Kecipratan Dampak TMMD di Jombang, Perahu Tambang Kebanjiran Rezeki di Atas Sungai Brantas
Sejak hadirnya TMMD ke-125 di Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Tikno ikut merasakan gairah pembangunan di daerah itu.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Jombang benar-benar membawa dampak luas pada pergerakan aktivitas masyarakat.
Salah satunya pada kegiatan perahu tambang untuk penyeberangan Sungai Brantas di perbatasan Kecamatan Kudu dan Kecamatan Kesamben.
Setiap pagi, suara peluit perahu getek milik Tikno (50) mengisyaratkan dimulainya aktivitas pagi. Tikno adalah kapten perahu tambang, dengan dua anak buah yang sigap mengantarkan para penumpang ke seberang sungai.
Sudah lebih dari satu dekade, ia menjalani hari-hari sebagai nahkoda perahu tambang, menyeberangkan warga dan sepeda motor menembus derasnya arus dan waktu.
Sejak hadirnya TMMD ke-125 di Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Tikno ikut merasakan gairah pembangunan di daerah itu.
Setiap hari banyak para pasukan loreng hijau hitam ini memilih transportasi alternatif perahu tambang untuk mempersingkat waktu perjalanan ke lokasi TMMD.
Menaiki perahu tambang membuat akses perjalanan lebih singkat, dibandingkan melalui jalur darat. Bahkan perjalanan dari Kecamatan Kudu menuju Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, umumnya memakan waktu sekitar 15-25 menit.
Waktu yang sangat singkat jika dilalui melalui Sungai Brantas. Tidak hanya Kecamatan Ngusikan yang kelimpahan berkah TMMD, wilayah Kecamatan Kudu juga terimbas, aliran rezeki salah satunya mengalir ke Tikno.
Aktivitas satgas TMMD yang rutin melintasi Sungai Brantas menggunakan jasa perahu tambangnya membawa perubahan yang ia syukuri setiap hari.
“Biasanya dapat Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari. Sekarang bisa Rp 200.000,” ucap Tikno, Senin (4/8/2025).
Bisnis 'pertambangan' yang dijalankan Tikno melayani rute penting antara Desa Gumulan, Kecamatan Kesamben menuju Kecamatan Kudu.
Dengan tarif Rp 5.000 per kendaraan roda dua, perahu bisa mengangkut 20-30 motor sekaligus dalam sekali jalan. Jasa ini menjadi andalan warga, terutama saat lalu lintas di jalur darat seperti Jembatan Ploso padat atau macet.
“Kalau lewat darat bisa setengah jam. Tetapi lewat perahu cuma 5-10 menit. Waktu operasi perahu dari pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB," tambah Tikno.
Bagi warga seperti Tikno, TMMD bukan sekadar kegiatan pembangunan. Kehadiran para anggota TNI yang setiap hari melintasi Sungai Brantas untuk menuju lokasi sasaran pembangunan telah menghidupkan kembali denyut ekonomi kecil di pinggiran sungai.
“Banyak tentara yang naik perahu pagi dan sore, karena memang lebih cepat ke lokasi TMMD,” kata Koptu Dwi, anggota Koramil 02/Diwek, yang ambil bagian dalam kegiatan ini. Menurutnya, pilihan menggunakan perahu tambang lebih efisien bagi mobilitas pasukan.
TMMD ke-125 tahun 2025
TMMD di Jombang
jasa perahu Tambangan
perahu tambah di Sungai Brantas
Sungai Brantas
perahu tambang terbantu TMMD
rezeki operator perahu tambang
dampak kegiatan TMMD
Jombang
| SMPN 2 Ploso Jombang Terendam Banjir, Siswa Ikuti Pembelajaran Daring |
|
|---|
| Juru Masak Sekolah Rakyat Jombang Kini Jadi 3 Orang, Begini Kondisi Dapurnya |
|
|---|
| Kasus TBC di Jombang Meningkat, 15 Pasien Meninggal dalam Tiga Bulan Terakhir |
|
|---|
| Eks Ketua PN Jombang Digugat Karena Membangun Di Tanah Milik Dokter, Sempat 3 Kali Mangkir Sidang |
|
|---|
| Komplotan Pencuri Bobol Toko di Jombang, Kantongi Puluhan Kaleng Rokok Dan Uang Recehan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/perahu-tambang-di-Jombang-11.jpg)