Liputan Khusus Truk ODOL Surabaya

Organda Sebut Belum Ada Aturan Batas Tarif Logistik Diduga Jadi Sebab Praktik Truk ODOL

Ketua DPC Organda Khusus Tanjung Perak, Kody Lamahayu Fredy, menyebut praktik truk ODOL tak lepas dari kondisi pengusaha yang pas-pasan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: irwan sy
Tribun Jatim/Luhur Pambudi
DEMO SOPIR TRUK - Ilustrasi demonstrasi sopir truk yang protes aturan ODOL di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Jalan Frontage A Yani, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Ketua DPC Organda Khusus Tanjung Perak, Kody Lamahayu Fredy, menyebut praktik truk ODOL tak lepas dari kondisi pengusaha yang pas-pasan. 

“Perang harga itu yang mendorong pengusaha memuat sebanyak-banyaknya,” imbuh Sumadita.

Sumadita menganggap penetapan tarif dasar bisa jadi solusi, tapi harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

Sebab, menurutnya, karakteristik jalur logistik tiap daerah berbeda-beda.

Biaya konsumsi bahan bakar jalur Jawa tidak bisa disamakan dengan lintasan di Sumatera atau wilayah lain.

Itulah mengapa ia mendorong kebijakan tarif yang fleksibel, bukan disamaratakan.

“Harus dicarikan win-win solution. Jangan sampai niat baik malah menekan pengusaha kecil di daerah," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved