Rapat dengan PT KAI, Wagub Emil: Bahas SRRL Hingga Komuter
Wagub Emil melakukan rapat dengan PT KAI untuk membahas hal penting di bidang transportasi
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak melakukan rapat dengan PT KAI untuk membahas hal penting di bidang transportasi, Kamis (9/10/2025).
“Pertama soal Surabaya Regional Railway Line (SRRL) atau kereta berpenggerak listrik penghubung Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Dengan adanya perencanaan SRRL yang akan segera terealisasi maka beliau ingin meningkatkan frekuensi KRL atau kereta komuter,” kata Emil Dardak.
“Maka ini akan menjadi kabar baik bagi masyarakat Jatim khusunya yang ada di wilayah Surabaya Sidoarjo dan Gresik karena frekuensi KRL akan ditambah,” imbuh pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini.
Sebagaimana diketahui pemerintah pusat memastikan bahwa proyek SRRL rute Surabaya Gubeng - Sidoarjo bakal digarap tahun 2027.
Hal itu dipastikan setelah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyetujui percepatan realisasi Proyek SRRL Surabaya-Sidoarjo yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui surat tertanggal 14 Mei 2025 nomor 551.6/16050/113.2/2025.
Bahkan Menhub juga telah meminta Menkeu untuk segera memproses lebih lanjut penandatanganan perjanjian pinjaman untuk kegiatan SRRL Fase I, termasuk pengalokasian kebutuhan anggaran SRRL Fase I pada TA 2026.
Dengan kondisi tersebut, maka dikatakan Emil, Dirut PT KAI menindaklanjuti dengan perencanaan penambahan frekuensi KRL.
“Memang belum siap jaringannya, tapi direncanakan akan menggunakan yang hibrid. Artinya pengadaan kereta tambahan ini adalah kereta yang bisa gerak di dua sistem yaitu KRL maupun non KRL. Jadi bisa menggunakan satu lokomotif tadi,” jelasnya.
Lebih lanjut KRL sangat bermanfaat dalam mengakomodir mobilitas masyarakat di kawasan Surabaya Raya.
Bahkan saat ini ada sebanyak 10,5 juta masyarakat yang bergerak setiap hari dj kawasan Surabaya Raya.
Tidak hanya itu, dalam pertemuan dengan Dirut PT KAI juga dibahas soal perencanaan integrasi SRRL dengan angkutan feeder.
Feeder menjadi penting untuk menjadi penghubung dan integrasi angkutan antar moda khususnya dari kereta dengan angkutan bus maupun angkot hingga ke kampung-kampung.
“Jadi kita mulai mencocokkan mengenai integrasi dengan kendaraan feeder. Contohnya dengan bus lokal gimana rutenya dan integrasinya dengan stasiun bisa berjalan dengan lancar. Ini sudah dibahas dengan KAI,” pungkas Emil.
Sebagai informasi, pendanaan tahap pertama proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL) membutuhkan anggaran USD 250 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun.
Anggaran ini bersumber dari pinjaman Bank Pembangunan Jerman (KfW) yang telah disepakati untuk tahap awal pembangunan infrastruktur seperti jalur ganda dan elektrifikasi.
Gernas Ayo Mondok Sebut Pengecekan Kondisi Pesantren Perlu Petunjuk Teknis yang Jelas |
![]() |
---|
Cinta Haram Kepala Dusun Dan Istri Warganya Dibawa Ke Polres Lamongan, Kades Diminta Beri Pembinaan |
![]() |
---|
Berkaca dari Tragedi Ponpes Al Khoziny, DPRD Sidoarjo Siapkan Perda Fasilitasi Pesantren |
![]() |
---|
Duduk Perkara Karyawan Minimarket Tewas di Tangan Atasannya, Mayatnya Dibuang ke Citarum |
![]() |
---|
3 Mantan Bupati Sidoarjo Diperiksa Dalam Kasus Korupsi Rusunawa, Kejari Buka Peluang Tersangka Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.