Berita Viral

Tak Puas Hasil Polisi Ungkap Penyebab Kematian Arya Daru, Pengamat Duga Ada Intelejen Gelap

Meski Polda Metro Jaya sudah mengungkap penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan (39), sejumlah pihak masih meragukan.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas TV/Instagram
JANGGAL - (kiri) Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkap penyebab kematian diplomat Kementerian Arya Daru Pangayunan dalam konferensi pers, Selasa (28/7/2025). (kanan) foto Arya Daru 

SURYA.CO.ID - Meski Polda Metro Jaya sudah mengungkap penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan (39), sejumlah pihak masih meragukan.

Mulai dari keluarga, kerabat, hingga pengamat.

Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum, Mustofa Nahrawardaya, belum meyakini bahwa Arya Daru meninggal karena mengakhiri hidupnya. 

"Sampai hari ini saya belum ikhlas kalau ini disimpulkan tidak ada pihak lain yang terlibat atau katakanlah ini bunuh diri, belum jelas," kata Mustofa dikutip SURYA.CO.ID dari TV One.

Bahkan, ia menduga ada sosok di balik kasus kematian Arya Daru. 

"Makanya saya agak-agak berani meski ini belum 99 persen, kalau ini bagian dari operasi intelejen hitam, saya tidak menuduh intelejen mana nih, karena ini diplomat lho," katanya.

"Bahkan sudah beredar itu rangkuman NSA itu, cuma saya gak tahu itu ilegal apa enggak, makanya enggak saya, cuman itu serius gitu," ujarnya.

"Jangan-jangan karena dia seorang diplomat, ngurusin banyak masalah kasus di luar negeri termasuk tenaga kerja, membantu kasus TPPO dan sebagainya," kata Mustofa.

Mustofa membandingkan kematian Arya Daru ini dengan kasus Munir.

"Kenapa dia dibunuh sebelum terbang, ini kan beda dengan, meskipun mungkin ini modusnya sama ya, dengan kontras," katanya.

"Kan itu melibatkan banyak orang, gak mungkin sendirian kalau operasi ini operasi intelejen ya, saya gak tahu intelejen mana," ujarnya.

Menurutnya, jika memang ini operasi intelejen gelap, ini betul-betul sempurna.

"Tapi menurut saya kalau ini operasi intelejen, betul-betul sangat sempurna sehingga, setidaknya polisi se-Polda itu kesimpulannya sama seperti yang kemarin kita dengarkan, tidak ada satu pun kecurigaan dalam rilis kemarin itu bahwa ada tangan-tangan kotor yang terlibat dalam kejadian kematian Arya," ujarnya.

Baca juga: Alasan Nicholay Aprilindo Tak Percaya Polisi soal Penyebab Kematian Arya Daru, Ungkap Temuan Lain

"Seharusnya itu ada, handphonenya belum ditemukan kok sudah disimpulkan gak ada keterlibatan pihak lain?" imbuhnya.

Selain itu, Mustofa juga curiga bahwa almarhum Arya Daru di malam sebelum korban ditemukan tewas ada yang memandunya.

Seperti gelagatnya yang terekam CCTV di mall, naik ke gedung Kemenlu kemudian pulang.

"Ke lantai 12, kemudian kembali ke kosan, ini dugaan saya ini, bukan keinginan dia tapi ada yang mandu, kemungkinan ya, ada pihak lain yang belum ketemu," ungkapnya.

Analisa Praktisi Hukum dan HAM

Di sisi lain, Praktisi hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo, tidak percaya dengan pernyataan Polda Metro Jaya soal penyebab kematian Arya Daru.

Nicholay Aprilindo menilai, pernyataan Direskrimum Polda Metro Jaya penuh kejanggalan.

Menurutnya, pernyataan dirreskrimum ini bertentangan dengan hasil  pemeriksaan ahli forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.

"Ahli RSCM mengatakaan kematian korban diakibatkan adanya luka lebam," kata Nicholay dikutip dari tayangan Hot Room Metro TV pada Rabu (30/7/2025). 

Selain itu, lanjut Nicholay, ada juga luka terbuka dangkal dengan tepi tidak rata pada bibit bawah dalam,  luka lecet pada pipi kanan, luka lecet pada leher, memar pada kelopak atas mata sebeleh kiri, dan bibir bawah bagian dalam.

Selain itu ada juga memar lengan atas kanan dan bawah, tenggorokan ditemukan lendir dan busa halus putih kemerahan, sembab paru, pembengkakan paru dan pelebaran pembuluh darah dan bintik-bintik pendarahan. 

Hasil lain juga mengungkap darah berwarna gelap dan encer, kekuarangan oksigen akut pada jantung serta gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan kematian

"Kalau luka sebegitu banyak, dikatakan mati bunuh diri?" katanya. 

Apalagi, lanjut Nicholay, sebelum kepalanya tertutup lakban, juga ditutup dengan plastik. 

Nicholay membantah luka-luka tersebut disebabkan karena korban mau melompat dari rooftop gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu). 

Nicholay justru melihat gerakan Arya Daru yang seolah memeluk tembok itu karena ada yang membuntuti dia. 

"Berdasatrkan hasil analisa kami, dia lihat, masih ada gak orang yang membuntuti dia," katanya. 

"Kalau dia naik di atas tembok itu, mana mungkin terjadi luka lebam. Sekeras-lerasnya orang memeluk tembok begini, tidak mungkin terjadi luka lebam," katanya. 

 "TIdak ada luka lebam dari sandar tembok," tegasnya. 

Selain itu, lanjut Nicholay, kalau niat korban naik ke rooftop sudah mau bunuh diri, dia pasti sudah melompat ke bawah. 

"Ngapain nunggu, ngapain harus meninggalkan tas yang berisi pakaian," katanya. 

Apalagi lanjut Nicholay, dari informasi yang dia terima di dalam laptop itu berisi sindikat TPPO by name dan by adrees. 

"Ada informasi A1 bang," sebutnya. 

Nicholay juga curiga dengan pengakuan polisi bahwa ponsel korban hilang.  

"Waktu dia ke GI (Grand Indonesia) ada Farah ada Dion, balik ke kos pegang HP. Lalu, yang hilang HP yang mana,"katanya. 

NIcholay juga menganggap aneh rekaman CCTV di rooftop dan pengakuan penjaga kos. 

Dari rekaman CCTV di rooftop terlihat dia berada di tempat itu hingga pukul 23.09. 

Namun, menurut pengakuan penjaga kos Arya Daru masuk ke kos pukul 22.15 dan sempat menyapa dia. 

"Darimana dalam satu persitiwa ada 2 orang," tukasnya

Pernyataan Polda Metro Jaya

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya, memastikan penyebab kematian korban karena gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas. 

Dia menyimpulkan tidak ada unsur pidana dan Arya Daru meninggal dunia tanpa keterlibatan pihak lain. 

Kombes Pol Wira Satya Triputra juga mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan luar, tim dokter forensik menemukan luka lecet pada wajah dan leher. 

Lalu luka terbuka pada bibir dalam, serta luka memar pada wajah, bibir, dan anggota gerak atas kanan, serta terdapat tanda-tanda perbendungan. 

Sementara pemeriksaan dalam ditemukan darah lebih gelap dan encer, lendir dan busa halus pada batang tengkorak,  sembab pada paru dan  perbendungan pada seluruh organ dalam.  

"Tidak ditemukan penyakit pada organ dalam," tegas Kombes Pol Wira Satya Triputra di Aula Satya Harprabu Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).

Lalu, apa penyebab luka memar pada tubuh korban? 

Salah satu tim dokter RSCM menjelaskan luka memar ini berbeda dengan luka lebam.

Kalau luka lebam disebabkan karena telah meninggal dunia.

Sementara luka memar yang diderita Arya Daru terdapat di kelopak atas mata kiri, bibir bawah dalam, lengan atas kanan dan lengan bawah kanan. 

"Berdasarkan hasil gelar, bahwa saat berada di kemenlu di rooftop, ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yang dapat mengakibatkan memar pada lengan atas kanan," terangnya.

Kombes Pol Wira Satya menyebut tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kasus kematian Arya Daru.

 "Hasil daripada penyelidikan yang kami lakukan bahwa penyelidikan yang kami lakukan kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Kombes Wira Satya.
 
Penyelidikan kasus ini melibatkan beberapa unsur di antaranya Apsifor, RSUPN CM (RSCM), Puslabfor Polri, Ditressiber Polda Metro Jaya, dan Pusident Polri.

Wira menegaskan hasil penyelidikan sejauh ini tidak mengarah pada dugaan kejahatan.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved