Cak Eri Bentuk 1.361 Kampung Pancasila di Surabaya : Ini Semua Kerja Bersama

Masuk ke periode kedua memimpin Kota Surabaya, Jatim, Cak Eri ingin melibatkan lebih banyak masyarakat dalam pembangunan kota. 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Surabaya
PENJELASAN - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan penjelasan di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Di awal dia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya periode kedua, Cak Eri meluncurkan program Kampung Pancasila pada Senin (11/8/2025). 

Selama 5 tahun, 75 ribu orang telah mendapatkan pekerjaan. Selama itu pula, upaya peningkatan ekonomi meliputi pendampingan 31 ribu UMKM, fasilitasi 810 sertifikasi halal dan transaksi e-Peken yang menembus Rp 182 miliar. Lebih dari 10 ribu wirausahawan baru juga bermunculan.

Pemkot juga menyiapkan program pelatihan berbasis kompetensi dengan 22 jenis keahlian, bursa kerja daring dan luring melalui program ASSIK yang menempatkan 27.

595 pencari kerja serta 41 titik rumah padat karya, menunjukkan komitmen dalam menciptakan lapangan kerja.

Satgas kemasyarakatan memiliki 10 program, yang di antaranya pembinaan siskamling, mitigasi bencana hingga upaya perlindungan anak. Masing-masing satgas memiliki program berbeda.

Surya:  Bagaimana pembagian peran pemerintah dengan masyarakat dalam program ini?

Cak Eri: Melalui satgas ini, kami menerjunkan dua tim ASN, tim sosialisasi dan tim pendamping. Masing-masing pendamping akan membawahi satu hingga dua Kampung Pancasila

Nah, yang bertindak sebagai Ketua Satgas Kampung Pancasila adalah masing-masing Ketua RW. 

Ketua Kampung Pancasila ini, berperan untuk melakukan self assessment atau pendataan awal tentang masalah di masing-masing kampung. Bersama kader, mereka mengisi data melalui Aplikasi Sayang Warga. 

Hasil dari self assessment tersebut, kemudian disampaikan kepada ASN pendamping untuk dicarikan solusi bersama. 

Ada dua pendekatan sebagai solusi. Pertama, diselesaikan secara bersama oleh masyarakat, dan kedua berkolaborasi dengan pemerintah melalui sejumlah intervensi. 

Contoh paling sederhana, di sebuah kampung ada warga miskin yang belum menerima bantuan. Maka hal ini akan langsung terpotret dan kemudian mencari solusi bersama. 

Masyarakat bisa ikut memberikan bantuan melalui program kampung Madani, bisa juga dengan bantuan pemerintah melalui pemberian bantuan sosial dan lainnya.

Termasuk antisipasi soal angka putus sekolah. Sebab, Pemkot Surabaya telah menggratiskan biaya sekolah bagi lebih dari 180 ribu siswa SDN dan SMPN, serta memberikan beasiswa kepada 3.964 siswa penghafal kitab suci dari jenjang TK, SD dan SMP. 

Selain itu, lebih dari 21.000 siswa SMA/SMK/MA menerima beasiswa dengan total anggaran lebih dari Rp108 miliar.

Bahkan, 3.500 mahasiswa perguruan tinggi juga mendapatkan beasiswa. 

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved