Berita Viral

Inikah Penyebab Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior hingga Tewas? Dosen Hukum: Ada Kecemburuan

Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga tewas dianiaya seniornya masih bergulir. Inikah penyebab ia dianiaya?

Pos Kupang/Ray Rebon
KEMATIAN PRADA LUCKY - Anggota TNI berseragam lengkap mengusung peti jenazah almarhum Prada Lucky ke ambulance usai ibadah pelepasan pada Sabtu (9/8/2025). Muncul prediksi penyebab Prada Lucky dianiaya hingga tewas. 

SURYA.co.id - Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga tewas dianiaya seniornya hingga kini masih terus bergulir.

Masyarakat penasaran apa penyebab Prada Lucky dianiya seniornya hingga tewas.

Dosen Hukum Universitas Nusa Nipa, Gregorius Cristison Bertholomeus, membeberkan analisis dan prediksinya.

Menurut Gregorius, salah satu penyebabnya adalah diduga ada kecemburuan.

Awalnya, Gregorius menilai para pelaku penganiayaan dapat menghadapi ancaman hukuman berat dengan pasal berlapis jika terbukti bersalah.

“Bila bukti cukup, para terduga pelaku bisa dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, Pasal 338 pembunuhan, hingga Pasal 340 juncto Pasal 55 KUHP terkait pembunuhan berencana dengan unsur turut serta,” jelas Gregorius, Minggu (10/8/2025), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Rekam Jejak Mayjen Piek Budyakto, Pangdam Udayana yang Bentuk Tim Selidiki Kematian Prada Lucky

Menurutnya, penerapan Pasal 340 KUHP dimungkinkan karena aturan Pasal 55 KUHP mengakui peran pihak yang turut serta dalam tindak pidana.

Selain ancaman pidana, prajurit TNI yang terlibat kekerasan hingga menyebabkan kematian berpotensi mendapatkan sanksi administratif, termasuk pemberhentian tidak dengan hormat.

Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit TNI.

Gregorius menegaskan, Pasal 23 ayat (1) huruf c pada regulasi tersebut menyebutkan bahwa prajurit dapat diberhentikan jika terbukti melanggar hukum atau disiplin militer.

Dalam hukum militer, kekerasan yang mengakibatkan kematian bisa berujung hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati, meski eksekusi mati di Indonesia hanya dijatuhkan pada kasus tertentu seperti pengkhianatan negara, pembunuhan berencana, dan tindak kejahatan serius lainnya.

“Untuk kasus Prada Lucky, hukuman dapat berupa penjara maksimal 20 tahun hingga seumur hidup, tergantung tingkat keparahan perbuatan,” ungkapnya.

Selain soal hukum, Gregorius juga menyoroti dugaan penyebab di balik aksi kekerasan tersebut.

Ia menyebut tiga indikasi: kecemburuan pribadi, sentimen kelompok, dan perlakuan istimewa yang memicu rasa tidak senang di lingkungan korban.

“Mungkin Prada Lucky mendapat perlakuan khusus dari atasan, sehingga menimbulkan kekesalan di kalangan senior. Namun ini hanya analisis saya,” kata Gregorius.

Ia menilai kasus ini sebagai akibat dari masalah personal yang dipicu kecemburuan sosial, hingga memunculkan reaksi kekerasan bersama-sama.

Gregorius berharap tragedi serupa tak lagi terulang di tubuh TNI.

Ia menekankan pentingnya pendidikan menyeluruh, pengawasan ketat, dan penerapan sanksi yang tegas namun adil demi menjaga integritas dan mencegah kekerasan di lingkungan militer.

Baca juga: Kondisi Terkini Sepriana Ibunda Prada Lucky usai Putranya Tewas Dianiaya Senior: Hancur, Nak

Pengakuan Keluarga Prada Lucky

Jenazah Prada Lucky dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Maupoly, Sabtu (9/8/2025) sore ini dihadiri ratusan pelayat. 

Sebelum pemakaman digelar ibadah di rumah duka yang beralamat di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Ibadah yang dipimpin Pendeta Leni dari Jemaat GMIT Batu Karang Kuanino Kupang, itu dimulai pukul 12.00 Wita dan selesai pukul 13.45 Wita. 

Berikut kesaksian keluarga hingga pejabat setempat: 

  1. Dianggap pembantaian

Perwakilan keluarga Lucky, Otniel, meminta pimpinan TNI mengusut tuntas kasus ini dengan memproses hukum para pelaku penganiayaan terhadap Lucky.

"Kepada pemimpin tertinggi TNI, usut semua yang ada sampai tuntas. Mereka adalah preman yang berseragam. Preman itu tidak boleh dibiarkan. Mereka ibarat duri dalam daging," kata Otniel.

Otniel mengaku, jika Lucky gugur di medan juang, keluarga bisa menerimanya, tetapi kenyataannya meninggal karena dianiaya oleh para seniornya.

"Anak kami meninggal dalam pembantaian," tegasnya di depan ratusan pelayat yang hadir.

Dia berharap, kasus ini segera diusut tuntas hingga ada rasa keadilan bagi keluarga.

Baca juga: Yakin Prada Lucky Dianiaya Senior Sejak Lama Sebelum Tewas, Ibunda: Tak Hafal Nama Senior, Dipukul

2. Ada foto berdarah

Lusi Namo, kakak Prada Lucky, mengungkapkan sejumlah informasi terkait dugaan kekerasan yang dialami adiknya sebelum meninggal dunia pada 6 Agustus 2025.

Kesaksian itu ia peroleh dari seseorang yang mengaku sebagai pacar salah satu prajurit yang mengirim pesan melalui DM Instagram. 

 “Pacar prajurit itu bilang bahwa pacarnya pernah mengirim foto yang hanya bisa dilihat sekali. Ia melihat wajah Lucky dan kawannya waktu itu dipukul dan sudah berdarah. Namun, saat daftar nama pacarnya tidak ada dalam beberapa catatan 20 pelaku tersebut," ujarnya Sabtu (8/8). 

Dokter juga mengatakan ginjal dan paru-parunya sudah hancur sehingga membutuhkan tiga kantong darah. 

Ia menyebut, dugaan kekerasan itu terjadi saat pergantian piket dari Senin hingga Jumat. Di dalam sel, korban dan rekannya tidur di lantai tanpa tempat tidur.

“Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky. Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak,” ujarnya.

Lusi menuturkan, beberapa hari sebelum koma, Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik. Ia juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.

“Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” kata Lusi.

Kabar masuknya Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh Almarhum untuk menghubungi orang tuanya di Kupang.

Lusi mengaku terkejut karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah. 

“Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah. Selama ini hanya sakit biasa,saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak," ujarnya. 

Ia juga menyayangkan sikap atasannya yang disebut tidak memberikan informasi jelas kepada keluarga.

"Dansi itu orang yang paling saya benci, karena tidak kasih tahu kondisi adik saya,” tegas Lusi.

Bagi Lusi, kepergian Lucky meninggalkan duka mendalam. Sebagai kakak, ia merasa menyesal tidak bisa selalu berada di dekat adiknya. 

“Dia anaknya pergaulan luas, dekat sekali dengan mama. Kami akrab sejak kecil, bahkan dia sempat meminta saya untuk pindah di Nagekeo," kenangnya.

Saat ini keluarga berharap pihak berwenang mengusut tuntas dugaan kekerasan yang dialami Prada Lucky hingga menyebabkan kematiannya. 

Baca juga: Masa Lalu Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior: 7 Kali Gagal Tes TNI, Baru 2 Bulan Jadi Prajurit

3. Baru syukuran sudah meninggal

Rafael Davids (59), paman Lucky, mengatakan keponakannya itu baru saja mengabdi sebagai anggota TNI Angkatan Darat.

"Lucky baru jadi tentara itu di bulan Februari 2025. Pelantikannya itu bulan Juni 2025 kemarin," kata Rafael, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Jumat (8/8/2025).

Setelah pelantikan menjadi anggota TNI lanjut Rafael, Lucky sempat ke rumahnya di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, untuk menggelar acara syukuran bersama keluarga dan teman-temannya.

Usai syukuran, pada tanggal 7 Juni 2025, Lucky masuk ke kompi untuk bertugas bersama rekan-rekannya yang lain.

"Saat itu, ibunya juga berangkat ke sana (kompi)," ujar Rafael.

Rafael pun mengenal Lucky sebagai pribadi yang tak banyak bicara dan rendah hati.

Terhadap kejadian ini, Rafael berharap semua pelaku bisa diberi sanksi tegas.

"Saya harap semua pelaku bisa diberi sanksi tegas," kata dia.

4. Permintaan terakhir

Ibu Prada Lucky, Epi Sepriana Mirpey, menjadi saksi bisu penderitaan anaknya yang meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah diduga mengalami kekerasan dari sejumlah oknum seniornya di dalam satuannya.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Prada Lucky sempat menelepon ibunya dari RSUD Aeramo dalam kondisi sakit parah. Suaranya lemah namun penuh kerinduan.

"Mama, mama, syalom mama, Lucky baik-baik saja. Mama apa kabar? Saya kangen mama. Mama datang Nagekeo ko? Mama bulan depan nanti datang sini pakai pesawat, nanti Lucky booking tiket pesawat," kata Lucky dalam percakapan terakhirnya via telepon.

Percakapan itu terjadi setelah perjuangan panjang sang ibu meminta izin kepada atasan Lucky agar diizinkan berkomunikasi dengan anaknya.

Ibunda Prada Lucky menyampaikan hal ini saat diwawacarai POS-KUPANG.COM, Jumat (8/8/2025).

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved