Pelatihan Kerja Belum Lampaui Tingginya Pengangguran di Madiun, Pemda Bekerja Keras Gaet Investor

Selain pelatihan, strategi yang dilakukan adalah meyakinkan para investor agar mau menanamkan modal usahanya di Madiun.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
surya/Febrianto Ramadani (Febrianto)
PELATIHAN SEPATU - Bupati Madiun Hari Wuryanto mencoba mesin pembuat sepatu di Desa Ngampel, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (11/9/2025). Angka pengangguran di Kabupaten Madiun mencapai 4,6 persen lantaran penyerapan tenaga kerja baru mencapai 40 orang tiap bulan. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Pemkab Madiun berupaya menekan angka pengangguran, dengan intens mengadakan pelatihan kerja. Namun upaya tersebut dinilai masih belum cukup.

Menurut Bupati Madiun, Hari Wuryanto, angka pengangguran di Kabupaten Madiun masih sekitar 4,6 persen atau hampir 19.000 orang. Jumlah itu masih cukup tinggi, lantaran angka penyerapan tenaga kerja baru 40 orang setiap bulan.

Maka dari itu, Mas Hari Wur, sapaan lekatnya, menilai,s alah satu kewajiban pemerintah daerah adalah memberikan pelatihan kerja, supaya pengangguran di Madiun bisa segera dikurangi.

“Salah satu pelatihan adalah bekerja sama dengan beberapa investor khususnya pabrik sepatu, Golden Step Indonesia. Semoga bisa memberikan dampak positif,” ujar Hari Wur di Desa Ngampel, Kecamatan Mejayan, Kamis (11/9/2025).

Ia mendorong masyarakat Kabupaten Madiun memaksimalkan pelatihan tenaga kerja agar mempunyai kemampuan yang kompeten, serta tidak hanya sekedar bekerja sehingga hasilnya kurang maksimal.

Selain pelatihan, strategi yang dilakukan adalah meyakinkan para investor agar mau menanamkan modal usahanya di Madiun.

“Melalui pelatihan ini dapat merekrut tenaga kerja yang andal bagi perusahaan. Sehingga mereka berkompeten di bidang yang dikerjakan,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Madiun, Arik Krisdiananto menambahkan, tahun 2025 ada 15 pelatihan dengan bermacam bidang. Mulai dari las, sampai jahit sepatu seperti ini.

“Pelatihan menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Kemudian dari 15 itu nanti yang dianggarkan di tempat itu nanti bisa menghasilkan sekitar 526 tenaga kerja,” imbuh Arik.

Meski begitu, Arik menganggap, angka ini masih kurang. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan BLK, pemerintah provinsi, dan perusahaan. 

“Industri padat karya merupakan sektor yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Contoh sini ada beberapa industri sepatu yang kebutuhannya hampir ribuan. Tugas kami adalah menyiapkan tenaga kerja yang kompetensi,” terangnya.

Pihaknya berharap setelah pelatihan para tenaga kerja bisa disalurkan ke perusahaan-perusahaan atau industri di Kabupaten Madiun.

“Artinya harus punya keahlian. Makanya nanti ke depan, investor-investor yang siap berinvestasi kami data, apa yang dibutuhkan,” tandas Arik. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved