FTMM Unair Bantu Kembangkan Budidaya Melon Terintegrasi Teknologi Surya di Sumenep
Pengembangan budidaya melon terintegrasi dengan teknologi surya dan pemasaran digital Bumdes Setia Makmur di Desa Kalianget Barat Sumenep.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) berkomitmen membantu pengembangan budidaya melon terintegrasi dengan teknologi surya dan pemasaran digital yang dirintis Bumdes Setia Makmur di Desa Kalianget Barat, Sumenep.
Program ini menjadi bagian dari kegiatan internasional Sustainable Energy and Green Technology Applications (SEGTA) 2025 dan Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) Unair, yang melibatkan kolaborasi dengan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Baca juga: Dua Dokter Asal Palestina Resmi Gabung Program Spesialis Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
Kegiatan ini juga terintegrasi dengan Airlangga Community Development Hub (ACDH) 2025. Sebagai tahap awal, FTMM bersama sejumlah dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik Unair serta mahasiswa dan staf dosen asing dari delapan negara.
Mulai dari Malaysia, Thailand, Filipina, Palestina, Tiongkok, Bangladesh, Sudan, dan Gambia, turun langsung ke Desa Kalianget Barat, Minggu (10/8/2025).
Baca juga: Sosok As Syifa Adn, Mahasiswa Unair yang Juarai Kompetisi Menyanyi Tingkat Internasional
Rombongan dipimpin Wakil Dekan III FTMM Bidang Riset, Inovasi, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama, Prof Dr Ir Retna Apsari MSi mengungkapkan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa dapat mewujudkan kemandirian ketahanan pangan melalui produk lokal.
“Unair siap menghilirisasikan produk-produk yang dimiliki untuk Desa Kalianget Barat, dan mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo. Tidak menutup kemungkinan kerja sama juga akan mengangkat potensi lain seperti lele, aneka keripik singkong, dan amplang,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Sumenep Anwar Syahroni Yusuf AP, MSi menyampaikan bahwa 20 persen dana desa dialokasikan untuk ketahanan pangan sesuai potensi lokal.
Baca juga: Ekonom Unair Dr Miguel Angel Esquivias : Ekonomi Jatim Tumbuh Cepat Tapi Belum Merata
“Di Desa Kalianget Barat, fokusnya adalah melon dan ikan lele. Kami berterima kasih jika akademisi ikut membantu mewujudkan ketahanan pangan. Kami berharap budidaya yang saat ini masih tradisional dapat dikembangkan dengan teknologi modern, seperti energi surya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ujarnya.
Direktur Bumdes Setia Makmur Drs Sayuti Jalaluddin MSi menjelaskan, budidaya melon dan lele telah dirintis setahun terakhir.
Setelah observasi bersama kelompok tani, mereka menemukan tanah di desa cocok untuk melon, dengan melon varietas Inthanon sebagai primadona.
“Dalam 70 hari kami bisa panen dengan rata-rata berat buah 1,8–2,4 kilogram. Rasanya manis, dan pembelinya bahkan ada yang datang dari Semarang. Melon premium kami jual Rp 25–30 ribu per kilogram,” kata pensiunan guru SMKN 1 Sumenep ini.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Rekam Jejak Hakim I Ketut Darpawan yang Gugurkan PK Silfester Matutina, Raih Antigratifikasi Award |
![]() |
---|
15 Truk Pengangkut Sound System Karnavalan Diamankan Polisi Blitar, Langgar Batas Muatan |
![]() |
---|
Optimalisasi Potensi Zakat Indonesia, BSI Luncurkan Green Zakat Framework |
![]() |
---|
Gelagat Bupati Pati Sudewo Setelah Diperiksa KPK, Masih Ngotot Tak Mau Mundur: Saya Akan Amanah |
![]() |
---|
Kualifikasi Piala Asia U23 2026: Jadwal, Lawan Timnas Indonesia, Di Stadion Gelora Delta Sidoarjo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.