Kapal Tenggelam di Selat Bali

Kepastian Pengangkatan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya, Ini Penjelasan Pemilik Kapal

Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai atau KLKP memprakirakan biayanya mencapai puluhan miliar rupiah.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Polairud Polda Jatim
BANGKAI KAPAL - Gambar bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di dasar Selat Bali dari perekaman ROV yang merekam pada Minggu (13/7/2025). Video ini sekaligus menjadi bukti terjelas dari bangkai kapal. 

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Hingga saat ini, rencana pengangkatan bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025), masih belum pasti.

PT Raputra Jaya, perusahaan pemilik KMP Tunu Pratama Jaya, yang bertanggung jawab untuk mengangkat bangkai belum memberikan kepastian tentang rencana tersebut.

"Masih kami rapatkan," kata Wakacab PT Raputra Jaya, Delnov Nababan, Senin (21/7/2025) malam.

Pengangkatan bangkai kapal akan memakan biaya yang besar. 

Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai atau KLKP memprakirakan biayanya mencapai puluhan miliar rupiah.

Menurut Delnov, perusahaan telah mengasuransikan kapal yang tenggelam. 

Sehingga biaya pengangkatan kapal nantinya akan ditanggung pihak asuransi.

"Karena kami sudah ada asuransinya," ujarnya.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengatur soal kewajiban pengangkatan bangkai kapal yang tenggelam.

Baca juga: Kapal Eks-LCT Beroperasi Kembali, Kemacetan di Jalur Menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Teratasi

Pasal 203 menyatakan, pemilik kapal wajib menyingkirkan kerangka kapal dan/atau muatannya yang mengganggu keselamatan dan keamanan pelayaran paling lama 180 hari kalender sejak kapal tenggelam.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menjelaskan, bangkai kapal yang berada di kedalaman kurang dari 100 meter di alur penyeberangan harus diangkat dalam kurun waktu kurang dari 100 hari.

"Tapi kalau di luar alur, itu dalam waktu 6 bulan," ujarnya.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada 2 Juli 2025 tengah malam. 

Dalam tragedi itu, 30 orang selamat dan 19 orang ditemukan dalam keadaan meninggal. 

Sementara operasi SAR telah ditutup pada hari ke-20 atau Senin (21/7/2025).

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved