Muhammad Salim, Mantan Atlet Voli Asal Jember yang Banting Stir Jadi Peternak Kambing

Tak lagi bergelut di olahraga voli, Muhammad Salim, warga Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, banting stir jadi peternak kambing

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim Timur/Imam Nahwawi
SUKSES BETERNAK - Muhamad Salim, saat memberi makan kambingnya di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, Sabtu (23/8/2025) Peternak ini meraup untung Rp 19 juta perbulan. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Tak lagi bergelut di olahraga voli, Muhammad Salim, warga Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, banting stir jadi peternak kambing.

Pria yang tinggal di lereng Gunung Gumitir Jember ini tercatat telah nyemplung budidaya kambing selama 20 tahun. 

Keberhasilannya menjadi peternak, membuat Salim dijuluki Raja Domba Indonesia karena kemahirannya dalam dunia perkambingan.

Baca juga: Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya Perbaiki Rel Kereta Api di Dekat Stasiun Arjasa Jember

Saat ini, 460 ekor kambing dalam enam kandang di atas lahan seluas 0,5 hektar di Dusun Curah Damar Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Sabtu (23/8/2025).

Nampak, Salim dan enam pekerjanya sedang memberikan makan ratusan ekor kambingnya, dengan rambanan yang baru mereka peroleh dari pegunungan Gumitir.

Salim mengaku mengawali usaha peternakan kambing pada 2005, dengan pinjam ternak dari UPT Dinas Peternakan Jawa Timur dengan sistim setoran.

"Sistem setoran itu, kita ambil 5 ekor kambing betina dan pejantan satu. Kita mengembalikannya sebanyak 9 ekor. Ketika anak itu umur 3 bulan, harus disetor ke Dinas Peternakan," ungkapnya.

Saat itu, Salim mengaku meminjam dua puluh ekor kambing dari UPT Dinas Peternakan Jawa Timur. 

Baca juga: 2 Pikap Tabrak Rumah Makan dan Kandang Kambing di Desa Tamanarum Magetan

Dua tahun tiga bulan memelihara kambing pinjaman dari Dinas Peternakan. Salim berhasil melunasi setoran ternak tersebut.

"20 ekor kambing yang saya pinjam menjadi milik saya. Alhamdulillah 20 ekor domba tersebut saya kembangkan," katanya.

Tahun pertama memelihara 20 ekor kambing tersebut. Salim mengaku bisa mengembang biakkan menjadi 60 ekor.

"Saya kembangkan lagi, hingga domba saya bertambah menjadi 120 ekor. Dari situ saja mencoba menggaduhkan kambing kepada petani desa sekitar pada tahun 2009," paparnya.

Sistem gaduh kambing kepada petani di Desa Sidomulyo, Salim menerapkan bagi hasil bukan setoran sehingga tidak perlu kontrak tertulis.

Baca juga: Lindungi Sumber Daya Genetik Asli Bangkalan, Disperta Perjuangan Hak Paten Kambing Pote ke Kementan

"Bagi hasil itu jika kambing gaduhan beranak lima ekor. Dua ekor ke saya, dua ekor ke petani, yang satu dijual hasilnya bagi dua," ujarnya.

Kini, Salim mengaku memiliki 8600 ekor kambing, baik yang dipelihara sendiri ataupun yang digadukan kepada petani desa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved