Berita Viral

Penjelasan Ahli UGM soal Beda Air Tanah dan Air Pegunungan, Setelah Video Sumber Air Aqua Viral

Video Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) viral. Begini penjelasan ahli UGM.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase Youtube Dedi Mulyadi/Kompas.com
AHLI UGM BUKA SUARA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat sidak perusahaan air kemasan milik Aqua. 

Ringkasan Berita:
  • Video sidak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua viral soal dugaan sumber air dari sumur bor.
  • Ahli UGM jelaskan air pegunungan adalah air tanah dari sistem geologi gunung.
  • Sumur bor hanya cara pengambilan, bukan penentu asal air.

 

SURYA.CO.ID - Viral video kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua memunculkan perdebatan soal sumber air merek tersebut.

Dalam video itu, muncul tudingan bahwa air Aqua berasal dari sumur bor atau air tanah dangkal, bukan dari pegunungan seperti yang selama ini diasosiasikan.

Menanggapi isu tersebut, Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Heru Hendrayana memberikan penjelasan ilmiah mengenai perbedaan antara air tanah biasa dan air pegunungan.

Baca juga: Respon Kementerian ESDM dan BRIN Soal Dugaan Aqua Pakai Air Sumur Bor Usai Disidak Dedi Mulyadi

Air Pegunungan Adalah Air Tanah yang Berasal dari Gunung

Menurut Heru, istilah “air pegunungan” sebenarnya merujuk pada air tanah yang berasal dari sistem geologi di kawasan gunung, bukan air permukaan seperti sungai atau danau.

“Air pegunungan itu artinya air tanah, jadi bukan air permukaan. Air tanah yang berasal dari gunung, itu yang disebut air pegunungan,” ujar Heru dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/10/2025).

Air pegunungan tidak selalu muncul langsung di wilayah puncak gunung. Air tersebut bisa saja mengalir ke lereng, kaki gunung, atau bahkan ke dataran sekitarnya, selama asalnya tetap dari sistem batuan di pegunungan.

Sebaliknya, air hujan yang meresap ke tanah di lereng gunung dan mengalir keluar disebut air tanah dangkal, bukan air pegunungan. 

Heru menegaskan, asal-usul air pegunungan tidak bisa dilihat secara kasat mata.

Untuk membuktikannya, diperlukan penelitian ilmiah yang mendalam, termasuk analisis terhadap sistem akuifer atau sistem vulkanik di bawah tanah.

Akuifer sendiri merupakan lapisan geologi yang mampu menyimpan dan mengalirkan air, seperti batuan berpori atau lapisan tanah jenuh air.

“Maka dari itu, semua yang menyebut air pegunungan harus bisa dibuktikan secara ilmiah. Pembuktiannya lewat penelitian dan riset,” tegas Heru.

Proses pembuktian tersebut tidak singkat. Uji kimia, analisis isotop, hingga kajian geologi biasanya memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun untuk hasil yang akurat.

“Kalau Aqua, mungkin penelitiannya bisa sampai setahun untuk membuktikan apakah itu air pegunungan atau bukan,” ujarnya.

Perbedaan Kandungan Air Tanah Biasa dan Air Pegunungan

Heru menjelaskan, perbedaan utama antara air tanah biasa dan air pegunungan terletak pada kandungan mineralnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved