JPO di Tunjungan Surabaya Bakal Dibangun Ulang Pemkot dengan Menggandeng Investor, Selesai Desember

Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Jalan Tunjungan, Surabaya setelah JPO Siola dibongkar, Senin (11/8/2025).(KOMPAS.com/ANDHI DWI)

“Jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali,” ujar Wiwiek.

Pembangunan JPO baru ditargetkan selesai pada Desember 2025. Dengan demikian, fasilitas ini diharapkan bisa digunakan masyarakat umum pada awal tahun 2026.

“Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya,” ungkapnya.

JPO baru ini nantinya akan tetap terkoneksi dengan Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola. Selain itu, jembatan akan memiliki desain terbuka yang lebih menarik dan bahkan berpotensi menjadi spot foto bagi warga maupun wisatawan.

Pemkot Surabaya ingin menjadikan JPO ini bukan hanya sebagai sarana penyeberangan, tetapi juga sebagai elemen visual yang memperkuat identitas kawasan Tunjungan sebagai ruang publik yang modern dan inklusif.

Pengerjaan Disesuaikan, Aktivitas Warga Tetap Aman

Wiwiek memastikan bahwa proses pembangunan JPO tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat. Penyesuaian waktu pengerjaan telah dilakukan agar tidak menghambat mobilitas warga maupun operasional pusat perbelanjaan dan pelayanan publik di sekitar lokasi.

“Kami juga memastikan pembangunan Jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” tutupnya.

Baca juga: RESMI! Gratis Naik Trans Jatim Madura Tepat Di HUT Kemerdekaan Tanggal 17 – 18 Agustus

Pembangunan JPO ini menjadi bagian dari transformasi wajah kota Surabaya yang terus berbenah. Jalan Tunjungan, yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan heritage, kini menjadi pusat pedestrian dan ruang interaksi warga.

Dengan hadirnya JPO baru yang estetik dan fungsional, Pemkot Surabaya berharap masyarakat bisa menikmati fasilitas publik yang aman, nyaman, dan menarik secara visual.

Skema kerja sama dengan investor juga menjadi bukti bahwa pembangunan kota bisa dilakukan secara kolaboratif, tanpa membebani anggaran daerah.

Wali Kota Eri menyebut bahwa pendekatan ini akan terus diterapkan di proyek-proyek lain, termasuk taman kota, ruang terbuka hijau, dan fasilitas pedestrian.

“Kalau bisa dikerjakan bersama, kenapa harus sendiri? Kita ajak investor, kita ajak masyarakat, supaya pembangunan ini jadi milik bersama,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.

JPO Tunjungan yang baru diharapkan menjadi simbol kemajuan kota yang tetap berpijak pada prinsip keberlanjutan, estetika, dan partisipasi publik.

Berita Terkini