Kisah Cinta Dua Benua, Adams Pemuda Nigeria dan Syarifah Gadis Aceh Menikah, Ini Kisahnya

Siapa sangka meskipun Aceh dan Nigeria dipisahkan jarak sejauh 9.768 Km, namun jodoh akhirnya mempertemukan mereka hingga menikah.

Editor: Wiwit Purwanto
SERAMBINEWS
KISAH CINTA - Adams dari Nigeria dan Syarifah dari Aceh dipertemukan lewat aplikasi hinga mereka pun menikah 

SURYA.CO.ID- Kisah cinta pemuda Nigeria dan gadis Aceh bikin haru dan bahagia, pernikahan antar negara ini ramai di media sosial. Pemuda Nigeria, Adams Ismaila Damilola (28) menikah dengan gadis Aceh, Syarifah Nurafifah (25).

Siapa sangka meskipun Aceh dan Nigeria dipisahkan jarak sejauh 9.768 Km, namun jodoh akhirnya mempertemukan mereka hingga menikah.

Pernikahan mereka berlangsung pada 12 Juli 2025 di rumah keluarga Syarifah dengan suasana sederhana tapi sangat khidmat.

Keduanya mengenakan pakaian adat khas Aceh, kebaya dan beskap yang dibuat khusus dari Surabaya.

Meskipun keluarga Adams tidak dapat hadir secara langsung, mereka tetap memberi restu melalui perwakilan.

Baca juga: Kisah Cinta Alfin Daniel dan McEntee Catherine, Asmara Beda Negara di Tengah Persaingan Voli

“Dia banyak belajar tentang budaya Aceh dan Islam sebelum menikah. Kami sama-sama menyukai makanan pedas, jadi banyak kesamaan yang membuat kami makin dekat,” kata Syarifah.

Dekorasi pernikahan yang mengusung tema elegan dengan nuansa Aceh menjadi daya tarik tersendiri.

Warna emas dan putih mendominasi, memperlihatkan kemewahan tanpa meninggalkan kesederhanaan yang khidmat.

Video pernikahan pemuda Nigeria dan gadis Aceh sedang menjadi perbincangan di media sosial TikTok.

Hingga Selasa (5/8/2025), tercatat video itu sudah ditonton mencapai lebih dari 2,6 juta kali.

Baca juga: Kisah Cinta Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto, Mata Berkaca-kaca Eks Suami Dilantik Jadi Presiden

Mereka, Syarifah, 25 tahun, dan Adams, 28 tahun, pertama kali berkenalan lewat aplikasi Muzz, sebuah platform khusus untuk para Muslim yang ingin memperluas pertemanan atau mencari jodoh.

Awalnya, Syarifah hanya ingin berlatih bahasa Inggris karena Adam fasih menggunakan bahasa tersebut.

Namun, obrolan ringan mereka berkembang menjadi sebuah hubungan yang penuh makna.

“Awalnya saya cuma ingin latihan bahasa Inggris, tapi lama-lama kami saling berbagi cerita dan nilai-nilai yang kami pegang ternyata sangat mirip, terutama soal iman dan keluarga,” ungkap Syarifah kepada Serambinews.com.com, Selasa (5/6/2025).

Adams yang tumbuh di lingkungan non-muslim juga merasa tertarik dengan latar belakang Syarifah yang berasal dari Aceh, daerah yang kuat dengan nilai-nilai Islam.

Dari situ, keduanya mulai membangun hubungan yang serius meski harus menjalani hubungan jarak jauh selama empat tahun.

Setelah video dan foto pernikahan mereka diunggah di TikTok, Syarifah dan Adams menjadi perbincangan hangat.

Sayangnya, tak semua komentar positif.

Banyak netizen yang menyoroti warna kulit Adams, bahkan ada yang menyampaikan komentar bernada rasis dan seksual.

Syarifah mengaku sempat merasa sedih dan terkejut dengan komentar negatif tersebut.

Namun, ia memilih untuk fokus pada hal positif dan nilai-nilai yang mereka pegang.

“Saya tidak pernah peduli dia dari negara mana atau warna kulitnya apa, karena saya percaya di mata Allah yang membedakan manusia hanyalah iman, bukan ras,” ujar Syarifah.

Adams pun ikut menenangkan Syarifah dan heran dengan komentar-komentar negatif tersebut, apalagi sebagian datang dari orang yang mengaku Islami.

Kisah Syarifah dan Adams bukan hanya soal perbedaan budaya dan warna kulit, tapi juga tentang kekuatan iman dan cinta yang melampaui batas-batas itu.

Mereka membuktikan bahwa pernikahan bisa terjadi dengan dasar yang kuat, yakni kesamaan nilai dan saling pengertian.

Melalui kisah mereka yang viral ini, banyak orang diingatkan kembali bahwa cinta sejati tidak memandang warna kulit atau asal usul, melainkan kedalaman hati dan ketulusan iman.

Meski berasal dari budaya yang berbeda, Syarifah dan Adams mengaku perbedaan tersebut tidak terlalu besar karena keduanya sama-sama muslim dan memiliki pola hidup yang cukup serupa.

Namun, ada beberapa perbedaan kecil yang menarik, terutama terkait makanan dan cara berkomunikasi.

“Salah satu hal lucu adalah kebiasaan suami saya setiap kali makan makanan Aceh seperti keumamah atau ikan tumis, dia selalu bilang, ‘Enak!’ dengan ekspresi semangat yang menggemaskan,” cerita Syarifah sambil tersenyum.

Selain itu, Adams juga suka meniru gaya bicara Syarifah dalam Bahasa Indonesia, misalnya mengucapkan kalimat seperti, “Jangan gitu lah,” meski dengan intonasi yang belum tepat.

Adams kini sedang belajar Bahasa Indonesia dan sedikit-sedikit Bahasa Aceh secara perlahan.

Di rumah, mereka menjalankan peran masing-masing tanpa aturan kaku, yang penting saling membantu dan mengerti satu sama lain.

“Saya paling kagum dengan kedisiplinan suami saya terhadap waktu. Dia sangat menghargai waktu dan selalu berusaha tepat waktu dalam segala hal,” ungkap Syarifah.

Syarifah menyadari bahwa masih banyak orang yang merasa heran melihat perempuan Indonesia menikah dengan pria berbeda ras karena hal itu masih jarang terjadi dan dianggap “spesial” atau aneh.

Padahal menurutnya, itu hal yang biasa saja.

“Yang penting itu seiman, komunikasinya sejalan, dan punya visi-misi yang sama,” kata Syarifah.

Harapannya ke depan, keluarga kecil mereka bisa terus tumbuh dalam kebaikan, saling menjaga, dan tidak menyakiti hati orang lain.

"Harapan saya ke depan, semoga keluarga kami terus tumbuh dalam kebaikan, saling jaga, dan tidak menyakiti hati orang lain," pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Cinta Pemuda Nigeria dan Gadis Aceh, Jodoh Bertemu Meski Dipisah Jarak 9.768 Km,

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved