Saat Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi di Atas Sumber Ubalan Kediri

Upacara adat Kebur Ubalan ini rutin digelar setiap bulan Suro, menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus sarana promosi wisata alam dan spiritual.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Isya Anshori
BEREBUT GUNUNGAN - Warga tumpah ruah di kawasan wisata Sumber Ubalan Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Jawa Timur, Sabtu (19/7/2025) untuk mengikuti upacara adat Kebur Ubalan. Tradisi yang digelar setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa ini menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus sarana promosi wisata alam dan spiritual. 

Prosesi berlanjut ke lokasi wisata utama Sumber Ubalan. Di depan panggung utama, gunungan raksasa setinggi lima meter menjadi pusat perhatian warga.

Setelah pembacaan doa kembali dilakukan, panitia mulai membagikan hasil bumi kepada pengunjung, disambut antusiasme warga yang berdesak-desakan mengulurkan tangan.

Rangkaian acara tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan antarwarga.

Mulai dari pemuda desa, kelompok tani, hingga pelajar dan tokoh masyarakat turut dilibatkan. 

"Ini menjadi bentuk pelestarian budaya sekaligus sarana pendidikan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda," ungkap Toha. 

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Museum dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Priyatno memberikan apresiasi atas pelaksanaan tradisi ini.

Menurutnya, upacara Kebur Ubalan adalah kekayaan budaya yang memiliki nilai historis dan spiritual tinggi.

"Tradisi ini bukan hanya soal berebut hasil bumi, tapi menggambarkan gotong royong dan kesadaran akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan," katanya. 

"Ubalan sendiri sejak zaman Belanda sudah dimanfaatkan untuk irigasi pabrik gula Jengkol yang berada tak jauh dari sini dan sekarang menjadi warisan budaya sekaligus destinasi wisata yang terus berkembang," imbuh Eko.

Dia menambahkan, pelestarian budaya seperti ini sejalan dengan misi pariwisata berkelanjutan.

Apalagi jika dikemas dengan baik, potensi Sumber Ubalan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan dari luar daerah. 

"Ini aset budaya sekaligus ekonomi. Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang lebih besar dan terpromosikan dengan baik," tuturnya.

Selain upacara adat, masyarakat juga memanfaatkan momen ini untuk menggelar bazar UMKM dan pameran hasil pertanian.

Pengunjung yang datang tak hanya mendapat pengalaman spiritual, tetapi juga bisa mencicipi berbagai produk unggulan desa setempat. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved