Rumah Kita Surga Anak-Anak Bondowoso, 17 Tahun Sembuhkan Korban Broken Home Sampai Pergaulan Bebas

"Selama saya mampu mengatasi, saya tangani. Kadang teman-teman komunitas ada yang menyumbang diam-diam," ujarnya.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
RUMAH KITA - Pendiri Rumah Kita, Heru Mulyadi bersama para remaja dan penyandang disabilitas di Bondowoso beberapa waktu lalu. 

Tak terkesan seperti rumah tempat keluh kesah. Mungkin itu yang membuat anak-anak betah karena merasa di rumah sendiri.

Anak-anak biasanya datang dengan sejuta cerita. Ada pula yang tidak datang, namun curhat lewat telepon mengenai kondisinya sekarang.

Heru mengaku tidak lantas menekan, melainkan mengarahkan anak-anak dengan deep talk. Akhirnya, mereka pelahan meninggalkan pergaulan bebas.

"Sampai sekarang ada yang panggil saya bapak karena anggap saya bapaknya. Ada yang manggil kakak, ada yang memanggil babe," kelakarnya.

Setiap membantu anak-anak tersebut, Heru tidak pernah meminta biaya. Semuanya dilakukan dengan ikhlas kecuali anak-anak tersebut melakukan perusakan properti atau melukai orang lain.

"Selama saya mampu mengatasi, saya tangani. Kadang teman-teman komunitas ada yang menyumbang diam-diam," ujarnya.

Heru melakukan semuanya dengan ikhlas karena tidak ingin kesulitan yang pernah dirasakannya saat muda juga dirasakan orang lain.

Tetapi selama perjalanannya membantu anak-anak itu juga tidak mudah. Heru beberapa kali mendapatkan teror atau dihadang oleh anak-anak remaja.  "Beruntung tidak pernah terluka. Saya laporkan ke Kepolisian dan Kodim agar bantu menjaga," ujarnya.

Di Rumah Kita, Heru mengabdi dengan bantuan terapis, tenaga medis, TNI, atau Polri sebagai relawan. Ia juga meminta para relawan tidak menggunakan seragam. "Karena rata-rata mereka menolak ketika dibantu orang berseragam," tegasnya.

Hingga saat ini, Heru tetap berkomunikasi dengan anak-anak atau pun penyandang disabilitas itu. Bahkan jika Heru ada pekerjaan, pasti dibagi dengan teman-teman disabilitas.

Konsistensinya membantu anak hingga saat ini, membuat Heru mendapatkan apresiasi dari pemerintah.  Mulai diajak terlibat dalam kepengurusan kabupaten layak anak (KLA) di Dinas Sosial dan beberapa OPD lainnya, meski akhirnya ia memilih mundur.

"Saya lebih bebas seperti ini, tetapi koordinasi dengan pemda tetap enak. Dan saya tetap membantu anak-anak," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved