Di Surabaya, pasangan petahana, Eri Cahyadi bersama Armuji dikawal seluruh partai peserta Pemilu 2024.
Pengamat Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto menjelaskan, fenomena paslon tunggal dalam Pilkada Surabaya bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dianggap tidak demokratis.
"Fenomena ini adalah hal yang umum terjadi di Indonesia," kata Andri dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (3/9/2024).
Andri mencontohkan Pilkada Kota Surabaya tahun ini. Sebanyak 18 partai politik telah sepakat mendaftarkan Eri Cahyadi-Armuji ke KPU.
"Masyarakat tidak seharusnya berprasangka buruk terhadap fenomena ini dengan alasan tidak demokratis, lalu mengajak orang untuk memilih kotak kosong," katanya.
Menurutnya, partai politik sebagai pengusung pasangan ini tentunya telah memperhitungkan banyak hal.
Di antaranya, tingginya tingkat keterpilihan kedua figur tersebut karena mayoritas masyarakat puas terhadap kinerja petahana.
Keberhasilan memimpin kota pahlawan dalam mengentaskan kemiskinan, menurunkan stunting, hingga penanganan pandemi Covid-19 menjadi berbagai alasan tersebut.
"Dengan potensi elektabilitas yang tinggi, penantang tentu akan berpikir dua kali untuk melawan petahana," katanya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS