Berita Viral
Alasan Roy Suryo Tak Hadiri Panggilan Penyidik tapi Ogah Dicap Mangkir, Abraham Samad Juga Dipanggil
Roy Suryo memastikan tidak akan menghadiri panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Jokowi.
SURYA.CO.ID - Roy Suryo memastikan tidak akan menghadiri panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Sedianya Roy Suryo akan diperiksa penyidik Polda Metro Jaya pada Selasa (12/8/2025).
Namun, hari ini, (senin (11/8/2025) kuasa hukumnya, Ahmad Khozinudin sudah memastikan alumnus UGM itu tidak akan datang.
Selain Roy Suryo, sejumlah saksi maupun terlapor kasus ini juga memastikan tidak akan hadir.
Mereka adalah saksi Sunarto dan Arif Nugroho yang sedianya diperiksa hari ini.
Baca juga: Imbas Roy Suryo Somasi Jokowi Soal Orang Besar di Isu Ijazah Palsu, Projo: Siap Hadapi di Manapun
Lalu, Rizal Fadillah dan Kurnia yang akan diperiksa pada Selasa (12/8/20-25).
Kemudian Rustam Effendi, Nurdiansyah Susilo dan Rismon Sianipar, yang sedianya diperiksa pada Kamis (15/8/2025).
Selain itu, Abraham Samad yang menjadi saksi terlapor juga sudah menerima surat panggilan untuk diperiksa pada Rabu (14/8/2025).
Ahmad Khozinudin mengungkapkan, surat panggilan itu sudah diterima dan dinilai patut.
Namun, pihaknya memastikan semua saksi maupun terlapor itu tidak bisa memenuhi panggilan.
"Panggilan belum bisa dipenuhi klien kami karena pada jadwal tersebut, menjelang 17 Agustus, sudah teragendakan berbagai agenda jelang perayaan 17 Agustus 2025,"
"Dalam konteks menghormati hari kemerdekaan, klien kami sudah ada jadwal-jadwal yang sudah tersusun sehingga tidak bisa memenuhi panggilan yang ditetapkan penyidik," kata Khozinudin.
Meski tak hadir, Khozinudin menolak dikatakan Roy Suryo Cs mangkir.
"Di dalam KUHAP ada proses pemanggilan selanjutnya. Artinya, ketidakhadiran klien kami bukan berarti mangkir. Bukan tanpa keterangan," katanya.
Khozinudin pun akan menyerahkan surat keterangan tidak bisa memenuhi panggilan itu kepada Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya untuk ditujukan ke Kapolda Metro Jaya.
"Mudah-mudahan surat ini bisa menjelaskan bahwa tidak ada panggilan yang diabaikan, artinya panggilannya patut," tukasnya.
Sementara itu, ini kali kedua Roy Suryo tidak hadir dari panggilan Polda Metro, setelah pada 2 Juli 2025 dia juga tidak mau menghadiri panggilan Polda Metro Jaya.
Saat itu Rpy bahkan memiliki menghadiri acara Forum Purnawirawan TNI soal usulan pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) RI.
“Hari ini kebetulan saya memang hadir di sini, tidak di Polda Metro Jaya,” ujar Roy Suryo pada Rabu (2/7/2025).
“Kami siap 11.000 triliun persen untuk hadir sebenarnya. Tapi atas rekomendasi dari para kuasa hukum kami, karena apa, mereka-mereka yang melapor ini baru sifatnya undangan klarifikasi. Undangan klarifikasi tidak ada pro justitia-nya,” lanjutnya.
Sebelumnya, penyidik telah menaikkan kasus tudingan ijazah palsub Jokowi ini ke penyidikan.
Meski demikian, hingga kini penyidik belum juga menetapkan tersangka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi beralasan penyidik masih melakukan pemanggilan ulang terhadap para terlapor untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Menurutnya, penetapan tersangka akan diputuskan setelah seluruh proses penyidikan selesai.
Meski belum ada tersangka, sejumlah pihak sudah mulai menerka-nerka calon tersangka kasus ini.
Pakar Hukum Pidana Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (Unsoed) Prof Hibnu Nugroho mengatakan, untuk menentukan nama tersangka, bisa dilihat dari siapa saja yang sudah dipanggil dan diperiksa sebagai saksi.
"Itu berpotensi. Gak mungkin gak diperiksa saksi, sebagai tersangka," kata Hibnu dikutip dari tayangan youtube TVOne pada Jumat (25/7/2025).
Tanpa menyebutkan nama, Hibnu menyebut seorang tersangka harus diperiksa lebih dahulu sebagai saksi.
"Lha ini, kalau Roy Suryo tidak mau, ya agak sulit," katanya.
Terpisah, Penasihat ahli Kapolri Bidang Hukum, Inspektur Jenderal Pol (Purn) Aryanto Sutadi, memprediksi ada lima tersangka dalam kasus tudingan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengatakan, yang setiap hari kerap melontarkan hinaan dan dianggap mencemarkan nama baik Jokowi itu, diprediksi akan menjadi tersangka.
"Saya yakin lebih, lebih daripada dua atau tiga orang. Kalau menurut saya kurang lebih ada empat, lima mungkin," ungkapnya, dikutip dari YouTube tvOneNews, Selasa (15/7/2025).
"Dari pencemaran sendiri aja kan ada dua, misalkan ya itu yang sudah pasti kelihatan yang tiap hari menghina-menghina itu, mencemarkan, itu sudah otomatis dia pasti kena pencemaran," sambungnya.
Roy Suryo Somasi Jokowi

Sebelumnya, Roy Suryo mensomasi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) atas pernyataannya yang menyebut ada orang besar di balik aksinya.
Somasi dilayangkan oleh Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa (5/8/2025).
Kuasa Hukum Tim Pembela Ulama dan Aktivis, Ahmad Khozinudin, mengatakan bahwa Jokowi tanpa merujuk pada data telah menyebarkan fitnah saat mengungkap ada "orang besar" di balik isu ijazah palsu.
“Bahwa Saudara (Jokowi) tanpa merujuk data dan menunjuk pribadi yang spesifik, mengedarkan fitnah atas perjuangan konstitusional klien kami dalam mengungkap kebenaran tentang isu ijazah palsu dengan mengatakan ‘ada orang besar’ di balik perjuangan klien kami,” kata Ahmad dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (5/8/2025).
Indonesia Maju menurut saksi sejarah. Simak dalam Kompas 80 Tahun Indonesia. Pre-order sekarang! Artikel Kompas.id
“Tuduhan dan fitnah yang saudara lontarkan sangat menyakitkan, karena itu sama saja Saudara telah mengatakan kepada klien kami sebagai pion politik yang dikendalikan oleh orang besar,” sambungnya.
Ahmad mengatakan bahwa Roy Suryo berjuang secara konstitusional berdasarkan ketentuan Pasal 28 UUD 1945 dalam mengungkap kasus ijazah palsu tersebut untuk membersihkan warisan sejarah bangsa dan negara.
“Klien kami memiliki rasa kebangsaan dan kenegarawanan sebagai bagian dari bangsa dan negara ini, melalui perjuangan mengungkap kasus ijazah palsu untuk membersihkan legacy sejarah bangsa dan negara Indonesia dari noktah hitam kelam akibat pernah dipimpin Presiden dua periode berijazah palsu,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Ahmad meminta Jokowi mencabut pernyataannya adanya orang besar di balik upaya Roy Suryo mengungkap kasus ijazah palsu tersebut.
Dia juga meminta Jokowi meminta maaf kepada Roy Suryo atas tuduhan tersebut.
“Kami minta Saudara (Jokowi) mencabut pernyataan ada orang besar di balik perjuangan klien kami sekaligus meminta maaf secara terbuka di hadapan publik. Apabila Saudara tidak mencabut pernyataan dan segera meminta maaf secara terbuka di hadapan publik, maka kami akan mempertimbangkan untuk mengambil upaya hukum baik secara perdata maupun pidana,” tuturnya.
Jokowi sebut ada orang besar di balik tuduhan ijazah palsu
Sebelumnya, mantan Presiden RI Joko Widodo kembali angkat bicara terkait isu politik yang menimpa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama mengenai tuduhan ijazah palsu dan wacana pemakzulan.
Jokowi menyebut ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
"Kan saya sudah sampaikan, feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
"Artinya memang ada orang besar, ada yang backup, ya itu saja," jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.
"Ya semua sudah tahulah," ujarnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Freddy Alex Damanik, somasi Roy Suryo Cs itu sudah dihitung oleh Jokowi.
"Ya gak pa pa disomasi. Ini semakin mengkonfirmasi bahwa ini bukan masalah ijazah saja. bukan masalah benar salah saja. Tapi memang politik. Serang aja terus-serang aja terus sampai mana pak Jokowi kuat," kata Freddy dikutip dari tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi, TVOne pada Selasa (5/8/2025).
Ditegaskan Freddy, Jokowi kuat dan siap menghadapi sampai mana pun.
Freddy mengatakan, statemen Jokowi yang menyebut ada orang besar di balik isu ijazah palsu, itu adalah hal yang biasa.
Baca juga: Sosok Ikrar Nusa Bhakti yang Akui Jokowi Playing Victim di Kasus Ijazah Palsu, PSI Beber Data Survey
Freddy menyamakan statemen Jokowi itu dengan pernyataan pemerintah terkait pemesangan bendera one peace yang marak akhir-akhir ini.
"Pemerintah mengatakan, ada adu adomba, ada orang bermain politik di sini. Itu biasa, termasuk isu itu biasa saja," katanya.
Karena itu, Freddy mengaku bingung ketika Roy Suryo Cs justru mempermasalahkan pernyataan Jokowi tersebut.
"Saya juga bingung apa yang dirugikan dari statemen Pak Jokowi. Itu mengkonfirmasi bahwa ini permainan politik di belakangnya," katanya.
Menurut Freddy apa yang dilakukan Roy Suryo yang menghantam dan menyerang memang bertujuan agar Jokowi semakin terpuruk dan jatuh.
"Tapi saya gak yakin itu akan terjadi. Karena pak Jokowi politisi ulung, 10 tahun memimpin negeri ini yang punya strategi juga," katanya.
Terkait orang besar yang di kasus ijazah ini, Freddy melihat perannya sengaja mendorong Roy Suryo Cs.
"Roy Cs baik di offline maupun online mengatakan saya sowan ke beberapa tokoh. Dia (tokoh) ini bilang, saya dukung gerakan anda, lanjutkan. Itu omongan Roy," katanya.
Menurut Freddy, pernyataan Jokowi tentang adanya orang besar itu adalah bagian dari penyelesaian politik.
Dijelaskan, kasus ijazah palsu ini tak hanya masalah hukum, tapi juga politik karena isu ini ditambahi dengan isu-isu lain yang terus menyerang dan mendeskreditkan Jokowi.
"Kalau hukum diselesaikan melalui proses peradilan, putus. Kalau politik diselesaikan secara politik.
Apa yang dilakukan pak jokowi, statemen orang besar adalah bagian politik. Ada tujuannya," katanya.
Dikatakan Freddy, pernyataan Jokowi ini adalah bagian dari strategi politik yang dimainkan Jokowi.
"Memang ini bagian strategi politik yang dimainkan Jokowi. Ada pesan yang disampaikan di sini, kepada orang besar yang dimaksud. Kalau tidak ada agenda politik, isu-isu tidak akan terus menerus," tegasnya.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Roy Suryo
Roy Suryo Dipanggil Penyidik
Penyidik Polda Metro Jaya
ijazah Jokowi
Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
surabaya.tribunnews.com
Gebrakan Baru Dedi Mulyadi untuk Pengganti Study Tour, Libatkan Guru Fisika, Kimia dan Biologi |
![]() |
---|
Rekam Jejak Letjen Djon Afriandi yang Kini Dilantik Jadi Panglima Kopassus, Sebelumnya Jabat Danjen |
![]() |
---|
Beda Nasib Karyawan Swasta dan PNS saat Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Ini Curhat Pegawai: Tolong Lah |
![]() |
---|
Rekam Jejak Jeje Wiradinata, Eks Bupati Pangandaran yang Tantang Dedi Mulyadi Cabut Izin KJA |
![]() |
---|
Momen Haru Ibu Kandung Minta Maaf ke Farel Prayoga Setelah 14 Tahun, Nunduk Ucap: Kamu Gak Dendam? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.