Ia menceritakan proses mengikuti kegiatan di Lyon, Paris, perlu proses waktu panjang.
Sejak SMA, ia sudah gemar mengikuti kejuaraan debat Model United Nations (MUN) dan berlanjut sampai ke masa mahasiswa baru.
Ia lalu gabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Brawijaya Model United Nations Club (UBMC).
Baca juga: Inovasi Mahasiswa Unair Bikin Permen Cegah Stunting Anak, Dibuat Kenyal Tinggi Nutrisi, Sopimeal
Pada Oktober tahun lalu, ia dinyatakan lulus seleksi dan mendapatkan alokasi house ke Lyon MUN untuk menjadi salah satu delegasi.
"Saya juga bersyukur bisa dapat bimbingan dari para pelatih dan senior di UBMC, para dosen prodi, dan dukungan dari orang tua dan teman-teman saya," lanjut Putri Alyaa Safira.
Kegiatan di Prancis ini bukan ajang internasional pertama.
Ia pernah mencoba beberapa MUN lainnya. Yaitu Global Millennial MUN, Marine MUN, Malang International MUN hingga ke Nanyang Technological MUN di Singapura.
Ia mengaku partisipasinya dalam beberapa MUN tersebut sangat membantunya dalam meningkatkan kemampuan diplomasi, negosiasi, speech serta berbagai soft skill lainnya.
Putri Alyaa Safira juga menceritakan tentang perbedaan aksen bahasa Inggris dari para delegasi lain kala bertandang di Lyon menjadi tantangan baru yang paling dikenang olehnya.
Namun ia menganggap ini sebagai momennya belajar dan memperlancar komunikasi dengan para delegasi lain yang berasal dari kultur kebudayaan yang beragam.
Di kisah lain, ada sosok pria bernama Fahmi Sirna Pelu, yang berhasil diterima di 43 kampus luar negeri.
Fahmi Sirna Pelu, merupakan alumnus S1 Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Gadjah Mada pada 2022.
Ia memiliki ketertarikan pada dunia ilmu linguistik dan rumpun sosial humaniora.
Itulah mengapa, ia berkeinginan untuk terus melanjutkan studi ke jenjang magister setelah lulus sarjana.