Muhammad Salim, Mantan Atlet Voli Asal Jember yang Banting Stir Jadi Peternak Kambing

Tak lagi bergelut di olahraga voli, Muhammad Salim, warga Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, banting stir jadi peternak kambing

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim Timur/Imam Nahwawi
SUKSES BETERNAK - Muhamad Salim, saat memberi makan kambingnya di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, Sabtu (23/8/2025) Peternak ini meraup untung Rp 19 juta perbulan. 

"Domba yang ada diluar itu totalnya kisaran 7600 ekor yang digaduh oleh 160 orang petani di Desa Sidomulyo," tambahnya.

Salim mengaku paling banyak menjual ternaknya di luar Kabupaten Jember, khususnya daerah Bogor, Surabaya, Malang bahkan Samarinda.

"Dalam satu bulan, paling sedikit saya keluarkan domba sebanyak 260 ekor. Kalau untungnya, paling kecil Rp 19 juta perbulan," ucapnya.

Sementara pendapatan tertinggi dari hasil penjualan kambing. Salim mengaku bisa mendapatkan untung Rp 26 juta.

"Sebab besar kecilnya keuntungan, tergantung harga kambing di pasaran. Permintaan paling banyak itu ketika Hari Raya Kurban," tuturnya.

Ketika menjelang Idul Adha, Salim mengaku pernah mendapatkan permintaan sebanyak 2400 ekor dari Pondok Pesantren di Bondowoso"Itu satu tempat saja, saat hari raya kurban," paparnya.

Salim mengaku bisa menjual kambing hingga di luar daerah, ketika ada konsumen yang berkunjung di UPT Dinas Peternakan Jawa Timur di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember.

"Jadi konsumen awalnya berkunjung ke Dinas, pulangnya mampir ke sini (kandangnya). Akhirnya kenal, saya kenalkan jenis domba, akhirnya pesan ke saya," tambahnya.

Selain itu, dia juga mempromosikan kambingnya melalui sosial media, hingga memperoleh pesanan dari beberapa daerah di Jawa Timur bahkan Samarinda.

Beberapa jenis kambing yang dipelihara oleh Salim, diantaranya morino, dormas, teksel, sorpas, ekor besar, ekor singit dan juga domba lokal.

"Paling mahal itu jenis domba morino dan teksel, harganya bisa capai Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta. Sementara paling murah kambing lokal, harganya antara Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta,untuk babon," urainya.

Selama menggeluti dunia perkambingan, Salim mengungkapkan kendala utamanya ketika kemarau panjang, sebab pakan ternak cukup sulit diperoleh.

"Karena tidak nutut ambil ramban-nya, sehingga saya bantu dengan makanan tambahan ternak, dengan pohon jagung yang difermentasi dengan katul dan tetes tebu, serta ampas tahu," ujarnya.

Salim memulai beternak kambing saat masih umur 22 tahun menjelang berhenti jadi atlet voli tingkat Kabupaten Jember.

"Berhenti voli dan bingung cari kerjaan. Karena saya pikir kalau terus ikut voli, apa pekerjaan saya nanti, akhirnya saya coba usaha ternak kambing. Alhamdulillah barokah, hanya bermodal 20 ekor kambing hasil gaduhan," ulasnya.

Keberhasilannya memelihara kambing ini, Salim ceritakan kepada anak muda di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, untuk memotivasi mereka.

"Mereka akhirnya, memilih tidak merantau, dan ikut mencoba pelihara kambing juga," pungkasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved