Arsyavianto Raka (14) siswa kelas 3 SMP asal Bantul, Yogyakarta yang melihat langsung rangkaian kereta api kuno di Mojokerto.

Dirinya terkesima melihat rangkaian KA Jadul yang melintas pelan dari Stasiun Mojokerto tersebut.

"Saya datang ke Mojokerto melihat parade kereta api, kegiatan seperti jarang karena setahun sekali," kata Raka, Minggu.

Ia menjelaskan dirinya berangkat bersama enam orang temannya dari Bantul, Yogyakarta dua hari lalu, pada Jumat (26/9/2025).

Setibanya di Surabaya, kemudian bertolak ke Mojokerto untuk mengabdikan momen rangkaian parade kereta melewati Stasiun Mojokerto hingga Stasiun Gubeng.

"Sama teman saya enam orang dari datang ke Surabaya tadi pagi, terus ke Mojokerto. Setelah ini mau balik ke Surabaya. Iya, memang sudah sejak kecil suka dengan kereta api," ungkap Raka.

Ia mengaku kagum dengan sejarah perkeretaapian, saking penasarannya ingin melihat langsung livery kereta api zaman dulu yang sangat jarang dijumpainya.

Bahkan dirinya menabung untuk ongkos naik kereta api dari Yogyakarta ke Surabaya.

"Ini nanti KLB-nya (Parade kereta) kembali ke Surabaya, habis dari sama terus pulang naik KA," pungkas Raka.

Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif mengatakan dalam parade ini menampilkan 11 livery kereta penumpang dari periode 1980 hingga 2008 yang dihadirkan melalui rangkaian Kereta Luar Biasa (KLB), melewati Stasiun Mojokerto kembali ke Stasiun Gubeng.

"Rute perjalanan bersejarah dimulai dari Stasiun Gubeng menuju Sidoarjo, Tulangan, Tarik dan Mojokerto. Kemudian, kembali dari Mojokerto melewati Stasiun Tarik dan Sepanjang yang berakhir di Surabaya Gubeng," ujar Luqman.

Ia mengungkapkan, rangkaian gerbong dalam parade ini meliputi 6 livery kelas eksekutif, dua livery kelas bisnis dan tiga livery kelas ekonomi, termasuk livery ikonik KA Argo Bromo Anggrek berwarna merah jambu sang legenda di masanya.

"Tak hanya bernostalgia, parade ini juga menampilkan inovasi terbaru karya Balai Yasa Surabaya Gubeng, yaitu Kereta Petani," ucap Luqman.

Luqman menyebut, parade ini diganjar MURI berupa dua piagam penghargaan di Stasiun Tulangan, meliputi Parade Kereta Api dengan Jenis Livery Terbanyak dan Peragaan Busana Adat Nusantara Pertama di Perjalanan Kereta.

Kegiatan ini melibatkan sekitar 400 peserta, di antaranya komunitas pecinta kereta api se-Pulau Jawa, perwakilan eksternal dan anak-anak panti asuhan yatim piatu.

Sebagai bagian dari pemecahan rekor, sebanyak 30 peserta fashion show tampil memperagakan pakaian adat dari seluruh provinsi Indonesia di atas kereta yang tengah melaju diiringi musik akustik.

"Pemecahan rekor MURI menjadi kado istimewa di HUT ke-80 KAI, melalui parade livery dan fashion show pakaian adat di atas kereta. Kita ingin menghadirkan pengalaman berkesan, dan mendekatkan KAI dengan pelanggan. Momentum ini juga menjadi hadiah bagi masyarakat, dan menegaskan komitmen kami untuk terus semakin melayani," tandas Luqman.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved