Penembakan Polisi

Kopda Basarsyah Ajukan Banding Usai Divonis Mati, Kuasa Hukum Sebut Alasan Keluarga 

Kuasa hukum Kopda Basarsyah, Kolonel CHK Amir Welong, memastikan kliennya mengajukan banding.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kompas.com/Aji YK Putra
TNI TEMBAK POLISI - Kopda Basarsyah saat sidang di Pengadilan Militer 1-04 Palembang. Ia mengajukan banding atas putusan tersebut. 

Surya.co.id - Kopda Basarsyah ternyata tidak menerima begitu saja vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan Militer 1-04 Palembang. 

Kuasa hukumnya, Kolonel CHK Amir Welong, memastikan kliennya mengajukan banding.

Amir menyebut, peristiwa penembakan terhadap tiga polisi di Way Kanan, Lampung oleh Kopda Basarsyah bukanlah aksi yang direncanakan sejak awal. 

"Putusan ini kami tadi sudah melihat, kami tim kuasa hukum dan terdakwa akan mengajukan banding merupakan hak bagi terdakwa," kata Amir, Senin (11/8/2025) dikutip dari Kompas.com.

Ia menegaskan, keputusan mengajukan banding diambil tanpa masa pikir-pikir. 

Proses hukum berikutnya akan dilanjutkan di Pengadilan Militer 1 Medan.

Baca juga: Akhir Perjalanan Kopda Basarsyah: Dari Judi Sabung Ayam, Tembak 3 Polisi, hingga Vonis Mati

Kopda Basarsyah dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan terhadap tiga anggota polisi saat operasi pemberantasan judi sabung ayam.

Majelis hakim menilai, dakwaan pembunuhan berencana tidak terbukti. 

Namun, pasal sekunder Pasal 338 KUHP dinyatakan sah sehingga menjatuhkan vonis pidana mati. 

Senjata yang digunakan adalah laras panjang rakitan jenis FNC yang dimodifikasi dari SS1. 

Hakim Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto menyebut perbuatan tersebut sebagai pembunuhan keji. 

Meski membela kliennya, Amir tetap menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. 

"Kami juga menyampaikan turut berduka atas meninggalnya rekan kita dari Polri," ujarnya.

Berikut sosok para korban:

GUGUR - 3 Polisi gugur saat menggerebek judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore. Berikut sosoknya!
GUGUR - 3 Polisi gugur saat menggerebek judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore. Berikut sosoknya! (istimewa)

Sosok Iptu Lusiyanto

Iptu Lusiyanto sebelumnya bertugas sebagai Kapolsek Semaka, Polres Tanggamus, pada tahun 2023.

Iptu Lusiyanto kemudian dimutasi ke Polsek Negara Batin berdasarkan TR Lampung Nomor: ST/888/XII/Kep./2023 tanggal 11 Desember 2023.

Kabar meninggalnya Iptu Lusiyanto membuat keluarganya meminta agar pelaku penembakan hingga meninggal diproses hukum.

"Harapannya kami keluarga besar kepada pelaku yang membunuh sepupu saya ini diproses hukum seadil-adilnya," kata Sultoni, sepupu IPTU Lusiyanto, Selasa (18/3/2025). 

Dia mengatakan tidak memiliki firasat sebelum peristiwa tersebut terjadi.

"Sepupu saya ini kesehariannya sangat baik dan sangat kekeluargaan dan tidak ada firasat sebelumnya," kata Sultoni. 

Menurutnya, almarhum akan dikubur dekat makam orangtuanya di Belitang, Sumsel.

Bripda Ghalib tulang punggung keluarga

Paman korban, Chandra, mengungkapkan bahwa Bripda Ghalib adalah tulang punggung bagi keluarganya.

Kepergian lulusan SPN Kemiling tahun 2021 itu pun menjadi pukulan telak bagi keluarga.

Chandra mengatakan, tepat satu bulan, yakni 17 Februari 2025, ayahanda Bripda Ghalib meninggal dunia.

"Bapaknya meninggal sebulan lalu, jadi dia ini sekarang tulang punggung keluarga," kata Chandra di rumah duka, Selasa (18/3/2025).

Dia menjelaskan bahwa menjadi anggota polisi memang sudah cita-cita Ghalib sejak kecil.

Bahkan saat SMA, Ghalib berjibaku menurunkan berat badan agar bisa masuk kepolisian.

Saat sudah mulai bertugas pun, Ghalib tidak pernah mengeluh tentang beratnya pekerjaan sebagai anggota reskrim.

"Nggak, nggak pernah (mengeluh), dia menikmati sekali pekerjaannya," katanya.

Atas perbuatan pelaku yang menewaskan Ghalib dan dua orang polisi lain, Chandra meminta agar diberikan hukuman yang seberat-beratnya.

Menurut Chandra, terlepas dari suku, agama, dan ras, perbuatan pelaku telah menyakiti umat Islam yang sedang menunaikan ibadah puasa.

"Para korban ini sedang menjalankan tugas negara, memberantas kemaksiatan saat Ramadhan, ini kok malah ditembaki sampai meninggal dunia," kata Chandra.

Sosok Bripka Petrus Apriyanto

Kabar meninggalnya Bripka Petrus Apriyanto meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.  

Berdasarkan pantauan Tribun Lampung, keluarga dari pihak korban ikut mendampingi di ruang jenazah. 

Ada beberapa wanita yang menangis di depan saat duduk di kursi tunggu ruang forensik. 

Keluarga korban sesekali mengusapkan air matanya dengan tangannya. 
 
Jenazah saat ini sedang diautopsi tim dokter forensik RS Bhayangkara.

Rencananya, Bripka Petrus Apriyanto  akan dimakamkan di Belitang OKU Sumatera Selatan. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga: Polisi Ditembak Mati saat Berantas Maksiat di Bulan Ramadhan, Pelaku Harus Dihukum Berat"

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved