Gubernur Khofifah Klaim Berhasil Entaskan 17.940 Masyarakat Miskin Jawa Timur Per Maret 2025

Pemprov Jatim berhasil mengentaskan 17.940 masyarakat miskin atau setara 0,29 persen (y-o-y) berdasarkan rilis BPS Maret 2025.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
Pemprov Jatim
PENGENTASAN KEMISKINAN - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan untuk warga miskin sebagai upaya mengentaskan mereka dari kemiskinan. Pemprov Jatim berhasil mengentaskan 17.940 masyarakat miskin atau setara 0,29 persen (y-o-y) berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2025. 

SURYA.co.id | SURABAYA – Pemprov Jatim berhasil mengentaskan 17.940 masyarakat miskin atau setara 0,29 persen (y-o-y) berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2025.

Penurunan tersebut menjadikan kemiskinan Jawa Timur berada pada angka 9,50 persen, turun sebanyak 0,29 persen poin dari 9,79 persen pada Maret 2024.

Jumlah penduduk miskin kini tercatat sebanyak 3.836.520 jiwa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa ini merupakan hasil nyata dari kerja bersama yang melibatkan seluruh elemen pembangunan, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, hingga desa, termasuk sinergi pentahelix dengan sektor swasta, perguruan tinggi, media, dan komunitas.

“Penurunan kemiskinan di Jatim bukan semata angka statistik, tapi cerminan kerja keras dan kepedulian kolektif untuk menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan merata di seluruh pelosok Jawa Timur,” ujar Khofifah, di Grahadi, Senin (28/7/2025).

Khofifah menambahkan Jatim tercatat sebagai provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi kedua di Pulau Jawa, setelah Jawa Tengah.

“Selain itu, Jatim juga tercatat sebagai kontributor keempat terbesar secara nasional terhadap penurunan angka kemiskinan periode September 2024–Maret 2025 dengan kontribusi 8,96 persen,” tegasnya.

Berdasarkan data BPS, penurunan kemiskinan Jatim dari Maret 2024 ke Maret 2025 lebih tinggi terjadi di wilayah perdesaan.

Tepatnya, sebesar 0,44 persen poin atau setara dengan 105.290 jiwa, sementara di perkotaan sebesar 0,12 persen poin atau 1.510 jiwa.

Selain angka kemiskinan yang menurun, disparitas kemiskinan antara desa dan kota juga menunjukkan tren positif dengan kecenderungan menyempit menjadi 5,86 persen dari 7,59 pada Maret 2019.

Selain itu, Gini Ratio di Jawa Timur juga mengalami penurunan sebesar 0,004 poin dibandingkan September 2024 sebesar 0,373 poin menjadi 0,369 poin Maret 2025.

Berdasarkan kriteria ketimpangannya, maka termasuk Ketimpangan Sedang.

Penurunan angka Gini Ratio September 2024 hingga Maret 2025 terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.

Gubernur Khofifah menambahkan bahwa kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2) di Jatim juga menurun.

Indeks P1 turun dari 1,480 menjadi 1,414, sementara P2 dari 0,310 menjadi 0,294.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved