Berita Viral

Gebrakan Baru Dedi Mulyadi untuk Pengganti Study Tour, Libatkan Guru Fisika, Kimia dan Biologi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali melakukan gebrakan baru di wilayahnya sebagai pengganti kegiatan study tour yang dilarang.

Kompas.com/Faqih Rohman
PENGGANTI STUDY TOUR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025) malam. Inilah Gebrakan Baru Dedi Mulyadi untuk Pengganti Study Tour. 

Dalam demo yang digelar di halaman Gedung Sate, Bandung, para pelaku pariwisata memprotes kebijakan Dedi Mulyadi yang mengakibatkan pendapatannya berkurang.

Kekecewaan memuncak lantaran tak diberi ruang diskusi dan Dedi Mulyadi tak menemui para peserta demo.

Menurut Dedi study tour membebani wali murid karena siswa diharuskan membayar sewa bus.

"Pelaku jasa usaha kepariwisataan, baik penyelenggara travel, kemudian sopir bus, pengusaha bus, mendesak saya mencabut SK larangan study tour, yang protes itu adalah kegiatan pariwisata."

"SK saya adalah SK study tour," ungkapnya, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: Imbas 5 Pejabat Jabar Tolak Larangan Study Tour, Dedi Mulyadi Beri Wanti-wanti: Siswa Dieksploitasi

Politisi partai Gerindra tersebut meyakini study tour yang selama ini berlangsung hanyalah kedok agar para siswa dapat piknik ke luar Jawa Barat.

"Yang dilarang adalah kegiatan study tour, yang kemudian dengan demonstrasi itu menunjukkan dengan jelas kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik, kegiatan rekreasi."

"Bisa dibuktikan yang demonstrasi para pelaku jasa kepariwisataan," tandasnya.

Namun dampak dari kebijakan Dedi Mulyadi tidak hanya dirasakan pelaku pariwisata di Jawa Barat tapi juga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kunjungan wisata ke DIY pada libur sekolah kemarin menurun.

Mendapat kritik dari sejumlah pihak, Dedi Mulyadi keukeuh tak akan mencabut larangan study tour.

"Insyaallah saya Gubernur Jabar, akan tetapi berkomitmen menjaga ketenangan orang tua siswa agar tidak terlalu banyak pengeluaran biaya di luar kebutuhan pendidikan," tukasnya.

Menurutnya, kebijakan ini berpihak ke wali murid dan dalam rangka mengefisienkan biaya pendidikan.

"Mudah-mudahan industri pariwisata tumbuh sehingga yang datang wisata orang luar negeri orang yang punya uang yang memang murni memiliki tujuan kepariwisataan dan memiliki berdasarkan kemampuan ekonomi yang dimiliki." 

"Bukan orang yang memiliki kemampuan pas-pasan dengan alasan study tour dipaksa piknik atau kalau tidak dipaksa anaknya malu di rumah karena tidak ikut piknik," pungkasnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved