Citizen Reporter

Ajak Cinta Membaca, Tim PKM Pusat Literasi Unesa Beri Pelatihan Mendongeng hingga Buat Taman Baca

Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik dianugerahi 40 penghargaan atas inovasinya memajukan ekonomi dan lingkungan.

Editor: Musahadah
istimewa
LITERASI - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat Literasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pelatihan membacakan cerita dan mendongeng untuk masyarakat di Desa Doudo, Minggu (6/7/2025). 

SURYA.CO.ID I GRESIK - Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik dianugerahi 40 penghargaan dari tingkat kabupaten hingga nasional atas inovasinya dalam memajukan ekonomi dan lingkungan. Keberhasilan itu akan menjadi lebih berarti jika diimbangi dengan peningkatan kualitas literasi masyarakatnya. 

Perjalanan warga desa itu untuk menjadikan wilayahnya tidak lagi terbelakang menarik disimak. Desa Doudo memiliki eduwisata.

Saat dikunjungi Oktober 2025, suasana desanya asri. Desa itu dulu berstatus tertinggal dan sekarang menjadi mandiri.

Desa Doudo memiliki eduwisata. Wisata berbasis alam itu perlahan ramai dikunjungi sekolah mulai PAUD, TK, sampai SD dan SMP. Itu khususnya untuk pembelajaran di luar kelas yang bermuatan edukasi lingkungan, air bersih, dan pertanian.

Sayangnya, Desa Doudo belum memiliki taman baca yang dapat menunjang dan memotivasi masyarakat untuk membaca.

Berdasarkan fakta itu, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat Literasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pelatihan membacakan cerita dan mendongeng untuk masyarakat di Desa Doudo, Minggu (6/7/2025).

Baca juga: Unesa Dorong Pendidikan Inklusif Anak di Eks-Lokalisasi Lewat Sekolah Budaya Gang Dolly Surabaya

Tim PKM yang terdiri atas dosen-dosen, yaitu Kisyani Laksono, Amalia Ruhana, dan Yeni Anistiyasari mendesain kegiatan menjadi dua pelatihan.

Pertama, membacakan cerita dan kegiatan kedua adalah mendongeng. Itu sebagai upaya memotivasi masyarakat untuk meningkatkan cinta baca. 

Kisyani memaparkan, membacakan cerita dan mendongeng merupakan dua kegiatan yang berbeda.

Membacakan cerita adalah kegiatan yang melibatkan buku dan dibaca dengan keras. Sedangkan, mendongeng adalah kegiatan mengisahkan cerita tanpa selalu menggunakan buku dan fokusnya terdapat pada pendongeng. 

Pelatihan membacakan cerita dimulai dengan memberikan pengetahuan cara membuka buku yang baik, yaitu dengan memegang bagian tengah buku di tangan kiri dan tangan kanan membuka ujung buku dengan hati-hati.

Hal itu tampaknya sepele, tetapi penting untuk menjaga kualitas buku. Setelah itu adalah pemaparan materi terkait penggunaan teknik yang tepat dalam membacakan cerita, yaitu menggunakan intonasi dan ekspresi dalam menyampaikan alur cerita. 

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi mengenai gambar sampul, lalu memprediksi cerita berdasarkan gambar sampul itu untuk mengasah kemampuan berimajinasi dan bercerita. Salah satu momen menarik terjadi ketika sesi prediksi isi cerita dan cerita yang dibacakan mengangkat kisah tentang tokek. Cerita itu memancing antusiasme para ibu. 

“Para ibu sempat berebut menjawab saat dibacakan cerita mengenai tokek. Mereka menebak-nebak kelanjutan cerita dan mengaitkan isi cerita dengan mitos-mitos lokal yang berkembang di masyarakat mengenai tokek,” ujar Kisyani. 

Selain membacakan cerita, terdapat pula pelatihan mendongeng. Para ibu diajak memahami dan belajar cara menghidupkan tokoh, membangun suasana, dan menyampaikan pesan moral dalam cerita.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved