Berita Viral

3 Pakar yang Ungkap Analisis Penyebab Kematian Arya Daru, Akhiri Hidup atau Pembunuhan Berencana?

Kasus kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda yang tewas dengan kepala terlilit lakban, menjadi sorotan banyak pakar di bidangnya.

Ada satu lagi yang bikin penasaran: kemungkinan kamera CCTV lain yang belum ikut ditampilkan ke publik. Rumah kos tersebut memiliki bentuk bangunan memutar, dan secara logika, harusnya ada kamera tambahan dengan sudut tangkap berbeda.

"Kalau di sini blind spot, pasti ada kamera lain yang bisa lihat dari sudut berbeda. Kalau ada orang masuk dengan menyelinap, mungkin kamera satu tidak lihat, tapi kamera lainnya bisa," katanya.

Abimanyu mendesak penyidik untuk mengungkap semua rekaman yang tersedia. Menurutnya, jika niatnya adalah mencari kebenaran, maka seluruh potongan waktu harus diperiksa.

Dalam pernyataannya, Abimanyu mengingatkan agar publik tidak mengalami "déjà vu" seperti dalam kasus kematian Mirna Salihin yang menyeret Jessica Wongso.

Saat itu, satu CCTV penting tidak pernah ditampilkan di persidangan, dan baru muncul ketika ayah Mirna mengungkapnya dalam acara TV.

"Jangan sampai deja vu Jessica Wongso. Waktu itu, CCTV belakang cafe yang krusial malah tidak diungkap sejak awal," tegasnya.

Abimanyu menyampaikan pesan penting kepada aparat hukum: transparansi adalah kunci.

Jika semua rekaman ditampilkan secara utuh, maka kebenaran akan lebih mudah dicapai. 

Tapi jika hanya sebagian yang dibuka, maka publik patut bertanya, apa sebenarnya yang ingin disampaikan?

"Kalau hanya ingin menuntaskan, ya tinggal bilang bunuh diri atau pembunuhan tanpa pelaku. Tapi kalau mau benar-benar mengungkap, ya buka semua CCTV yang ada," pungkasnya.

Baca juga: 4 Fakta Terbaru Kematian Arya Daru: Siswanto Penjaga Kos Hilang Misterius, Karyawan Toko Resign

3. Pakar Mikroekspresi Ungkap Kejanggalan Posisi Jasad

Pakar Mikroekspresi, Kirdi Putra, yakin penyebab kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan karena dibunuh. 

Ia menyebut, kondisi seseorang yang mengakhiri hidupnya tidak akan tertata rapi saat ditemukan.

“Enggak, enggak, enggak ujuk-ujuk tiba-tiba selesai gitu aja. Pasti ada bocoran-bocoran kecil tapi orang enggak ngeh aja biasanya yang baru nyambung setelah dia bunuh diri."

"Kalau terlihat dari gerak-geriknya itu saya tidak bisa melihat bahwa dia ada intensi buat itu,” kata Kirdi, dikutip SURYA.CO.ID dari tayangan di YouTube SindoNews TV.

Dia pun menyoroti kondisi jasad Arya Daru yang kondisi kepalanya terlilit lakban.

“Nah, kalau bayangkan bahwa kita melilit enggak usah pakai lakban deh, pakai tisu gulung aja dililit butuh waktu lama loh dan sulit loh."

"Dan itu pasti seseknya itu membuat tubuh itu enggak karuan gerakannya,” ujarnya.

“Dan ini masih terbungkus rapi di dalam selimut."

"Rapi juga, apa namanya lakbannya di muka. Nah, buat saya ini sangat kasus yang cukup absurd dan arahnya sebagian besar sudah kecil untuk bunuh diri,” ujar Kirdi.

Kirdi menambahkan bahwa seseorang akan terlihat dari gerak-gerik kebiasaan sehari-harinya. Jika terlihat janggal, maka akan terlihat ada sesuatu yang sedang dialaminya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved