Citizen Reporter
Pesisir Sidoarjo Bangkit, Air Minum “Tlocor” Jadi Penopang Baru Ekonomi Warga
Di tengah keterbatasan ekonomi pesisir Sidoarjo, warga Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, menemukan harapan baru.
"Dalam aspek manajemen, tim memberikan pelatihan pencatatan keuangan, penyusunan laporan perpajakan, dan perencanaan strategi bisnis agar mitra lebih siap mengelola usaha secara berkelanjutan," terangnya.
Sementara dari aspek pemasaran, warga dibekali keterampilan memanfaatkan media digital dan mengembangkan jaringan distribusi untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Perubahan tersebut segera terasa dalam kehidupan warga.
Produksi yang semakin besar mendorong peningkatan pendapatan kelompok usaha.
Pemasaran yang semula hanya dilakukan dari mulut ke mulut kini merambah media sosial, bahkan menjangkau konsumen di luar desa.
Dukungan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga memperkuat tata kelola keuangan sehingga usaha makin profesional.
"Menariknya, keberhasilan produksi Air Minum “Tlocor” turut memberikan dampak positif bagi Desa Wisata Tlocor yang juga berada di wilayah Kedungpandan," akunya.
Kini, produk air minum lokal tersebut menjadi salah satu identitas unggulan desa wisata, disajikan kepada wisatawan sebagai bagian dari promosi ekonomi kreatif.
Wisatawan yang datang untuk menikmati panorama mangrove dan susur sungai Tlocor kini juga membawa pulang produk air minum lokal sebagai oleh-oleh khas pesisir Sidoarjo.
Selain meningkatkan citra pariwisata, keberadaan usaha ini memperkuat rantai ekonomi lokal, menghubungkan sektor industri rumahan, pariwisata, dan perdagangan desa secara terpadu.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menjadikan Kedungpandan sebagai model integrasi ekonomi biru dan ekowisata berkelanjutan di kawasan pesisir Jawa Timur.
Bagi masyarakat Kedungpandan, kehadiran Air Minum “Tlocor” bukan sekadar bisnis, melainkan simbol kebangkitan ekonomi desa pesisir.
“Sekarang usaha lebih teratur, ada tambahan penghasilan, dan kami percaya bisa bersaing dengan produk luar,” ungkap Kasiono, Ketua BUMDes Kedungpandan.
Dengan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, Desa Kedungpandan mulai menapaki jalan menuju kemandirian. Harapannya, model pemberdayaan ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa pesisir lainnya di Jawa Timur yang tengah berjuang meningkatkan kesejahteraan warganya.
Penulis:
Evi Retno Wulan S.H.,M.Hum
Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat ( Kasubdit Humas ) Universitas Narotama Surabaya
Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM)
Universitas Narotama Surabaya
Kelompok Pengguna Air Minum Lestari
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Membuat dan Mendesain Media, Ini Hal-hal yang Harus Diperhatikan |
![]() |
---|
Ubhara Surabaya Kembangkan Mesin Penggiling Terasi Berbasis Teknologi Industri 4.0 |
![]() |
---|
Akademisi Ubhara Surabaya dan ITS Hadirkan Inovasi Teknologi Kopi dan Tempe di Desa Pakel Tuban |
![]() |
---|
Masjid Hidayatullah Siwalankerto Tak Sekadar Tempat Ibadah, Juga Pusat Pemberdayaan Generasi Muda |
![]() |
---|
SMP Insan Cendekia Mandiri Gelar Lomba HUT Kemerdekaan RI ke-80, Wali Murid Ikut Berpartisipasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.