Masa Tanam Tembakau di Tulungagung Mundur Akibat Kemarau Basah, Produksi Bisa Turun Namun Harga Naik

“Dari Jombang, saya sudah melayani sekitar 400.000 benih. Kalau dari Trenggalek hanya 50.000 benih,” ucapnya. 

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
USIA 20 HARI - Endri Cahyono, Ketua Kelompok Petani Tembakau Tani Makmur Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, menunjukkan tanaman tembakau miliknya yang berusia 20 hari, Selasa (29/7/2025). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kemarau basah yang masih menjadi anomali selama kemarau ini, berdampak pada jadwal tanam tembakau di Tulungagung.

Para petani di sentra tembakau di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu juga harus menunda jadwal tanamnya. 

Kiriman hujan di musim kemarau membuat lahan terus basah, sehingga banyak lahan tembakau yang tidak bisa ditanami. Dengan kondisi ini produksi tembakau akan turun namun akan mendongkrak harga jualnya.

“Mungkin saat ini dari semua lahan tembakau, baru 40 persen yang sudah ditanami,” ungkap Ketua Kelompok Petani Tembakau Tani Makmur Desa Kendalbulur, Endri Cahyono, sekaligus Bendahara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Tulungagung, Selasa (29/7/2025). 

Di Desa Kendalbulur, dari total lahan 190 hektare, ada 40 hektare yang tidak bisa ditanami tembakau.

Sementara desa lain, seperti Ngranti dan Bono di Kecamatan Boyolangu, serta Desa Pojok di Kecamatan Campurdarat, lebih sedikit lahan yang sudah ditanami tembakau.

Menurut Endri, kondisi lahan masih basah sehingga banyak petani yang memilih kembali menanam padi, atau sayur mayur yang tahan air. 

“Normalnya di bulan Juni kita sudah mulai tanam tembakau. Tetapi karena masih ada hujan lahannya terus basah, sehingga banyak yang ditanami padi lagi,” ungkapnya.

Tanam di bulan Juni paling ideal karena dari sisi kualitas maupun produktivitas akan mencapai yang terbaik. Karena kendala kondisi lahan, banyak petani yang baru mulai tanam di akhir Juli  ini 

Endri berharap tidak ada lagi hujan yang turun sehingga tanaman tembakau bisa optimal. Meski demikian karena masa tanam yang mundur, kualitas tembakau tidak akan sebaik saat masa tanam di bulan Juni.

Menurutnya, kualitas tembakau sangat tergantung pada kandungan nikotinnya.  Karena tanam di bulan Juli, maka masa panen pada pertengahan Oktober sampai November menurunkan kadar nikotinnya.

“Rasanya tetap akan kalah dibanding dengan tembakau yang ditanam di bulan Juni. Selain itu masa tanam yang mundur akan menurunkan rendemen,” jelas Endri.

Rendemen rata-rata tembakau Kendalbulur ini dari 1 kuintal daun basah, akan menghasilkan 13-14 KG tembakau rajangan kering tanpa gula. Dampak kemarau basah ini, diperkirakan rendemen akan berkurang menjadi 10-11 KG.

Dengan luas tanam dan rendemen yang berkurang, maka produksi tembakau tahun 2025 diperkirakan juga turun.

Situasi yang sama pernah terjadi di tahun 2010, kemarau basah membuat produksi tembakau turun drastis.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved